Bab 8

516 41 1
                                    

"Mulai dari peregangan di tembok."

Chanyeol baru saja berhenti memutar bola mata seperti anak-anak.

"Ayolah, Baek, aku tidak butuh peregangan spesial seperti itu lagi. Sudah lebih dari seminggu. Mari lakukan sesuatu yang normal."

"Oh, maaf, aku tidak menyadari kau punya tingkatan untuk terapi fisik." Baekhyun memutar lalu meraih tembok terjauh dari ruang   terapi latihan-perbaikan. "Kenapa kau butuh bantuanku lagi?"

"Sarkasme tidak sesuai untukmu," Chanyeol menggerutu. Tapi ia tidak bisa benar-benar marah karena Baekhyun terlihat sangat menarik dengan pakaian latihannya yang baru. Tidak ada lagi tank top kebesaran dan keringat . Sekarang Baekhyun memakai tank top pink pucat Lycra dengan celana yoga ketat.

Rambut hitamnya dikuncir ekor kuda dengan poni tebal dan beberapa helai membentuk wajahnya. Baekhyun baru saja menyelesaikan rutinitas elliptical dan kulitnya berbalut keringat dan pancaran sehat mempengaruhi pipinya.

Berjalan dimana Baekhyun berdiri dengan penggaris kertas yang mereka gunakan untuk mencatat kemajuannya, Chanyeol tidak mempedulikan lari sepuluh mil menggunakan  treadmill. Ia berhenti pelan-pelan dan melihat  T-shirtnya yang bermandikan keringat yang sekarang terlihat hitam yang tadinya sudah kusam dan pudar.

"Apa yang kau lakukan?" Baekhyun bertanya saat Chanyeol melepaskan pakaiannya.

Ia tersenyum jail. "Mencoba untuk tidak menyinggung perasaanmu yang halus."

Baekhyun mendengus dan menepuk separuh wajahnya. Jelas terlihat Baekhyun terpengaruh, tapi Chanyeol tidak terlalu yakin kenapa. Ia senang mendapat reaksi darinya. Saat ia sedikit mendekat, Chanyeol menambahkan dengusan Baekhyun lebih sering untuk dicatat dibenaknya dari daftar kenapa ia tetap bersama Baekhyun. Ia menyukai tantangan.

"Tahan kakimu rentang dua kaki dari tembok dan gerakan jarimu di penggaris sampai kau merasakan tekanannya. Kemudian bersandar di tembok sampai kau merasakan peregangannya." Ia melakukan seperti yang diinstruksikan Baekhyun, meskipun ia lebih suka mengangkat beban untuk pemanasan. Pemanasan seperti ini hanya untuk banci.

"Bagus. Tahan sekitar sepuluh detik... dan ulangi dari awal."

"Ini aneh. Tidak bisakah aku mendapatkan hasil dari lima pon di tanganku dan mengangkatnya dengan aturan yang sama?"

Tangannya berada di kedua pinggang langsingnya saat berkata, "Sekarang kenapa aku tidak memikikan hal itu? Oh, Aku tahu. Karena itu tidak akan meregangkan otot-otot.  Itu akan menggerakan otot-otot."

"Baiklah, lakukan dengan caramu. Tapi kita akan menyatukan latihan kita lain kali."

"Ap—"

Pertanyaan Baekhyun terpotong dengan pekikan saat lengan kirinya merangkul pinggang dan mendekatkan mereka.

"Disana. Sekarang aku punya dorongan  untuk  bersandar di tembok."

"Chan, apa yang sedang kau lakukan?"
Ia tidak bisa menahan senyum puasnya saat berkata, "Mencium."

Mata Baekhyun melebar dan tercengang cukup untuk membuat bibirnya terpisah. Ia menunggu dengan sabar sampai shocknya reda. Dan untuk penolakannya ia tahu itu akan terjadi.

"Tentu saja tidak. Keluarkan itu dari pikiranmu. Aku tidak akan menciummu Park."

Ketika ia mengangkat alisnya seperti mengatakan, sedikit terlambat untuk itu, Baekhyun menggertak, "Aku tidak akan menciummu  lagi."

Menegakkan bahunya yang tidak sakit ia seakan-akan tak mempedulikannya. "Kau mungkin benar. Aku yakin kau tahu semua trik-trik kecil bagaimana membuat seorang pria berlutut dengan ciuman kecil. Gairah nyatanya menjadi hal alami kedua bagimu."

(Chanbaek GS) Seducing CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang