Typo bertebaran, mohon dimaklum🙏🙏
Happy Reading :)
***
Untuk hari kemarin, pagi ini, dan semuanya. Terima kasih karena sudah membuatku melupakan sejenak masalah yang tengah aku hadapi, Ken.
~ Geby ~
🍂🍂
Sesekali, Kenneth melirik pada spion motornya untuk melihat Geby. Perempuan itu hanya terdiam dengan wajah sendunya. Kenneth ingin bertanya, namun ragu.
"By? Kamu gak papa?"
Entah sudah keberapa kalinya Kenneth bertanya, namun hanya pertanyaan itu yang terlintas di pikirannya. Otaknya tidak bisa berpikir banyak, jika ia bertanya apa masalahnya, sudah jelas ia melihatnya tadi, namun ikut campur masalah keluarganya, itu terlalu jauh.
Gelengan kepala Geby yang ia lihat dari spion, membuatnya menghela napas berat. Apa mungkin Geby kesal dengan dirinya yang terus bertanya? Dalam hati, ia terus merutuk. Kenapa bibirnya tidak bisa diam sebentar, setidaknya sampai di sekolah?
Kenneth memarkirkan motornya dan segera turun dari motor setelah menyimpan helmnya. Melihat Geby yang tengah mengusap air mata dan merapikan rambutnya, membuat Kenneth kebingungan. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Kenneth menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, mencoba melihat sekelilingnya. Parkiran sudah penuh, ia juga melihat gerbang yang ditutup. Apa sebentar lagi masuk?
Kriinggg!!!
Atau mungkin sudah?
Geby mengangkat kepalanya cepat, menatap Kenneth dengan terkejut. Tangannya yang semula di atas kepala, kini turun dengan sendirinya.
"Kita kesiangan, ya?" tanya Geby, ia menatap Kenneth dengan khawatir, "pasti gara-gara aku."
Kenneth melambaikan kedua tangannya di depan wajah Geby, kepalanya ikut menggeleng. "Bukan, ini bukan gara-gara kamu, kok. Aku yang telat jemput kamu dan bawa motornya lambat," sahut Kenneth, berharap agar Geby tidak menyalahkan dirinya sendiri.
Geby celingukan. "Terus, sekarang gimana? Masa kita di sini terus?"
Kenneth berpikir, bibirnya tersenyum saat sebuah ide melintas di pikirannya. "Kita bolos aja, gimana?" kata Kenneth dengan mata berbinar, menatap Geby dengan lekat.
"Bolos?"
Kenneth mengangguk. "Udah, kamu ngikut aja, ya!"
Kenneth menarik tangan Geby dan segera berjalan meninggalkan parkiran. Bibirnya tersenyum saat tersadar bahwa tangannya menggenggam tangan Geby, terlebih saat Geby sama sekali tidak menolak.
"Kita mau ke mana, sih? Kalau ada guru yang lihat, gimana?" Geby tak berhenti celingukan meskipun kakinya menurut untuk mengikuti Kenneth dengan tangan yang tak ingin ia lepaskan dari Kenneth.
Meskipun sebentar saja.
***
Geby hanya diam saat melihat Kenneth membuka pintu rooftop. Tangannya masih Kenneth genggam, dan ia juga masih belum ingin melepaskannya. Geby melihat punggung tegap Kenneth, membuatnya sejenak tersenyum tipis. Entah kenapa, ia merasa Kenneth bisa melindunginya. Benar, Kenneth memang pernah melindunginya dengan punggung tegap itu saat mencoba melindunginya dari siraman air Rere waktu dulu.
Kenneth menarik dan menuntun Geby untuk duduk di sebuah kursi berbekas yang sudah ia bersihkan sebelumnya. Kenneth melepaskan genggamannya saat Geby sudah duduk, ia juga ikut duduk di samping Geby dengan perasaan yang tidak bisa ia artikan.

KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE CUPU [New Version - On Going]
Teen Fiction"Kalau kamu beneran serius sama aku, kamu mau, kan, pura-pura jadi cupu di sekolah baru kamu? Aku gak mau ada cowok yang tertarik sama kamu, aku takut kamu ninggalin aku." - Gino "Karena aku lakuin ini demi bukti keseriusanku sama seseorang yang tak...