🐥 D U A P U L U H D E L A P A N 🐥

92.8K 11.9K 6.6K
                                    

"Di Depan Orang Tuamu"

***

Dua puluh tiga Februari adalah ulang tahun komplek tempat tinggal si Kembar, untuk tahun ini ulang tahunnya bertepatan dengan hari Minggu. Ini adalah ulang tahun ke-20 sejak diresmikannya pembukaan lahan perumahan di atas tanah yang mereka injak setiap harinya.

Ulang tahun komplek juga merupakan hari yang paling ditunggu-tunggu warga komplek itu sendiri dan komplek tetangga. Kenapa komplek tetangga juga ikut nungguin? Soalnya ada aja perayaan dengan berragam macam lomba yang berhadiah unik, komplek tetangga boleh berpartisipasi memeriahkan. 

Hadiah menariknya gak main-main, soalnya disponsori oleh... ehem, CEO MORACCO CORP. Kadang hadiahnya gadget, laptop, uang tunai yang bisa bayar SPP anak dua bulan, satu set alat panci dengan berbagai ukuran, pulpen Sarasa selusin, dll.

Pokoknya banyak. Pacar Ucul aja pas diceritain sama anak Geng Komplek bawaannya pengen pindah rumah.

"Selamat pagi, Tuan Muda." Buka Ayana ketika melihat Ansell memasuki dapur sambil mengucek-ngucek matanya. "Sakhapan dulu, Tuan, makanannya sudah tekhsedia di meja makan." 

Ansell memang kebiasaan bangun telat kalau hari Minggu. Rajin belajar sih rajin, tapi belajarnya Ansell tuh dini hari. Anak itu sengaja memasang alarm pada ponselnya pada pukul dua pagi, lalu mulai belajar hingga pukul setengah lima. Setelah itu kembali tidur. 

Sekarang pukul delapan pagi, kesiangannya kali ini termasuk lebih cepat ketimbang sebelum-sebelumnya. Biasanya bangun jam sepuluh pagi kalau nggak tengah sebelas.

Tanpa mengucapkan apa-apa, Ansell bergerak mengambil gelas kemudian mengisinya dengan air dingin dari dispenser. Setelahnya menarik kursi di depan Ayana yang sedang makan. Kakaknya juga termasuk yang bangunnya telat, cuma hari ini Ayana bangun tiga puluh menit lebih cepat dari Ansell. Makanya Ayana makan sendirian di dapur.

Setelah meneguk air putih pada gelasnya, Ansell kini bergerak untuk mengambil nasi dari rice cooker kemudian kembali ke meja makan untuk mengambil lauk. 

"El," panggil Ayana.

"Hm," Ansell menjawab.

"Ntakh ada lomba nari balon—-"

"Nggak!" potong Ansell cepat. 

"Tahun lalu kamu 'kan udah janji bakal ikut lomba."

Ansell diam membenarkan. Tapi ia tidak akan membuka mulut untuk mengakui kesalahan.

"Ayo, dong! Lagian kamu ngapain sih di khumah sendikhian pas di luakh lagi khame!"

Ketika si Kembar dan Keizo mempunyai circle kompak di komplek, maka Ansell sendiri yang gak punya. Teman Ansell cuma teman-teman sekelasnya di sekolah, di komplek udah gak ada sejak dia lulus SD.

"Pokoknya Kakak gak mau tahu, Kakak bakalan bilang sama Papa biakh gak bolehin ada okhang di khumah! Ntakh pintu khumah bakal dikunci sama Papa!" Setelah itu Ayana bangkit dari duduknya karena telah selesai makan.

Sekarang Ayana sedang di kamar Keana. Gadis itu tengah mencari topi yang cocok dengan setelannya. Ayana memakai kaos oblong berwarna biru laut dan celana potong berbahan jeans warna hitam.

"Ya, buruan ih! Yang lain udah nungguin katanya." Keana menegakkan kepalanya setelah membaca pesan yang dikirim Carrel melalui grup whatsapp.

"Iya, bentakh. Ah, gak asik. Punya Lo banyakan jepitan khambut!" Ayana melangkah keluar dari kamar Keana, hendak berjalan ke kamar Ansell.

Jajar Genjang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang