epilog [La Vie en rose]

1.1K 139 17
                                    

🥀

Des yeux qui font baiser les miens,
Un rire qui se perd sur sa bouche,
Voila le portrait sans retouche
De l'homme auquel j'appartiens

Quand il me prend dans ses bras
Il me parle tout bas,
Je vois la vie en rose.

Lagu La Vie en rose milik Edith Piaft terdengar malam itu. Keduanya termenung sambil bersenandung , setangkai bunga matahari rupanya sudah ada dalam genggaman Doyoung. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Jung Jaehyun yang memberikannya.

"Ngomong ngomong kenapa kau tidak suka bunga?" Jaehyun mulai bersuara. Pandangan keduanya tak lepas pada hamparan taman bunga di hadapan mereka.

"Bunga itu pada akhirnya akan layu, Jae"

Jaehyun mengangguk, benar.

"Keindahannya hanya sementara"

"Lama lama dia akan mengering, dan layu. Itu pertanda dia mati kan, Jae?"

"Sama seperti manusia"

Jaehyun masih terdiam, tidak ingin memotong sedikitpun suara lembut seseorang di sampingnya itu.

"Terlihat sehat memang, tapi lama lama dia akan menua, dan tidak ada yang tau, kapan kematian itu tiba"

"Hey!"

Kini Jaehyun memotong ucapan Doyoung. Kenapa jadi merambat seperti ini.

"Kenapa sih, Jae!"

"Aku bertanya tentang bunga, bukan tentang manusia, Doy" Entah kenapa nada bicara Jaehyun sedikit meninggi

"Lalu apa salahnya?"

"Kau terlalu serius, aku tidak suka. Lagipula kenapa kau tiba tiba berbicara tentang kematian?"

"Karena setiap makhluk hidup akan mati, Jae" Jaehyun menghela nafas, kenapa Doyoung bisa dengan sesantai itu membahas hal yang seperti ini.

"Ah sudahlah, aku menyesal sudah bertanya!"

"Haha, kenapa kau kesal?"

"Aku tidak suka kau mengungkit ngungkit tentang kematian"

"Aku baik baik saja, Jaehyun" Doyoung menggenggam tangan Jaehyun dan mengelus pelan.

"Jangan berbicara tentang hal itu lagi, aku tidak suka" Jaehyun mengalihkan atensinya dan menatap lekat manik hitam lawan bicaranya.

"Baiklah"

🥀

C'est lui pour moi. Moi pour lui
Dans la vie,
Il me l'a dit, l'a jure pour la vie.

[It’s him for me, me for him
In life
He said that to me, swore it forever]

🥀

trois jours plus tard
[Three day later]

"Lihat?"

Jaehyun membawa satu vas berisi bunga Lily putih yang masih berakar sekaligus dengan tanah dan sebuah pupuk di tangan lainnya. Jaehyun berjongkok dan meletakan semua peralatannya di samping dirinya.

"Kau tidak suka bunga kan?"

"Aku membawa bunga yang berbeda dari sebelumnya"

"Lihatlah, aku membawanya dengan akar akarnya"

"Akan aku tanam bunga ini di sini, seperti katamu, agar dia tidak layu dan mati"

"Bunga ini akan terus tumbuh di sini"

"Ya, dia tidak akan mati. Semoga"

Jaehyun mulai menggali tanah di hadapannya, menanam bunga itu dengan telatennya. Setelah semuanya selesai, dia tersenyum puas.

"Aku harap setelah ini kau akan menyukai bunga"

Jaehyun tersenyum, lalu memeluk nisan di hadapannya.

🌻
Fin.

*TMI: Bunga matahari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*TMI:
Bunga matahari

*TMI: Bunga matahari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lily putih

Lily putih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
jaedoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang