38. Dear Imamku
Happy Reading!
Jangan lupa tekan bintang di pojok kiri bawah, ya!
Komennya banyakin untuk part terakhir!
"Membekukan kenangan dalam bingkai usang, potret dirimu. Satu waktu terlupakan. Bila kedua mata memandang, kenangan mencair dan mengalir ke hilir, bahwa kamu sekarang telah berbalik arah untuk menemukan takdir yang seharusnya." ~~ Zahril Mubarak.
.
.
.Banyak Typonya!
Aku ngetiknya pake Hp!
.
.
.Mata kami bertemu. Duniaku saat itu rasanya terhenti. Fokusku kepada seorang pria yang duduk di seberang sana dengan wajah yang tidak kalah terkejut nya dengan ku.
Wajah Kak Zahril pucat.
Kondisinya jauh lebih baik dari kali terakhir ku lihat. Dia tampak lebih tampan dan dewasa dengan kumis tipis yang menambah kadar kemanisan wajahnya. Kulitnya putih. Dan dia terlihat baik-baik saja. Tanpa kursi roda. Kedua kakinya berfungsi dengan normal, seakan kelumpuhannya yang dahulu tidak pernah ada.
Hanya...
Dia terlihat kehilangan beberapa berat badannya. Kak Zahril yang sekarang terlihat kurus.
Tidak kuat memandangnya, aku mengalihkan wajahku, meremas sofa di bawah tanganku. Aku tidak menyangkah kami akan bertemu lagi setelah dia menjatuhkan talak kepadaku tiga tahun lalu sebelum menghilang.
Aku memaksakan diriku untuk tetap diam walaupun jantungku sudah berdegup kencang. Aku memeluk Sandra dengan erat untuk mengalihkan fokusku dari pria itu.
"Putri, sayang. Hari pertama kamu magang akan dibimbing langsung oleh Pak Zahril. Tanyakan apa saja kepada dia. Dia adalah salah satu manajer yang sangat berpotensi di perusahaan dan yang sangat saya andalkan di perusahaan ini. Dia sangat cerdas. Walaupun Pak Zahril ini baru tahun kemarin menjabat sebagai manajer, dia telah membawa perubahaan besar untuk perusahaan terutama di divisinya. Jadi saya yakin kamu akan lebih mudah jika belajar langsung dengannya."
Bahkan saat Mas Farhan memperkenalkan Kak Zahril aku tetap diam dan tidak bergerak sedikit pun. Aku dengan susah payah mengontrol hatiku yang dengan kurang ajarnya merindukan Kak Zahril. Aku tidak ingin lepas kendali, apalagi di depan Mas Farhan yang sebulan kemudian akan melamarku dan melangsungkan akad.
"Saya percayakan calon istri saya kepada kamu. Saya harap kamu menjaganya dan mengajarkannya apa yang tidak dia bisa." Mas Farhan menjeda kalimat nya sebentar, "Putri?"
Aku tersentak dengan panggilan itu.
"I...iya, Mas?" Tanya ku gugup dengan kepala yang menoleh kepadanya. Mataku sempat melihat Kak Zahril yang memandang diriku.
"Pak Zahril akan mengantarmu ke divisi keuangan. Atau kamu ingin saya antar?" Tanyanya.
Aku ingin mengatakan iya. Tapi aku tidak ingin menyusahkan Mas Farhan lagi. Mas Farhan sudah banyak berkorban untuk diriku dua tahun ini. Dia adalah sekian dari pria yang memperlakukam aku dengan sangat baik hingga tahun-tahun yang ku habiskan dengan meratapi seorang pria yang menyia-nyiakan ku. Mas Farhan berhasil menumbuhkan perasaan di hatiku dengan perlakuan lembutnya.
Dan aku...
Tidak ingin mengecewakan pria baik seperti dirinya.
"Enggak usah, Mas. Aku bisa pergi sendiri." ujarku dengan seulas senyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Imam Ku (ZAHRIL) | (Ending)
RomanceBELUM REVISI!!! Di ujung dermaga, sepasang kekasih halal berdiri menikmati senja yang perlahan menghilang. Tangan saling terjalin dengan cincin emas melingkar di jari manis masing-masing. Masih teringat jelas diingatan suara lantang dari sang pria...