Hari pernikahan Bella telah tiba dan Thea hadir bersama rekan kerja lainnya sehabis acara meeting dadakan di kantor. Hingga Thea tak sempat mengganti pakainnya tidak seperti rekan kerja lainnya yang memakai pakaian pesta yang indah. Thea hanya memakai celana panjang dan kemeja warna pastel.
Bella yang melihat Thea hadir tanpa pasangan merasa sangat senang sekali, setidaknya para tamu hanya tertuju padanya bukan pada Thea. Bella tidak bisa membayangkan jika Thea datang dengan calon suaminya yang tajir dan tampan itu, pestanya pastilah sangat menyebalkan.
"Selamat ya," ucap Thea. Bella langsung tersenyum dengan ceria.
"Terima kasih ya, kamu sudah mau datang ke sini walau kamu datang sendiri tanpa pasangan, pasti, calon suamimu sibuk ya sampai tidak bisa mengantarmu ke sini?" tebak Bella dengan senyum super manis.
"Aku tidak memberitahunya."
"Kenapa?"
"Buatku tidak penting." Bella langsung kesal dan semakin kesal karena suaminya menatap Thea tak berkedip. Bella sampai harus menyenggol bahu sang suami agar ia sadar.
"Maaf ya, aku tidak bisa berlama-lama di sini, aku harus pulang."
"Kenapa buru-buru?"
"Ada yang harus aku urus." Thea pun kembali memberikan selamat dan pulang dari sana.
****
Di rumah keluarga sudah berkumpul untuk menyiapkan perlengkapan pernikahan yang kurang dari seminggu. Theo tengah mengetik nama-nama para undangan untuk di tempel di kartu undangan.
Sementara Tirta menempelkan nama mempelai pengantin di souvenir yang terlihat mewah itu. Untuk kedua orang tuanya sibuk menelpon dekorasi dan memantau secara online.
"Thea, sudah pulang?" tanya Sarah.
"Sudah, Mah."
"Bagaimana dekorasi pernikahan temanmu itu?"
"Bagus."
"Kamu suka dekorasi yang seperti apa?"
"Apa saja."
"Kamu tidak mau pilih sendiri?"
"Tidak perlu."
"Ini pernikahanmu, Nak, kamu tidak mau membuat sebaik mungkin?"
"Tidak."
"Kamu mau warna apa?"
"Apa saja."
"Yakin?"
"Ya."
"Kebayamu mau model apa?"
"Terserah."
Semua orang yang mendengar itu langsung menghela nafas. Thea benar-benar tidak peduli dengan pernikahannya.
Thea masuk ke dalam kamar dan langsung mandi. Ia lelah sekali hari ini. ingin segera tidur agar bisa melupakan kepenatannya. Namun, ponselnya justru berdering dan mau tak mau ia mengangkatnya. Ternyata sebuah video call. Thea mengangkatnya dan itu dari Edwin.
"Malam calon istriku?"
"Ada apa?"
"Rindu."
"Tidak mungkin."
"Hahaha kenapa sih, aku memang rindu kok?"
"Terserah."
"Kamu cantik sekali malam ini, sayang?"
"Kamu mabuk?"
"Tidak, kenapa?"
"Tidak."
"Hey, kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Tercuek (Tamat)
Storie d'amoreTersedia di playstore dan KBM 🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺 Thea yang sangat mirip sifat nya dengan sang Ayah, Indra. Membuat sikapnya sangatlah cuek dan tidak peduli pada siapa pun kecuali keluarga nya. Di usianya yang ke 27 tahun, Thea tetap enggan un...