Kedua puluh satu, Baiklah selesaikan saja.

16 8 1
                                    






Hujan yang mengguyur pelataran rumah berwarna putih itu membuat sang pemilik betah mendekam didalam selimut hangat diatas ranjangnya. Sebenarnya, gadis pemilik rambut panjang itu sudah membuat rencana yang sangat banyak. Seperti keluar membeli es krim, mampir kerumah tetangga baru yang memiliki anak kecil dan bermain bersama.

Ya, Ujian Kelulusan telah berlalu 2 hari yang lalu. Bahkan siswa-siswi kelas 3 sudah tak wajib lagi masuk sekolah.

Lagipula, alasan untuk Ara masuk sekolah adalah tidak ada.






Dua minggu yang lalu...

Pertikaian antara Mark dan Renjun membuat hubungan mereka dengan Ara semakin renggang. Ara benar-benar tidak mau bertemu dengan Mark, yang ia anggap sangat keterlaluan dan kasar. Ara selalu menganggap Mark adalah lelaki yang hangat bukan lelaki dengan tempramen tinggi. Setiap kali Mark berkunjung kerumah Ara, gadis itu akan pura-pura tidur atau sibuk membuka bukunya. Jungwoo dan Jisung sudah mengetahui jika mereka tidak baik-baik saja namun tidak serta merta mereka menghakimi Mark.

Saat itu pula, Renjun selalu menghindar dari Ara bahkan ia benar-benar jarang masuk kedalam kelas, atau saat ia memasuki kelas ia tak akan mengatakan sepatah katapun pada Ara.

Ara merasa semua kesalahpahaman ini terjadi karenanya, andai saja jika ia tak memanggil Renjun kala itu pasti semua akan baik-baik saja.

Sedangkan Nara ia tiba-tiba saja canggung pada pertemanan mereka. Nara masih menyimpan rasa pada Renjun dan saat pertikaian itu terjadi Nara mengetahuinya. Ia sengaja mengikuti Mark dan melihat semuanya. Rasa cemburu memang sudah memenangkan diri Nara. Bahkan membuat Yeri dan Jaemin harus bergantian menjaga Nara atau Ara.

Melihat keadaan tersebut, Jaemin selalu memberikan semangat pada Ara bahkan ia yang menjadi kurir bagi Mark. Sepupu lelaki itu selalu menanyakan keadaan pacarnya melalui Jaemin.

Hingga suatu hari Ara mengetahui hal tersebut. Terlihat Jaemin sedang bercakap melalui ponselnya.

"Ara baik, cuma agak lesu aja. Hari ini dia tidak makan banyak cuma makan roti dan susu di kantin. Ia juga sibuk belajar bahkan sejak tadi pagi ia lebih memilih belajar dari pada bercanda dengan teman-teman yang lain."

"Kurasa laporan hari ini itu aja bang, oh ya Bang Mark jangan lupa nanti malam ada makan malam bersama."

Mendengar nama Mark disebut ia segera keluar dari balik dinding dan mengambil ponsel Jaemin dengan kasar.

Jaemin hanya menganga dan sedikit takut.

"Kenapa kakak utus Jaemin buat mata-matain aku? Aku kira Jaemin satu-satunya orang yang gak terlibat apapun tapi ternyata aku salah," ucap Ara menahan amarahnya.

"Aku masih peduli sama kamu Ara, aku masih sayang sama kamu. Aku nggak mau kamu menjadi milik orang lain."

"Memangnya Ara milik kakak? Nggak! Ara milik Ara sendiri!"

"Ara, dengerin aku. Kamu jangan dekati Renjun sedikitpun atau aku akan sangat marah."

"Kenapa? Kenapa selalu membawa Renjun? Kenapa aku dilarang dekat dengannya? Kakak nggak percaya padaku?"

"Sudah cukup, jangan pernah menyuruh Jaemin untuk melaporkan keadaanku lagi!"

Ponsel itu ia ulurkan pada Jaemin dan segera berlari menjauh dari sana.







Setelah bel pulang sekolah berbunyi, segera Renjun manarik tasnya dan mengalungkan dibahu kanannya. Saat ia akan melangkah pergi lengannya ditarik oleh teman sebangkunya. Membuatnya berhenti dan menoleh pada gadis yang menatapnya.

Cerita Mereka (SELESAI).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang