9

1.4K 234 98
                                    

Chapter Nine

Crimes have been a tumor in each inch of world life, till there is no chance to sorrow every death.

Kejahatan telah menjadi tumor di setiap inci dari kehidupan dunia, hingga tidak ada kesempatan untuk menangisi setiap kematian.

The Lifetaker

.

.

But now, my shadow is the only thing that walks beside me. But now, my shattered heart the only thing that's beating.My father once told, "It's okay to be a little broken..". But is there anyone can hide the sorrow, when they laid the one, your love, in the grave?

Because the truth hurts, dan lies worse..

Tetapi sekarang, bayanganku adalah satu-satunya hal yang berjalan bersamaku. Tetapi sekarang, hatiku yang remuk adalah satu-satunya hal yang berdetak. Ayahku pernah berkata, "Tidak apa-apa jika menjadi sedikit hancur..". Tetapi adakah seorangpun yang dapat menyembunyikan ratapannya, ketika mereka tengah membaringkan dia, cintamu, dalam makam?

Karena kebenaran itu menyakitkan, dan kebohongan akan membuatnya lebih buruk.

"Pintunya terbuka, hyung.."

Pintu besi yang menjadi pembatas ruangan inti itu telah terbuka lebar dengan papan kunci otomatis yang telah dirusak, membuat Mino menjatuhkan rahang dengan mata melebar.

"SHIT! DIA MENUJU RUANGAN KRIS!"

Mino dan Sehun lantas melewati pusat kerubungan dan berlari masuk dalam pintu besi dengan wajah panik. Zico yang tetap tinggal di sana kemudian membungkuk ke arah jasad para penjaga yang dilimpahi cairan kental berwarna merah pekat dan pistol laras panjang tergeletak sekitar rembesan darah. Suara keributan penuh tanya berdatangan dari orang-orang yang memenuhi lokasi.

"Berikan jalan!"

Pria bersurai karamel bergelombang itu menoleh ke belakang, mendapati sekelompok orang pria berseragam hitam dilengkapi senjata laras panjang semi-otomatis M4 Carbine dengan panjang 757 mm berwarna hitam di tangan mereka tengah berlari ke pusat kerumunan. 

Zico beranjak dari posisi, memasukkan tangan dengan santai ke dalam saku. Dari barisan belakang, Minho muncul dalam mantel hitam sepanjang betis dan diikuti oleh barisan yang langsung menghalangi objek penuh genangan darah tersebut. Minho berjalan ke arah mayat, menatapnya sekilas sebelum menghadap Zico sepenuhnya.

"Kau tahu pelakunya?"

Zico mengedik, "Aku sedang makan siang dengan Sehun dan Mino sampai terdengar suara tembakan dan seperti inilah kondisi para penjaga."

"Apa mereka sudah mati?" Minho bergumam sambil menghampiri salah satunya. 

Dia telah mengenakan sarung tangan karet dan menyentuh leher salah satu dari tubuh-tubuh itu. 

"Masih ada denyut.."

"Well.." Zico memiringkan kepalanya, "Masing-masing mendapatkan satu tembakan proyektil peluru tepat di dada, arah jantung. Proyektil peluru masuk menembus kulit, merobek daging dan pembuluh darah. Ketika bertemu dengan penghalang seperti tulang dan otot, ujung proyektil itu akan terbelah dan melebar, tepatnya seperti bunga yang mekar."

Zico berjongkok di sebelah Minho, "Yang menjadi penyebab kematian adalah gelombang kejut proyektil peluru yang memberikan tekanan sangat kuat pada organ di sekitarnya. Proyektil akan terus melaju, menghancurkan rusuk dan menembus jantung. Darah pada setiap tubuh para penjaga ini akan mengalir tumpah keluar dan membanjiri rongga dada termasuk paru-paru, sedangkan proyektil terus bergerak kedepan dengan energi yang sangat besar, menembus dan merobek otot jantung."

The LifetakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang