Beweis - 9

500 49 37
                                    

∆•Liebesbekenntnis aus Deutschland•∆

Wanita berambut panjang dan berkulit putih sedang bertempur dengan panci dan penggorengan di dapur. Ini masih pagi, jam baru menunjukkan pukul 5 pagi. Tapi, wanita itu sudah bangun dan memasak untuk anak semata wayang nya.

"Sarang, ayo bangun. Sarapan dulu." Tzuyu memanggil putrinya. Sebagai orang tua tunggal Tzuyu harus ekstra mencari uang untuk kebutuhan anak nya. Untuk makan dan untuk membayar sewa apartemen.

Semenjak ia pergi dari rumah kakak nya, Mina. Tzuyu memutuskan untuk tinggal di tempat yang lumayan jauh dari rumah Mina. Hal itu ia lakukan agar tidak ada orang yang mencari nya. Untuk sementara ia ingin ketenangan bersama anak nya.

Sarapan sudah tersedia di meja makan. Tapi putri kecilnya itu belum juga menunjukkan batang hidung nya.

Tzuyu berjalan menuju kamar.

Clek.

"Sarang sudah pagi. Ayo bangun." Tzuyu menepuk-nepuk pelan pipi gembul Sarang.

"Mmm.. Hoam.. Eomma Sarang masih mengantuk. Hari ini ijin tidak sekolah ya." Si kecil itu berucap sambil memejamkan mata.

Tzuyu memeluk erat putrinya. Ia berbisik ke telinga sang anak. "Sarang eomma harus bekerja. Sarang sudah tidak sayang lagi dengan eomma ya?" Kalimat yang diucapkan Tzuyu sangat ampuh. Sarang membuka matanya dan refleks melepaskan pelukan Tzuyu.

"Sarang sayang eomma. Kenapa eomma berbicara seperti itu?" Tanya nya sambil mengucek mata.

"Tadi katanya tidak mau sekolah. Berarti Sarang sudah tidak sayang dengan eomma. Eomma bekerja dari pagi hingga sore agar bisa membayar uang sekolah Sarang. Itu semua eomma lakukan karena sayang pada Sarang. Nah, jika kamu tidak mau sekolah berarti sayang yang eomma berikan selama ini sia-sia." Tzuyu berbicara dengan raut sedih nya.

Saat itu pula, Sarang memeluk Tzuyu. Ia mencium pipi Tzuyu berkali-kali tanda ia sayang pada ibu nya.

"Sarang mau sekolah eomma. Sarang sayang eomma."

Sarang berdiri dari tempat tidur nya. Ia menarik tangan Tzuyu. "Ayo kita keluar."

"Sarang mandi dulu. Eomma akan menyiapkan pakaian nya."

Sarang memberikan jempol pada Tzuyu. Dan dibalas anggukan oleh Tzuyu.
____________________________

Tok tok tok

"Jeno."
"........"
Tok tok tok.

"Sayang."
"..........."
Masih tidak ada jawaban.

Mina menghela napas. pasalnya putra kesayangan nya itu tidak ada keluar kamar sejak tadi malam. Hal itu dilakukan Jeno bukan tanpa alasan. Ia merajuk karena Appa nya tidak kunjung pulang setelah seharian ia menunggu.

Alhasil Jeno mengurung diri di kamar tanpa menyentuh makan malam nya.

Mina sebenarnya tahu, bahwa selama ini Jeno selalu menangis diam-diam jika ia dan Jimin bertengkar. Ia cukup paham jika Jeno habis menangis, maka matanya akan membengkak dan ia juga akan terserang pilek.

BeweisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang