Apa kabar dengan harimu?
Suatu hari yang membuat mu
terasa menyakitkan.Dihari itu.
Kau ingin dia berada disisi mu.
Lalu berkata, bersandar dan menangis lah di dada ku.
_Nazwa_Semoga kalian selalu bahagia
Lengseng eje ge ge
.
.
.Hari ini. Menjelang siang matahari pun sudah menyoroti kamar ku dan dipastikan jika aku keluar tubuh ku akan terasa hangat apalagi puncak kepala ku. Aku tidak mau mempermasalahkan hal itu. Siang ini mungkin enak untuk nongkrong di depan tivi setelah sekian lamanya aku tidak menyaksikan acara orang-orang Indonesia. Karena, waktu-waktu kemarin aku sangat disibukkan dengan tugas dan yang paling banyak nya sih menonton Drama Korea. Kalian tahu jika sudah menontonnya suka kelewat batas apalagi bakal lupa sama waktu.
Aku menuruni anak tangga sesekali bersenandung kecil seperti bernyanyi. Oh iya! Selain belajar dirumah karena si covid19 aku sering banget nyanyi walau kenyataannya suara ku tidak semerdu IU tapi tidak seburuk suara kaleng rombeng, ya netral aja.
Saat sudah berada di bawah langkah ku tidak berhenti diruang tivi, namun menyusuri ruang tamu. Seseorang sedang menelepon dijam siang seperti ini. Aku mengintip dari balik tembok. Ayah ku sedang menelepon seseorang. Aku menyandarkan tubuh ke tembok dan memasang telinga dengan cepat. Aku tidak tahu ayah sedang menelepon siapa, tapi kalau chat-an sama dia udah sering siapa lagi kalau bukan wanita itu?.
Ayah sedang berbicara, aku mendengarkan suaranya sepertinya ayah kecewa terdengar jelas dari nada bicaranya.
"Kalau dibilangin pasti kayak gitu"
Bukan salah lagi. Ayah menelepon wanita itu! "Kalau kecewa kenapa nggak putus aja!" Aku hanya bisa mengatakan itu dihati saja.
Aku beranjak dari tempat itu dan berlari ke kamar. Ya! Aku selalu menghabiskan waktu sendiri dikamar, tempat ini seperti teman ku sendiri. Kecewa, sedih, rindu, menangis, bahagia, gembira, gelisah. Cuma disini. Kamarku.
Ketika aku akan berbaring suara adzan berkumandang. Langkah ku langsung menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Setelah memakai mukena dan Iqomah sudah selesai aku langsung melaksanakan sholat Dzuhur.
Assalamu'alaikum warrahmatullohi wabarakutuh. Assalamu'alaikum warrahmatullohi wabarakutuh
Ya Allah aku meminta kepadamu, semoga hubungan ayah dan wanita itu hancur gimanapun itu caranya asal itu membuat mereka tidak bersatu, berilah ayahku hidayah mu ya Allah berikanlah ayah petunjuk mu ya Allah Aamiin allahumma aamiin
Rabbanaa atina fiddunyaa hasanah wa filakhiroti hasanah waqinaa adzabannar
Dalam hidupku aku pertama kalinya berdoa itu. Berdoa supaya hubungan mereka hancur!. Mungkin aku jahat berdoa sejelek ini, tapi percayalah semoga Allah mengabulkannya. Aku tidak bisa melihat ayahku berhubungan lagi dengannya. Aku melepaskan mukena dan merapikan kembali.
Aku mulai beranjak ke meja belajar bola mataku berkeliling mencari sebuah buku dan pulpen. Untuk waktu-waktu seperti ini aku sering menulis quotes. Hanya sekedar untuk menyemangati diriku sendiri. Karena, aku juga butuh asupan kebahagiaan bukan? Tidak selamanya aku harus bersedih karena kejadian ini bukan? Yang tengah terjadi saat ini biarlah terjadi, toh kita tidak bisa mengubah semuanya kembali. Jika memungkinkan waktu itu bisa kembali diputar ke tahun-tahun sebelumnya aku ingin hal semacam ini tidak datang untuk menyinggahi walaupun hanya sebentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
wish
Teenfikcewaktu mendewasakan kita? benar. Tetapi, kapan hari akan menjawabnya? keinginan nya yang istimewa namun sulit di gapai. apakah harus menunggu milyaran bulan? jutaan hari? ratusan jam? atau dengan sedetik saja waktu yang dilaluinya merubah kehidupan...