Ichiro menatap Nami yang berdiri di depan meja. Nami mengajaknya untuk kencan nanti malam.
"Aku tidak bisa. Nami-san... bukannya aku minta untuk mengumumkan pertunangannya batal?" Tanya Ichiro.
"Aku tidak mau. Aku sudah bilang kan? Aku akan membuatmu menyukaiku lagi. Kenapa kamu bodoh sekali menyukai laki-laki? Padahal kamu begitu tampan, kamu memiliki semuanya. Bahkan kamu bisa mendapatkan wanita yang lebih cantik dan hebat dibanding aku."
"Aku tidak punya semuanya. Aku kehilangan orang tuaku saat aku masih SMA. Aku berusaha menghidupi adikku dan diriku dengan bekerja dan tetap bersekolah. Semua yang aku dapatkan ini bukan keberuntungan. Aku berjuang mendapatkannya."
Nami termenung dan duduk di kursi dengan pelan. "Aku minta maaf kalau bicaraku lancang."
Ichiro mengangguk pelan. "Maafkan aku. Aku sangat sibuk."
Nami menatap Ichiro dan menghela nafas. "Apakah ini benar-benar tidak mungkin? Kamu sangat mencintai lelaki itu ya?"
"Ya... dia melakukan semua hal yang tidak pernah kamu lakukan untukku. Bahkan menyelamatkan nyawaku. Aku tidak akan bisa berpaling darinya."
Nami berdiri dan menghela nafas lagi. "Tapi aku belum bisa membatalkannya. Tidak secepat itu."
"Kenapa?"
"Setidaknya aku masih ada alasan untuk bertemu denganmu." Nami tersenyum dan membungkuk kemudian pergi dari sana.
"Aku bisa stres lama-lama..." Ichiro memijit dahinya sambil mencoba kembali konsentrasi pada pekerjaannya.
###
"Haaah... wanita sinting itu datang lagi. Daripada aku emosi lagi, dan Ichiro yang kena. Lebih baik pergi saja," kata Gien yang berkeliling kantor Ichiro. Atau lebih tepatnya kabur dari ruangan Ichiro.
Ichiro berpapasan dengan Ryuma, bodyguard Ichiro. Ryuma menoleh pada Gien dan tersenyum. Gien berhenti dan menoleh kaget pada Ryuma.
"Kamu bisa melihatku?" Tanya Gien kaget.
"Selamat siang Gien-sama?" tegur Ryuma dengan ramah.
Gien menatap Ryuma dan menghela nafas geli. "Aku tidak menyangka. Ternyata selama ini ada iblis yang bekerja pada Ichiro."
"Aku tidak menyangka kamu tidak menyadari keberadaanku. Penyamaranku hebat sekali," kata Ryuma sambil tersenyum. Penampilan manusianya berubah perlahan menjadi wujud aslinya. Iblis dengan rambut merah panjang dan mata yang sewarna dengan rambutnya.
"Pangeran dari kutub utara. Feil. Kenapa kamu bisa ada di sini dan bekerja pada manusia?" Tanya Gien
"Kamu tidak sadar kalau kelakuanmu membuatku ditugaskan untuk mengawasimu? Kamu jatuh cinta pada manusia dan melakukan hubungan tanpa kontrak. Bahkan mematahkan takdir manusia yang seharusnya sudah meninggal ketika umurnya 18 tahun."
Gien menatap Ryuma atau Feil dengan tatapan dingin. "Apa Dewa Bumi yang memintamu?"
"Tidak. Ayahmu."
Gien menghela nafas. "Lalu, bagaimana?"
Feil membuka perkamen dan melayangkannya di depan Gien. "Kamu mematahkan takdir manusia yang akan meninggal sampai tiga kali. Untuk pelanggaran satu kali saja, kamu sudah mendapatkan hukuman mendekam di istanamu selama 20 tahun. Jadi totalnya 60 tahun atau 6000 tahun waktu manusia."
Gien mengerjapkan matanya dan menggeleng pelan. "Benarkah?"
"Harusnya kamu tau peraturan itu. Karena tugasmu adalah menyidang iblis-iblis yang melanggar semua peraturan kita. Dan ini yang paling penting. Ada peraturan yang hanya dimiliki oleh petinggi iblis. Termasuk kamu. Yaitu, Raja, Ratu, Pangeran, Putri dan Jenderal dilarang memiliki hubungan tanpa kontrak dengan manusia. Dan hukuman atas pelanggaran itu adalah..." Feil menatap Gien yang membalas tatapannya ngeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm In Love With The Devil (Yaoi) [Completed]
RomanceIchiro pusing memikirkan adiknya yang berubah menjadi perempuan karena kelakuan seorang Iblis yang dengan mudahnya muncul di depan dia yang tidak siap. dan Iblis itu mulai sering menampakkan dirinya dan menganggu Ichiro. Ichiro yang semula bingung d...