~13~

3 0 0
                                    

Nura menunggu Salman yang sepertinya mengantri di kantin karena ini sudah 5 menit tetapi Salman belum juga datang.

Pintu tiba-tiba terbuka menampilkan Salman yang membawa plastik hitam.Nura hanya memperhatikan Salman sampai sosok itu duduk di hadapannya.

Ahh..dia tau mengapa Salman badmood seperti ini, pasti jawabannya karena banyak tugas saat ia lapar. Ini bukan pertama kalinya Salman seperti ini, Salman biasanya mengandalkan Nura untuk membantunya membereskan kerjaan Osis yang menumpuk.

Selagi Salman makan Nura hanya memperhatikan. Salman memang tampan, bohong kalau tidak ada yang menyukai Salman, karena setiap ia lewat bersama Salman banyak yang memperhatikan mereka tetapi mereka hanya memperhatikan tidak bertindak seperti novel-novel kebanyakan yang ia baca.

"liatin apa?" Nura tersentak mendengar pertanyaan itu.

"eh, engga liat apa-apa," Salman tidak ambil pusing, memilih melanjutkan makan. Ia tidak tau mengapa sering memanggil Nura saat moodnya turun.
Namun yang ia tau, saat ada Nura moodnya langsung naik.

Salesai Salman beres makan bel pulang berbunyi, Nura menatap Salman ingin mengatakan sesuatu tapi tidak ada kata yang keluar dari mulutnya.

"mau pulang?" Salman bertanya dan tentunya Nura mengangguk semangat.

"tapi mampir dulu ke toko buku ya?"

"ngapain?"

"beli batagor!" jawabnya jutek. Oh ayolah, itu pertanyaan basa-basi. Orang buta juga tau kalau Nura ingin beli buku karena hobinya adalah berimaninasi.

Salman hanya menggelengkan kepala dengan tingkah cewek dihadapannya ini. Sembari membereskan barang-barang Salman sesekali melirik kearah Nura yang sedang sibuk dengan handphonenya.

Mereka berdua keluar dan menuju ke parkiran. Sisa beberapa kendaraan lagi disana, sepertinya masih ada yang latihan basket ataupun organisasi lain.

Setelah memberikan helm kepada Nura, Salman mengkode agar Nura segera naik. Dirasa Nura sudah nyaman duduk akhirnya ia menjalankan motornya.

Di motor Salman sesekali melihat kearah Nura lewat kaca spion. Cewek itu hanya diam sembari melihat-lihat jalan. Entah sejak kapan Salman mulai betah memandanginya.

"man,"

Suara itu hampir membuat Salman tersentak, segera ia palingkan muka lurus kedepan.

"hm,"

"Gue beneran mau batagor," gumam Nura lirih namun masih bisa di dengar oleh Salman.

Salman menggelengkan kepala dengan tingkah Nura, cewek itu kalau ingin memakan sesuatu harus dapat saat itu juga, ia merasa seperti seorang suami dengan istri yang sedang hamil. Membayangkan itu membuatnya terkekeh geli tanpa sadar.

"Man lo kok ketawa sih? Jahat banget,"

Salman diam dan melirik Nura yang kini tampak menekuk mukanya, bibirnya berkedut karena menahan tawa.

"Salmannn," rengek Nura lagi saat melihat Salman kesusahan menahan tawa, bahkan tubuhnya bergetar.

Salman kadang merasa heran dengan dirinya sendiri, mengapa ia begitu mudah tertawa dan tersenyum hanya karena seorang cewek yang manja dan ceroboh. Jika teman-temannya melihat hal itu, pasti akan menjadi bahan tawaan sepanjang hari.

Mereka sampai di parkiran khusus toko buku itu, namun langkah Nura bukan menuju masuk ke dalam melainkan menyebrang jalan dan mendekati penjual batagor.

Nura duduk di salah satu bangku dan menghadap kearah jalan, matanya menatap kearah Salman yang masih berdiri di parkiran. Melihat Salman menghela nafas Nura tersenyum manis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ketos KillerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang