9

141 14 1
                                    

Taehyung menggeber motornya menembus dinginnya udara pegunungan. Dia melupakan jaket yang harus dia kenakan tertinggal begitu saja di kamar tidur sementaranya, berburu dengan waktu dan fikiran yang sudah tidak lagi fokus saat mendengar nasib adik dan teman-temannya yang lain di bis yang mereka tumpangi. Dalam mulutnya yang terkatup rapat tiada henti dalan hatinya berdoa semoga semua dalam keadaan baik saja.

Mata taehyung seketika mencari sosok adiknya, benar saja. Bis mengalami insiden namun taehyung belum tahu apa penyebabnya karena fokusnya kali ini hanya untuk mencari adiknya di antara keramaian yang ada. Sudah ada beberapa orang yang langsung menanyakan kepada supir bang onew sedang sibuk mengkonfirmasi kepada petugas kepolisian dan soekjin sedang mendampingi bang onew untuk memberikan kronologi kejadian, taehyung masih mencari-cari dimana Jennie berada.

"Taehyung..."

Suara yang sudah lama tak terdengar di rungunya. Membuat atensinya berubah haluan. Irene.

Tanpa menjawab, Irene seolah tahu apa yang sedang Taehyung cari sedari tadi.

"Jennie ada didalam restoran, sedang meminum teh hangat". Irene memandunya untuk bertemu dengan Jennie

Taehyung menghela nafas panjang ada rasa lega di dadanya. Sebenarnya Taehyung sudah sangat bersyukur saat mendapati bis yang ditumpangi adiknya terlihat masih utuh dan hanya mengalami insiden kecil.

"Kak Taehyung!". Jennie menghambur kearah Taehyung. Manja, taehyung mengusap punggung jennie lembut.

"Tidak apa-apa kan?".

Tubuh jennie masih sedikit bergetar. Anak ini memang tidak terlalu suka pergi kepegunungan. Saat kecil, dia berfantasi kalau mobil yang di kendarai ayah bisa saja menabrak gunung yang terpampang nyata dan tinggi menjulang. Dasar jennie.

"Tadi bis nya tiba-tiba berasap, dan semua panik berebut keluar huhuhu". Jennie sedikit terisik, sekarang malah taehyung yang terlihat bingung tidak tahu harus berbuat apa. Belum lagi para sahabatnya yang melihat dari kejauhan. Taehyung hanya bisa pasrah bahunya pegal untuk dijadikan sandaran.

"Jadi bagaimana teman-teman, apa mau di lanjutkan? Atau kalian boleh pilih untuk kembali kerumah masing-masing dan saya yang akan menjelaskan kepada wali kalian juga pihak kampus". Onew terlihat lebih kusut dari biasanya, senyumnya yang biasa tergambar jelas di wajahnya mendadak seperti pagi yang sedikit mendung.

" Kami sejujurnya tidak apa-apa bang, tadi memang murni karena kepanikan saja". Jungkook bersuara dari tempatnya duduk. Mereka masih berada di resto setelah bis di ganti oleh pihak terkait dan masalah sudah dibereskan dengan pihak berwajib. Beruntung ini hanya kejadian bis yang mengeluarkan asap hitam karena terlalu panas mungkin pihak terkait sedikit lalai uji kelaikan.

Onew menghela nafas panjang. Memang ini murni kejadian tidak terduga. Sangat bersyukur juga tidak ada yang terluka.

"Aku juga setuju, seperti kata Jungkook. Kita lanjutkan saja acaranya kak". Lanjut Lisa. Yang lain mulai bersuara satu sama lain. Ada rasa lega di hati onew dan semua yang sudah berkerja keras mengadakan acara tersebut.

"Baiklah. Karena sudah mulai gelap, saya tidak ingin ada yang tidak bisa tidur nyenyak. Kita lanjutkan perjalanan menuju Villa dan jangan biarkan teman teman kita yang lain juga menunggu dengan cemas, ayo berangkat".

Mendengar aba-aba onew. Semua serentak bergerak kembali, walaupun masih ada rasa was was tapi memang sudah sejauh ini perjalananya insiden kecil tadi menjadi pelajaran berharga buat semuanya.

"Jen, mau ikut sama kakak saja?". Taehyung menghentikan langkah Jennie. Jennie tersenyum riang seolah kabut yang terlihat tadi sudah sirna.

"Kok manis banget hari ini kakak ku ini". Curva wajahnya membuat taehyung sedikit enggan melihatnya. Jennie mulai iseng lagi.

M.V.P Mrs. BaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang