Thea berangkat bekerja seperti biasa dan melihat Bella nampak turun dari sebuah mobil mewah lalu ia menunduk ke arah jendela mobil dan Thea bisa melihat sebuah ciuman manis di pagi hari dari Bella dan calon suaminya.
Dan setelah Thea berhasil memarkir mobilnya ia pun turun dan masuk ke dalam kantor berbarengan dengan Bella tentu saja.
"Pagi, Thea."
"Pagi."
"Oh ya, kemarin aku dengar kamu di jemput laki-laki, itu siapa?"
"Bukan urusan mu."
"Oh, ayolah itu urusanku, aku rekan kerjamu, kalau kamu menikah nanti kamu pasti mengundangku kan?"
"Ya." Bella langsung tersentak dengan jawaban Thea yang seolah mengiyakan jika pria itu adalah calon suami Thea.
"Eh, iya? Maksudnya kamu beneran mau nikah sama laki-laki yang jemput kamu itu?"
"Ya." Bella benar-benar kesal dengan jawaban iya yang menurutnya masih ambigu.
"Thea, tolong jelaskan dengan lebih rinci. Laki-laki kemarin itu sungguh calon suamimu?"
"Iya." Thea langsung masuk ke dalam ruang kerjanya meninggalkan Bella yang tak terima dengan jawaban itu. Hal ini tidak boleh sampai bocor. Ia tak mau kalah saing dari Thea. Semua orang tahu jika Bella lebih hebat dari pada Thea. Jika semua orang tahu jika calon suami Thea lebih tampan pastilah reputasinya akan hancur di hadapan para karyawan lainnya dan ia akan menjadi bahan gosip selanjutnya. Tidak! Tidak boleh!
Bella benar-benar merasa tak nyaman hari ini. Ia sangat gelisah dengan jawaban Thea dan ia takut jika Thea akan memberitahukan pada karyawan lainnya perihal calonnya itu. Oh no!!!
Saat istirahat berlangsung para rekan kerja Thea langsung mendekati Thea untuk mendapatkan kejelasan perihal laki-laki kemarin.
"Thea, jadi diam-diam kamu sudah punya calon suami ya? Hebat ya kamu punya calon suami super tampan tapi nggak mengumbar-umbar, tidak seperti Bella yang selalu menceritakan semuanya dan buat kami semua iri. Sepertinya ia sengaja deh berbuat begitu biar kami semua iri. Padahal kami lebih iri sama kamu, Thea. Kamu cantik, pintar, berprestasi dan tidak mengumbar apa pun, padahal kamu punya semua yang lebih dari pada Bella."
Thea yang mendengar itu langsung menatap mereka. "Sudah bicaranya? Aku lapar dan aku sedang makan, tidak bisakah aku habiskan makan siangku dulu?" Mereka langsung merasa malu dan bersalah karena hampir semua orang yang ada di kantin melihat mereka.
"Oh, ka-kalau begitu kamu habiskan dulu saja makan siangnya, kami pergi ya, dah Thea ...." Mereka buru-buru pergi dari kantin dan meninggalkan Thea seorang diri. Dengan tenang Thea pun memakan kembali makan siangnya hingga habis. Barulah ia pergi dari kantin.
"Thea," panggil seseorang. Thea menoleh dan langsung menunduk memberi hormat karena jabatannya lebih tinggi.
"Nggak usah begitu lah, kaku banget sih?"
"Bagaimana pun di sini kamu atasan saya."
"Kita beda departement, jadi nggak usah sungkan gitu."
"Jadi, ada apa, Zaiden?"
"Tidak biasanya aku bahas hal tidak penting ini, tapi, entah kenapa ini menurutku penting dan harus aku tanyakan langsung padamu."
"Tentang apa?"
Zaidan menarik nafas. "Edwin, kemaren aku melihat mu pulang dengan Edwin, dan aku dengar rumor tentang mu yang memiliki hubungan dengan Edwin, apa itu benar?"
"Ya." Zaidan langsung terdiam.
"Sejak kapan, Thea?"
"Apa?"
"Hubunganmu, sejak kapan?"
"Kenapa sih? Kenapa kalian begitu penasaran soal ini?"
"Karena itu seperti hal yang mustahil, kami tahu kamu seperti apa, aku saja mendekatimu tidak kamu respon, kenapa? Apa kau kurang tampan dan kurang kaya dari Edwin?" Thea tak percaya Zaidan mengatakan hal ini.
"Itu cara berfikirmu tentangku? Baiklah aku memang seperti apa yang kamu fikirkan." Thea langsung pergi dari Zaidan. Zaidan dengan cepat mencegah kepergian Thea dan saat lengan Thea di cengkram oleh Zaidan saat itu lift terbuka dan terlihat Bella kaget melihat adegan mesra antara Zaidan dan Thea.
****
Bella benar-benar semakin kesal di buatnya karena dulu sebelum ia menyebar undangan pernikahan Thea adalah satu-satunya wanita yang kalah darinya. Ia tak pernah sekali pun terlihat dengan pria mana pun, kalau pun pergi bertemu dengan pria itu hanya rekan bisnis saja. Tapi sekarang apa?
Bella bahkan melihat dengan kepalanya sendiri jika Zaidan Direktur department sebelah yang sangat tampan dan menjadi incaran para wanita kini tengah mengejar Thea? Dan Thea sendiri justru memiliki calon suami yang katanya lebih tampan dan mapan?
Bella benar-benar tak terima dengan kenyataan itu. Iya lebih cantik dari Thea, lebih populer dari Thea dan harusnya ia lebih beruntung dari segi apa pun dari Thea. Ia tidak terima jika ia kalah dari Thea walau satu hal pun.
Bella menelpon sang calon suami untuk menjemputnya pulang kantor. Ia ingin lebih sering menunjukkan kemesraan di depan karyawan lain agar mereka semakin iri dengan Bella. Dan yang penting adalah ia ingin memperlihatkan kemesraan itu dengan Thea. Agar Thea tahu jika di sini siapa yang lebih bahagia.
Saatnya pulang kantor Bella langsung bersiap-siap dan menunggu Thea untuk keluar bareng dari kantor. Tentu saja itu di sengaja agar Thea melihat kemesraan Bella dan sang kekasih.
"Eh, kita keluar barengan nih?" ujar Bella. Thea hanya diam saja.
"Pulang sama siapa?" tanya Bella.
"Sendiri."
"Oh, kok sendiri sih, memang pacar mu tidak datang menjemput?"
"Tidak."
"Kasihan, kalau aku selalu di antar jemput sih."
"Aku lebih suka mandiri." Bella diam mendengar jawaban itu. Dan saat ada mobil mewah melintas di depan mereka Bella langsung dengan cepat maju karena itu adalah mobil kekasihnya.
"Aku duluan ya, Thea?" Thea hanya mengangguk. Namun, bukannya langsung pergi Bella justru menunjukkan kemesraan pada Thea. Ia bahkan berani berciuman di depan Thea yang membuat Thea merasa jijik.
Saat Thea memalingkan wajahnya sebuah mobil Rolls Royce Phantom berhenti di depan mobil mewah milik pacar Bella. Bella yang hendak pergi pun kaget melihat mobil berharga puluhan milyar itu. Lebih tersentak lagi saat melihat sosok pria muda super tampan keluar dari sana dan menghampiri Thea.
Thea nampak enggan namun kebalikannya dengan sang pria yang nampak ingin sekali mendekati Thea. Sampai Bella melihat Thea ikut masuk ke dalam mobil dan mereka pergi begitu saja.
Bella marah-marah di dalam mobil sampai membuat sang calon suami kaget bukan main.
"Kamu kenapa, Bel?"
"Aku kesal sekali sama teman kerja ku itu, yang."
"Kesal kenapa?"
"Kesal karena dia dapat lebih dari aku."
"Maksudnya?"
"Udah ah, kamu nggak akan ngerti. Udah cepet pergi dari sini, muak aku." Sang calon suami pun langsung menuruti perkataan Bella dan pergi dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Tercuek (Tamat)
RomanceTersedia di playstore dan KBM 🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺 Thea yang sangat mirip sifat nya dengan sang Ayah, Indra. Membuat sikapnya sangatlah cuek dan tidak peduli pada siapa pun kecuali keluarga nya. Di usianya yang ke 27 tahun, Thea tetap enggan un...