Edwin memberikan sebuah bunga pada Thea. Thea menerimanya dengan wajah datar dan tidak mengucapkan apa pun. Edwin pun tidak merasa keberatan dengan sikap Thea. Mereka makan malam di restoran mewah dan tak ada percakapan apa pun.
Selesai makan, Edwin menatap Thea. "Kenapa kamu menerima lamaranku?" tanya Edwin sembari meneguk wine miliknya.
"Kamu melamar ya aku terima, sesimple itu," jawab Thea datar. Edwin terkekeh sejenak lalu menaruh gelas wine-nya dan menatap Thea dengan intens.
"Kamu cantik, kenapa baru mau menikah sekarang?"
"Kamu tampan, kenapa baru melamar sekarang?" Edwin yang mendengar itu langsung terkekeh lebih keras. Kemudian berdehem sejenak lalu bersikap santai lagi.
"Menarik, kamu menarik sekali Thea, aku rasa pernikahan kita tidak akan monoton nanti."
"Aku justru berharap pernikahan kita monoton."
"Why?"
"Agar tidak ada cinta di antara kita." Edwin terdiam mendengar itu. Ia kemudian memajukan badannya agar lebih ke dekat ke arah Thea. Hembusan nafas Edwin sampai terasa dan Thea langsung mengalihkan wajahnya karena ia tak suka mencium bau alkohol.
"Kau suka denganku?" tanya Edwin setelah menjauhkan tubuhnya lagi.
"Tidak."
"Tidak atau belum?"
"Pilihlah sendiri."
"Hahahaha, kau ini sangat menarik sekali, Thea. Baru kali ini aku menemukan wanita semacam kamu. Sungguh unik sekali. Oh, aku tidak sabar untuk segera menikah dengan mu dan ...." Edwin kembali mendekatkan bibirnya di telinga Thea. "Bercinta denganmu, aku ingin tahu sehebat apa kamu di ranjang?" Thea melotot mendengar itu.
"Kau berharap kita akan bercinta setelah menikah?" pertanyaan Thea semakin membuat Edwin tertawa dan ia sudah tak lagi menjaga imagnya.
"Menurutmu setelah menikah aku akan membiarkan kamu tidur sendiri? Tubuh seksi mu ini tentu akan ku nikmati kan?"
Thea menghela nafas lalu menatap Edwin. "Terserah." Edwin semakin tak sanggup menahan tawanya. Menurutnya Thea ini benar-benar sangat unik sekali. Selama ini perempuan yang dekat dengannya adalah perempuan-perempuan haus kasih sayang dan uang. Mereka akan merayu Edwin lalu meminta materi. Tapi, Thea berbeda, ia sangat menakjubkan di mata Edwin. Tak salah jika ia langsung menyukai Thea hanya lewat selembar foto.
****
Edwin mengantar Thea ke kantornya kembali dan itu membuat Thea agar heran. Kenapa tidak sekalian ke rumahnya?
"Kamu bawa mobilkan? Ambilah mobilmu dan pulanglah, aku antar sampai sini. Terima kasih sudah mau menemaniku makan." Thea tak menjawab dan langsung turun dari mobil mewah milik Edwin. Begitu Thea turun Edwin langsung pergi dan Thea pun langsung mengambilnya dan pulang ke rumahnya.
Sesampai nya di rumah ia langsung naik ke lantai dua di mana kamarnya berada tanpa mengatakan apa pun. Semua keluarga nampak heran melihat sikap Thea yang aneh itu. Namun, mereka tidak ada yang berani untuk menegurnya dan bertanya ada apa. Ia membiarkan Thea sampai ia mau bicara sendiri.
Thea menghela nafas lantas berendam di dalam kamar mandi. Ia penat sekali dan merasa sangat lelah. Ia ingin semua ini berakhir, ia lelah untuk menjalani apa yang tidak ingin ia jalani. Tapi, bagaimana dengan Theo jika ia tak jadi menikah?
Setelah merasa cukup ia pun beranjak dari kamar mandi dengan handuk yang membelit tubuhnya. Tak sengaja ia melihat ke arah cermin besar dan panjang itu. Ia melihat tubuhnya yang menjulang tinggi, dengan warna kulit yang putih bersih, tubuhnya ternyata padat berisi, ia melihat keseluruhan tubuhnya dan membuka handuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Tercuek (Tamat)
RomantikTersedia di playstore dan KBM 🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺 Thea yang sangat mirip sifat nya dengan sang Ayah, Indra. Membuat sikapnya sangatlah cuek dan tidak peduli pada siapa pun kecuali keluarga nya. Di usianya yang ke 27 tahun, Thea tetap enggan un...