Pukul 7 pagi Jinan sudah terlihat sangat rapi karena hari ini ia ada kelas pagi. Sebelum berangkat kuliah Jinan sarapan terlebih dahulu,di meja makan ada ayah dan bunda yg sudah menunggu nya.
"Pagi yah pagi bun"
"Pagi sayang"
"Wah ada nasi goreng seafood,bunda tau aja kalo Jinan lagi pengen makan itu"
"Tau dong bunda kan punya indra ke 8"
"Hahaha bunda bisa aja"
"Cepet sarapan dulu,keburu siang lho nanti kamu telat kuliahnya"
"Iya bun"Setelah selesai sarapan,Jinan pamit kepada ayah bunda nya untuk pergi ke kampus. Namun sebelum pergi ke kampus,Jinan akan menjemput Cindy terlebih dahulu.
Beruntung sekali hari ini jalanan lancar jadi Jinan tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai dirumah Cindy.
Sesampainya dirumah Cindy,ternyata Cindy sudah menunggu nya di depan gerbang. Cindy yg melihat mobil Jinan pun langsung masuk ke dalam mobil Jinan.
Setelah Cindy masuk,Jinan langsung menancapkan gas nya menuju kampus. Sesampainya di kampus Jinan langsung memarkirkan mobilnya diparkiran kemudian mereka masuk ke kelas masing masing.Kelas Jinan telah selesai terlebih dahulu dibandingkan Cindy,saat ini Jinan sedang berada dikantin bersama Badrun.
"Lo habis ini ada kegiatan nggak Nan?"
"Paling cuman jalan sama Cindy,kenapa emang?"
"Gimana kalo kita ke puncak,lo sama Cindy,gue sama Chika"
"Jadi ceritanya double date gitu?"
"Yap betul,gimana mau nggak?"
"Gimana kalo kita nginep juga disana,kebetulan di sana ada Villa ayah gue"
"Boleh juga,ide bagus tuh"Beberapa menit kemudian Chika dan Cindy datang,Jinan pun memberitahu rencana Badrun pada mereka berdua. Chika dan Cindy menyutujuinya jadi mereka tinggal berangkat.
"Kita mau berangkat skrng nih?" tanya Chika
"Nggak,gue sama Badrun masih ada kelas"
"Kita berangkatnya kalo gue sama Jinan udah selesai kelas,kalian nunggu disini aja atau dimana terserah kalian,kita mau ke kelas dulu"
Badrun dan Jinan pergi meninggalkan kantin dan menuju ke kelas mereka karena masih ada satu mata kuliah lagi yg harus mereka ikuti.__________
Kini mereka sedang dalam perjalanan menuju ke puncak menggunakan mobil Jinan dengan Jinan sebagai supirnya. Tadi sebelum berangkat mereka sempat ke rumah Badrun terlebih dahulu untuk menyimpan mobil Badrun.
Tak butuh waktu lama,mereka sudah sampai di salah satu Villa milik keluarga Jinan yg ada di puncak.
"Yuk turun" ajak Jinan pada mereka
Mereka semua pun turun dari mobil Jinan. Mereka terkesima dengan pemandangan kebun teh yg ada di sekitar Villa.
"Seger banget udaranya" kata Chika
Jinan mengajak mereka bertiga masuk ke dalam Villa tersebut.
"Kamar disini cuman ada dua jadi gue sama Badrun,Chika sama Cindy"
"Kenapa nggak lo sama Cindy terus gue sama Chika aja?"
"Bukan muhrim"
"Bikin mihrim,padahal lo sering tidur sekamar sama Cinhap"
Jinan terkekeh mendengar ucapan Badrun
"Udah nggak usah banyak protes kalo nggak mau lo tidur di kebon teh aja"
"Iyaiya gue ga protes"
"Yaudah kalo mau pada tidur silahkan tidur dulu,nanti sore gue ajak kalian keliling sekitar sini"
Chika dan Badrun masuk ke kamar masing masing sedangkan Jinan dan Cindy berjalan menuju ruang tv.
"Kamu nggak tidur Ji?"
"Nggak ah aku mau nonton tv"
"Emang nggak capek apa nyetir Jakarta-Bogor?"
"Aku udah biasa bolak balik jakarta bogor nyetir sendiri,kamu sendiri nggak tidur?"
"Nggak aku mau nemenin kamu aja" Cindy memeluk Jinan dari samping.
Mereka berdua pun menonton tv bersama.Jinan merasakan tenggorokannya kering,ia pun pergi ke dapur untuk mengambil minum. Saat akan kembali ke ruang tv,Jinan melihat Chika sedang duduk diayunan yg berada di belakang Villa tersebut. Jinan pun menghampiri Chika.
"Aku pikir kamu tidur"
Chika menoleh kearah Jinan kemudian ia menggeser duduknya agar Jinan duduk disampingnya. Jinan pun duduk disamping Chika.
"Aku nggak bisa tidur,jadi aku kesini"
"Oh gitu"
Suasana mendadak hening mereka berdua sama sama menikmati pemandangan kebun teh yg ada di hadapan mereka.
Jinan menarik kepala Chika agar bersandar di bahunya kemudian tangannya merangkul pundak Chika.
"Nan" Chika terkejut dengan ulah Jinan
"Aku kangen kamu Chik"
"Tapi Nan nanti kalo Cindy sama Badrun liat gimana?"
"Kamu tenang aja mereka nggak bakal liat kok"
Chika menganggukkan kepalanya,jujur sebenarnya ia juga rindu dengan pria disampingnya tersebut. Chika memeluk Jinan dari samping,kepalanya sedikit ia dongakan agar bisa melihat wajah tampan dari seseorang yg pernah menjadi orang spesial dihatinya bahkan sampai skrng Chika masih menaruh perasaan pada Jinan.
"Chik aku pengen kita kaya dulu"
"Nggak bisa Nan kamu udah punya Cindy"
"Dulu juga aku udah punya Cindy"
"Tapi skrng beda Nan,sekarang kamu sama Cindy udah tunangan 2 bulan lagi kalian mau nikah aku nggak mau pernikahan kalian batal gara gara aku"
Jinan melepaskan pelukan Chika kemudian ia memutar badan Chika agar menghadap kearahnya. Jinan memegang bahu Chika
"Aku bisa tinggalin Cindy kalo kamu mau"
"Kamu nggak perlu lakuin itu Nan"
"Kamu nggak usah munafik,aku tau kamu juga masih punya perasaan kan sama aku?"
Chika tidak menjawab pertanyaan Jinan,ia hanya bisa terdiam.
"Aku sayang banget sama kamu Chika aku rela ngelakuin apa aja termasuk ninggalin Cindy asal aku bisa sama kamu terus"
"Iya Nan jujur aku juga masih sayang sama kamu"
"Jadi kamu mau kembali sama aku lagi?"
Chika menganggukan kepalanya.
"Makasih Chik,kamu tenang aja habis ini aku bakal putusin Cindy dan aku bakal nikahin kamu" Jinan mencium kening Chika dengan lembut
Chika memejamkan matanya saat merasakan bibir Jinan mendarat di keningnya.
Tanpa mereka sadari ternyata Cindy berdiri tak jauh dari mereka. Cindy mendengar semua ucapan mereka,air matanya kini sudah tak terbendung lagi.
"Tega kamu Chik"
Jinan langsung melepaskan ciuman nya saat mendengar suara Cindy,kemudian mereka menoleh kearah Cindy.
"Cin gue bisa jelasin"
"Nggak ada yg perlu di jelasin lagi Chik"
Cindy berjalan menghampiri mereka berdua,ia berdiri tepat di depan Chika dan Jinan,kemudian
Plak
Satu tamparan mendarat dengan sempurna di pipi Chika.
"Kamu bener bener tega Chik aku nggak nyangka kamu ngelakuin ini sama aku hiks hiks"
"Maaf Cin tapi gue ga bisa bohong,gue sayang banget sama Jinan"
"Lo nggak mikirin perasaan Vian,gimana kalo dia tau kalo pacarnya yg selalu dibangga banggakan selingkuh sama temennya sendiri"
"Gue udah tau semuanya kok Cin" ucap Badrun yg tiba tiba datang
"Terus lo diem aja gitu?"
"Gue nggak bisa ngapa ngapain,gue sama Chika udah putus gue sadar kalo selama ini Chika belum sepenuhnya move on dari Jinan"
Air mata Cindy semakin keluar dengan deras.
"Aku nggak nyangka Ji kamu bikin aku sakit hati untuk kedua kalinya"
"Maafin aku Cin,Chika bener hati nggak bisa bohong"
"Jadi kamu lebih memilih Chika dari pada aku?"
Jinan menganggukan kepalanya.
"Sekali lagi aku minta maaf aku nggak bisa ngelanjutin pertunangan kita" Jinan melepaskan cincin yg melingkar di jarinya kemudian memberikannya pada Cindy.
"Minggu depan aku bakal melangsungkan pernikahan aku sama Chika,aku harap kamu dateng" setelah berkata seperti itu Jinan mengajak Chika untuk pergi dari tempat itu meninggalkan Cindy yg semakin terisak.
"Sabar ya Cin,maaf gue ga bisa bantu apa apa" Badrun kemudian ikut pergi meninggalkan Cindy.
Hujan tiba tiba turun membasahi tubuh Cindy,Cindy menangis seorang diri dibawah derasnya guyuran hujan.
"AKU BENCI KAMU JINAAAAAAAN"TAMAT