Part 11. sisi baik thea

12.7K 1K 56
                                    

Thea merasa ada sebuah sapuan di bibirnya dan tak lama terasa tekanan lalu lumatan. Saat sebuah lidah hendak masuk ke dalam bibirnya ia langsung membuka mata dan melihat Edwin tengah menciumi bibirnya.

"Edwin?" Thea mendorong tubuh Edwin yang membuat Edwin melepas ciumannya. Edwin menarik nafas lalu duduk di samping Thea.

"Maaf," ucapnya. Thea menatap Edwin tak mengerti.

"Untuk apa?" tanya Thea bingung.

"Untuk sikapku yang kasar tadi pagi."

"Oh, tidak masalah."

"Kamu tidak marah?"

"Tidak."

"Terima kasih." Thea mengangguk lalu baru sadar kehadiran Edwin yang mendadak itu.

"Kamu ngapain di sini dan tahu dari mana aku di sini?" tanya Thea.

"Feeling aja."

"Oh." Thea bangun dan merapihkan rambutnya yang agak berantakan. Saat Thea bersiap untuk keluar kamar Edwin justru merebahkan diri di ranjang Thea.

"Ngapain?" tanya Thea.

"Ngantuk."

"Yaudah tidur aja." Thea mengabaikan Edwin yang masih di kamar sementara ia memilih untuk turun dan menemui keluarganya yang ternyata sudah berkumpul.

"Kamu sudah bangun?" Indra menyapa lebih dulu. Thea tersenyum dan memeluk sang Ayah.

"Kangen sama Ayah ya?" godanya. Thea tak menjawab dan memilih untuk langsung duduk di mana Theo dan Tirta sudah ada di sana.

"Kita nunggu Kakak bangun lumayan lama loh," kata Theo yang membuat Thea mengerutkan keningnya seolah bertanya, benarkah?

"Serius, lama banget tidurnya kaya orang mati," timpal Tirta. Thea langsung melihat jam tangannya yang ternyata sudah jam 7 malam. Pantas saja Edwin sampai datang ke sini dan Theo juga sudah pulang dari kerjanya.

"Edwin mana?" tanya Sarah yang baru datang dari dapur sembari membawa ayam goreng.

"Di kamar," jawab Thea.

"Nggak ikut makan malam?" tanya Sarah.

"Nggak tahu, bilangnya mau tidur tadi."

"Ajak makan dulu dong, Thea."

"Nggak ah, males."

"Thea, Edwin kan suamimu, masa kamu begitu sih?" Indra mencoba menasehati.

"Edwin sudah besar dan tidak perlu di suruh untuk makan, ia tahu saatnya makan."

"Thea ...."

"Yah, sudah, aku mau makan bersama kalian tanpa orang lain di sini."

"Thea, Edwin itu suamimu bukan orang lain." Sarah nampak tak suka dengan jawaban sang anak. Namun, Thea yang memang keras kepala merasa terusik dengan pertanyaan keluarganya. Ia merasa terpojok dan Thea tidak suka.

Thea bangun dari duduknya lalu menatap keluarganya. "Kalian ini kenapa sih? Aku datang untuk kalian, kenapa kalian seperti ini? lebih baik aku pulang."

"Thea, duduk!" Indra nampak marah di sana. Thea lantas duduk dengan terpaksa.

"Makan makananmu lalu setelah itu kita bicara empat mata." Makan malam itu nampak hening dan tanpa mereka sadari Edwin yang melihat itu semua dari lantai dua merasa tak enak pada Thea. Ia tahu Thea merasa tak nyaman tinggal dengannya, namun ia tutupi itu semua dengan keacuhannya.

****

Edwin yang sudah turun dari lantai dua nampak bertanya kepada Theo di mana Thea berada. Theo pun memberitahukan pada Edwin jika Thea tengah bicara dengan Ayahnya. Edwin nampak khawatir takut jika sang Ayah akan mengatakan hal yang tak enak nantinya.

Istri Tercuek (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang