Part 3-Semoga

244 13 0
                                    

Sabrina

Ya Tuhan, bagaimana ini? Aku belum mandi dari tadi pagi dan sekarang sudah jam 1 lewat.

"Kenapa lo Sab? Gelisah amat kayaknya." Ucup yang baru saja menghentikan mobilnya menatapku bingung.

"Eng.. Ini dimana Cup?" Aku mengedarkan pandangan ke sekitar, berharap Ucup tidak akan menanyakannya lagi.

Tapi dugaanku salah. Ucup memutar badan menghadapku, tangan kanannya kini mencubit pipi kiriku dan pandangannya seolah menuntut jawaban.

"Kenapa sih? Karena mau ketemu Bryan?" Dia menaikkan alis.

Ah Ucup ganteng deh, gausah nanya nanya bisa ga sih? Kan guenya malu ngumbar aib kayak gini ke cowok meskipun lo juga ga gue anggep cowok.

"Itu alasan kedua." Aku meringis sambil mengusap tengkuk dengan kaku. Dia hanya menarik sisi kanan bibirnya dan menatapku bosan.

Aku pun menghela napas dan memantapkan diri agar siap mendapatkan ejekan dari cowok ganteng kaya kacang sekuteng dihadapanku ini.

"Gue belum mandi dari tadi pagi." Aku mengucapkannya dengan pelan dan meringis hingga kedua mataku membentuk senyuman.

Ucup melotot dan menjauhkan tangannya dari pipiku dan menepuk-nepuknya ke celana.

"Sialan! Lo kira gue ga mandi = najis." Ini juga kan gara gara Bryan. Pelajaran untuk kalian semua. Kalo mau nyulik atau diculik orang, tanya atau bilang udah mandi atau belum. Oke?

"Cup, pulang dulu ya? Gue mau mandi dulu nih." Aku memasang puppy eyes yang sudah pasti lebih terlihat seperti puping eyes. Berharap Ucup tidak semakin menjauhiku atau bahkan mungkin menendangku keluar dari mobilnya karena disangka pup beneran.

"Ga ada ah, rumah lo jauh dari sini. Entar bensin gue abis." Ucapnya menunjuk nunjuk speedometer.

"Yah Ucup, gue tenggelem nih." Aku mulai mengangkat tanganku ke udara dan ke hidung dengan perlahan, memberi efek dramatis. Tapi sebelum mencapai tujuannya, kedua tanganku ditahan.

"Pake parfum gue aja, lagian juga ga bau kok. Cuma bau iler dikit."

"Ucup!" Pekikku sebal dan Ucup hanya terkekeh seraya melepas tangannya. Dia beralih membuka dashboard dan mengeluarkan sesuatu dari sana.

"Nih pake. Kakak gue selalu nyimpen cadangan parfum di mobil. Biar ga usah repot kalo lupa bawa katanya." Ucup menyodorkan sebuah botol kaca kecil dengan bentuk yang cantik dengan merk yang tidak kukenal karena tulisannya berupa hangeul (tulisan korea) berwarna putih kemerahan.

Aku mengambilnya dari tangan Ucup dengan mata yang tidak lepas dari botol parfum itu sambil memutarnya ke kanan dan ke kiri.

"Whoaa gue pake parfum model korea!" Aku membuka tutupnya dan memejamkan mata sebelum menghirup baunya. Wanginyaa~ aku tidak boleh menyia-nyiakan parfum seperti ini! Dan aku pun mulai menyemprotkannya keseluruh tubuhku dengan membabi buta.

"Jangan banyak banyak, mahal." Tanganku terhenti di depan ketiak dan Ucup mengambil parfumnya dari tanganku dan menyimpannya kembali di dashboard.

Aku hanya tersenyum kecut dan menurunkan lenganku-yang sempat terambang beberapa detik-mendengarnya.

"Iya deh tau."

Dia nyengir tanpa dosa, kemudian mengisyaratkanku untuk turun.

Aku pun turun dan mulai melangkah mengikuti Ucup. Udara sejuk dari AC ruangan menyambut kami begitu pintu dibuka. Aku menarik Ucup ke sebuah tempat duduk di dekat kaca yang menghubungkan dengan sebuah taman kecil. Heran, kenapa tidak ada yang ingin duduk di sini? Apa mereka tidak suka taman dengan bunga bunga cantik seperti ini?

ComplifeatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang