20 Sabita

5.7K 680 35
                                    

Bismillahirrahmanirrahim....

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh....

Andra & Zaida, comback!
Afraz & Rachel 🍁

Menjawab salam itu wajib 😄

Maaf banget kemaren nggak update. Ana nggak punya kuota. Bener-bener kosong. Huhuhu 😭 jngan bosan menunggu ya.

Ana merasa, sepertinya ana harus bikin jadwal update. Untuk sementara ana bisa update dua hari sekali, ngga pa-pa ya? Kalian tenang aja, ana bakal sering-sering update, karena ana sendiri menginginkan cerita ini tamat sebelum bulan Februari 2021.

Oh iya, kalian kasih komen dong buat cerita ini menurut pendapat kalian. Jujur ana merasa insecure dengan cerita ini. Takut banget, ceritanya membosankan, gampang ketebak, dll. Walaupun ana udah usaha sebaik mungkin.

Hehehe maaf jadi curhat.

HAPPY READING ❤

Mendengar seruan Andra, Tio dan Rian segera menyusul Andra yang sudah berlari mengejar laki-laki misterius itu.

Zaida yang melihat itu tidak tinggal diam, dia juga ikut. Zaida takut terjadi apa-apa kepada tiga laki-laki itu.

Andra, Tio, Rian, terus saja mengejar laki-laki itu yang sepertinya sangat ahli dalam hal berlari, seperti sudah di latih. Hingga tidak menyadari bahwa saat ini mereka sudah berada di luar pekarangan pondok pesantren, dan mungkin juga jauh dari permukiman warga.

Sampai langkah mereka berhenti di sebuah jalan sepi, saat sosok misterius itu tanpa aba-aba menghentikan langkahnya.

"Huah, lo jago juga larinya," ujar Rian, mengatur nafasnya yang terengah-engah.

"Mau kemana lo sekarang?  Udah nggak bisa lari lagi dari kita," ujar Tio percaya diri, dan tersenyum meremehkan.

Si misterius ini tersenyum smirk di balik maskernya.

Suasana hening sampai akhirnya

"Nggak mau! Lepasin hiks, lepasin." Tiba-tiba saja terdengar suara isakan seorang perempuan.

Tio terbelalak, ia mengedarkan pandangnya ke sekitar, begitupun dengan Rian dan Andra.

"Lepasin! Jahat!" Suara itu makin terdengar mendekat. Sampai akhirnya wujud dari suara itu terlihat.

"Ck!" desis Andra saat melihat seorang perempuan bercadar dengan isakan tangis, dan tangannya di cekal kuat oleh laki-laki yang menyeretnya. Dan yang membuat Andra tidak percaya adalah laki-laki itu adalah ROLAN.

Laki-laki ber masker itu, memperlihatkan wajahnya, dan yang makin membuat tercengang, laki-laki itu adalah suruhan ROLAN atau anggota dari black eagle.

Tio dan Rian memperhatikan perempuan bercadar di dalam cekaman Rolan, mereka takut jika itu adalah Zaida. Beberapa saat kemudian mereka menghela nafas, ternyata itu bukan Zaida. Lantas siapa perempuan itu?  Walaupun itu bukan Zaida, tetap saja Rolan tidak pantas memperlakukan dia seperti itu.

"Lepasin perempuan itu, dia nggak ada sangkut pautannya sama urusan kita!" perintah Tio.

Rolan menyerengit. "Siapa lo? Lo memerintah gua?" desis Rolan.

"Jangan lo nyakitin perempuan! Terlebih dia tidak bersalah." Kini Rian yang memperingatkan, tangannya sudah mengkepal.

"Tau apa lo tentang perempuan? Teman lo." Rolan menunjuk ke arah Andra, "dia aja udah menghancurkan seorang perempuan!"

Andra yang di bawa-bawa, tersulut emosi apa lagi ini sudah menyangkut masalah Rachel. "Jangan banyak bacot lo!" Andra segera melayangkan tonjokan hangat pada pipi Rolan.

Halal Dan Haram Bagimu {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang