14 | Saling

959 188 39
                                    

when i found youthe sun found me

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


when i found you
the sun found me.

- gemma troy -

•••








Halaman belakang rumah Rama sore itu menjadi tempat Rama dan Shinta bermain bersama Mochi sembari berbincang ringan. Mereka duduk berdampingan di lantai teras. Namun ada yang mengganggu Rama sejak tadi.

Gerak-gerik Shinta terlihat aneh. Shinta seperti orang yang sedang gelisah. Bahkan ketika di pangkuannya adalah Mochi yang sedang perempun itu elus bulunya, Rama tahu kalau fokus Shinta bukan di sana.

"Shinta."

"Hm?" Shinta tampak terkejut ketika Rama memanggil. Sangat jelas jika perempuan itu memang melamun.

"Kamu kenapa? Lagi kepikiran sesuatu?"

Shinta menatap Rama selama beberapa saat. Ia menghela napas karena Rama terus menatapnya, pada akhirnya yang bisa Shinta lalukan hanya mengangguk.

"Kepikiran apa?" Rama masih mempertahankan tatapan khawatirnya. Kini, tangannya berada di atas tangan Shinta.

Shinta malah tertunduk menatap Mochi yang terlihat nyaman di pangkuannya. Tangannya masih terus bergerak mengusap-usap bulu kucing itu. Masih enggan menjawab, hingga usapan tangan Rama membuat Shinta bersuara lirih. "Aku pengen ketemu sama tante Dewi, pengen ngobrol sama dia."

Deg.

Semenjak pertemuannya kembali dengan Shinta, mereka berdua tidak pernah sekalipun menyinggung tentang Arjuna ataupun keluarganya. Lalu kini, Shinta tiba-tiba ingin bertemu dengan ibunda Arjuna. Banyak hal yang Rama khawatirkan, terutama kondisi mental Shinta yang terkadang masih labil. Namun Rama berusaha untuk tidak bersuara lebih dulu, ia memilih menunggu kelanjutan ucapan Shinta yang menurutnya masih menggantung.

"Ram, aku mau tau kabar tante Dewi. Aku juga pengen ngasih tau tante Dewi tentang pernikahan kita. Dan kalo boleh, aku mau ngundang mereka."

Bukannya Rama masih dendam dengan Arjuna hingga sampai merambat ke keluarganya. Sekali lagi, Rama hanya merasa khawatir dengan keadaan Shinta. Bagaimanapun juga, kejadian itu belum ada dua tahun lamanya. Dan pasti masih sangat membekas di ingatan Shinta.

"Ram, boleh kan?"

Melihat Shinta yang menatapnya penuh harap, Rama akhirnya mengangguk dengan senyum terpaksa. "Boleh, kapan kamu mau kesana?"

"Lusa. Lusa undangannya udah jadi kan?"

Rama kembali mengangguk. "Iya, lusa aku anter kamu kesana. Tapi janji jangan kaya tadi. Aku khawatir liat kamu ngelamun terus kaya tadi."

Shinta terkekeh pelan. "Iya. Makasih banyak, Ram."

Rama bisa melihat raut wajah Shinta yang langsung berubah cerah, rasa lega memenuhi rongga hati Rama. Mungkin memang tidak apa-apa. Mungkin hanya ia yang terlalu khawatir.

CROSS THE OCEANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang