23 | Masalah keluarga

307 235 176
                                    

Don't forget to vote, comment and share!

Happy reading


❤❤❤

Kalau tidak ingin menjadi beban untuk orang lain, cobalah berusaha mengandalkan diri sendiri.

❤❤❤


Perkataan Rialdy tadi teringat jelas dipikiran Sashy, maksud Rialdy berbicara seperti itu apa? Sashy yakin perkataan itu bukan hanya sekedar candaan, karena dari jarak sedekat itu Sashy dapat melihat dengan jelas pancaran serius dari bola mata cowok itu. Dan lagi, senyuman Rialdy sangat tulus.

Tling!

Suara notifikasi masuk terdengar. Dengan malas Sashy bangkit dari posisinya, mengambil ponsel yang dia simpan di meja belajar. Sashy memilih duduk di kursi sambil melihat pesan yang masuk.

Rialdy: ashgdydtdh

Eh? Sashy mengerjap-ngerjapkan mata, dia tidak salah liat, kan? Ini Rialdy yang mengirim pesan, namun kenapa isi pesannya seperti itu?

"Salah kirim mungkin," gumam Sashy.

Sashy berpikir pesan itu salah kirim, dia tidak berniat untuk membalasnya. Namun, baru saja Sashy menyimpan ponselnya kembali, detik selanjutnya terdengar suara notifikasi masuk.

Tling!

Rialdy: akasjjrywunf

Sashy dibuat bingung dengan pesan Rialdy, maksud cowok itu mengirim pesan asal-asalan ini untuk apa?

Sashy: maksudnya Al?

Rialdy: dhagajfirhkf

Sashy mengerutkan dahi, bingung. Apakah keyboard ponsel Rialdy rusak?

"Ciee chat-an sama Bang Al!"

Teriak Zidan di belakang tubuh Sashy. Ternyata Zidan diam-diam masuk ke dalam kamar dan mengintip Sashy yang sedang membalas pesan dari Rialdy.

Sashy tersentak mendengar teriakan Zidan, dia berdiri berhadapan dengan Zidan. "Eh, nggak sopan masuk tanpa salam, terus ngintip lagi," omel Sashy.

"Chat apaan, sih sama Bang Al? Gue kepo nih."

Sashy menyembunyikan ponsel di balik punggungnya. "Enggak chat apa-apa kok," jawab Sashy.

Zidan memicingkan mata curiga. "Ingat Kak, bohong dosa."

"Ih emang bener kok, nggak chat apa-apa," sanggah Sashy.

Zidan mengangguk-anggukkan kepala, pura-pura percaya, padahal dalam hati sangat penasaran. Baiklah nanti akan Zidan cari tahu, lihat saja dalam sekejap dia akan mengetahui semuanya.

"Kak—aww." Zidan mengaduh kesakitan karena telinganya tiba-tiba dijewer.

"Bagus ya, disuruh mandi malah gangguin Kakaknya disini," omel Tari.

"Aduh, ampun Bun." Zidan berusaha melepaskan tangan sang Ibu dari telinganya.

Tari berkacak pinggang menatap putra nakalnya. "Bunda tadi nyuruh apa?"

MISSION: MAKE FALL IN LOVE (END)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang