Matahari tidak muncul di minggu pagi ini. Langit tampak gelap mengundang rintik-rintik hujan membuat orang-orang enggan
untuk bangkit dari tidurnya. Waktu yang tepat untuk bermalas-malasan. Sama halnya dengan pria putih pucat bertubuh kekar yang masih terlelap dibawah selimutnya.Berbeda dengan gadis imut yang sudah berdiri sekitar 20 menit di pintu memandangi pria yang sedang tertidur nyenyak dihadapannya.
Sesekali ia menutup mulutnya dengan kedua tangannya terkikik malu-malu. Entah hal lucu apa yang ia tertawakan.
Gadis itu tampak manis dengan setelan jumpsuit berwarna pink di tubuhnya yang mungil tapi padat. Pipinya lagi-lagi mengembang tersenyum membuat pria yang tadinya terlelap mengkerutkan keningnya merasa terganggu dengan suara cekikikan gadis itu.
Perlahan ia membuka kedua matanya mendapati gadis itu berdiri didepan pintunya. Sesaat ia terdiam melihat gadis tembem itu begitu manis tetapi pria itu dengan cepat menggelengkan kepalanya mengingatkan dirinya untuk jangan tertipu dengan monster kecil itu.
Ia yakin sebentar lagi ia akan membuat masalah dan tak pernah membuat hidupnya tenang. Ia kembali memejamkan kedua matanya tetapi indera pendengarannya menangkap suara langkah kaki mendekat ke arahnya.
"Kamu udah bangun, Kak." Tak ada respon dari pria itu ia masih memejamkan matanya berpura-pura tidur.
Gadis itu tidak menyerah ia kembali menyentuh tubuh pria itu dengan jari telunjuknya berulang-ulang membuat pria itu mengerang frustasi dan bangkit dari tidurnya.
"O-oh.." Gadis itu menutup kedua mulutnya terkejut dengan penampakan pria di hadapannya yang ternyata tidak menggunakan baju.
"Keluar."
"Ibu suruh aku bangunin kamu."
"Gak, gue ngantuk. Keluar gak?"
"Tapi mama beneran suruh aku bangunin kamu. Katanya minta di anterin belanja bahan-bahan didapur udah habis. Serius." Gadis itu membentuk V dengan kedua jarinya meyakinkan pria dihadapannya.
"Keluar." Suruhnya.
"Aku tunggu dibawah ya, Kak." Gadis itu pamit tapi tak di hiraukan sama sekali oleh pria itu.
****
Sehun menuruni tangga dan mendapati gadis itu sedang duduk manis dimeja makan bersama Ibunya. Keduanya nampak serius berbicara sesekali tertawa. Ia sudah mandi dan rapi bersiap menemani Ibunya belanja bulanan.