Part 10. amarah Edwin

13.6K 984 63
                                    

Thea bangun lebih awal dan melihat ke samping di mana Edwin tidak ada di sana. Thea mengira jika Edwin belum pulang. Ia pun bangun dan langsung mandi lalu memakai pakaian santai karena ia masih ada cuti dua hari lagi.

Saat Thea keluar kamar ia heran melihat Tv menyala dan meja berantakan dengan puntung rokok yang berserakan. Thea menghela nafas lalu merapihkan semuanya dan ia sapu bahkan pel. Ia tak menyentuh Edwin sama sekali hingga ia selesai membuat sarapan.

Edwin terbangun karena mencium bau masakan yang menggunggah selera itu.

"Wah, kamu sudah buat sarapan?" ujar Edwin sembari menggaruk perutnya dan menguap lebar, rambutnya juga nampak acak-acakkan.

"Sudah."

"Kenapa nggak bangunin aku? Meja juga sudah rapih, hebat banget sih kamu?"

"Terima kasih."

"Jangan kaku gitu dong, kan kita suami istri."

"Ya."

"Ya, terima kasih, sudah, singkat banget sih jawabnya." Edwin melengos pergi dari dapur dan masuk ke dalam kamar lalu terdengar suara guyuran air. Nampaknya Edwin langsung mandi.

Saat Edwin selesai mandi ia langsung kembali ke dapur dan melihat Thea tengah sarapan seorang diri.

"Loh, kok kamu udah makan duluan sih, nggak nunggu aku?"

"Aku laper."

"Ya, tapi kan aku juga laper."

"Ya udah, duduk terus makan." Edwin mendengus kesal tapi tetap duduk dan makan sarapan yang ada. Mereka tidak bicara sama sekali bahkan Thea tidak bertanya kapan Edwin pulang atau habis dari mana semalam dan kenapa tidak tidur di kamar malah tidur di sofa?

"Thea."

"Ya?"

"Kamu nggak penasaran apa aku habis dari mana semalam?"

"Nggak kok."

"Nggak khawatir sama aku yang pulang larut malam?"

"Enggak juga." Edwin semakin kesal dan melempar sendoknya. Dan herannya Thea juga tidak terkejut melihat itu.

"Thea!" bentak Edwin kesal.

"Apa?"

"Kamu itu peduli nggak sih sama aku? Aku ini suami mu loh?"

"Aku harus bagaimana?"

"Ya apa kek, tanya aku habis dari mana, kenapa pulang larut, dan sebagainya?"

"Kamu itu sudah dewasa, sudah bisa berfikir mana baik mana buruk, kalau kamu sendiri bisa berfikir begitu kenapa kamu harus pergi dan pulang larut malam? Lalu sekarang kamu meminta aku untuk khawatir sama perbuatan kamu sendiri? Aneh."

"Aneh kamu bilang? Apa aneh suami minta perhatian istrinya?"

"Enggak."

"Terus kenapa kamu bilang aku aneh?"

"Ah, sudah jangan di bahas, toh kamu sudah pulang, kamu dalam keadaan baik-baik saja. Lalu kenapa harus di permasalahkan sekarang?"

"Ya kamu benar, kenapa juga aku harus repot minta perhatian sama kamu yang nggak peduli sama aku." Edwin bangun dan meninggalkan sarapannya begitu saja.

"Mau ke mana lagi?" tanya Thea dengan malas.

"Bukan urusanmu."

"Nanti aku nggak tanya jadi masalah lagi?" ledeknya. Edwin yang mendengar itu langsung kesal. Ia kembali pada Thea dan menarik lengan Thea dengan kasar.

Istri Tercuek (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang