27. Bully🍒

131 8 5
                                    

Happy Reading🍒
.
.
.


Jangan lupa, mental setiap manusia itu berbeda. Hanya dengan kata, kamu bisa membuatnya jatuh dari posisi yang selama ini ia perjuangkan.

~Ika Puspita


Cheryl membasuh wajahnya di wastafel untuk mengusir rasa kantuk yang sejak tadi menderanya. Matanya terasa berat karena guru sejarah yang menjelaskan materi panjang kali lebar tanpa jeda. Membuat Cheryl seperti mendengar dongeng pengantar tidur. Namun, karena Cheryl ingin menghargai guru yang sudah bersusah payah mengajar dikelasnya itu Cheryl tidak mau tertidur. Jadilah ia izin ke toilet untuk membasuh wajah.

"Wah tanpa perlu dicari, mangsa kita udah ada di depan mata."

Cheryl tersentak kaget mendengar suara seseorang selain dirinya, karena sejak tadi  kamar mandi ini memang sepi. Tubuhnya langsung berbalik begitu melihat ada orang lain dari balik kaca wastafel. Cheryl mengerutkan kening berusaha mengingat wajah-wajah familiar di depannya. Cheryl menghela nafas berat ketika berhasil mengingatnya. Ah, sepertinya akan terjadi hal yang tidak mengenakkan nanti, batin Cheryl.

"Ehmm hai kak," sapa Cheryl kikuk.

"Oh hai, masih inget kita?" tanya Citra tersenyum sinis.

"Sepertinya," jawab Cheryl lirih.

"Nggak masalah, kita bisa bantu ingetin lo kalo lo udah lupa," ucap Citra mulai mendekat.

Reflek, Cheryl berjalan mundur ketika kakak kelasnya ini semakin mengikis jarak diantara mereka. Cheryl meringis kecil saat badannya terasa sudah menempel di pinggiran wastafel, yang artinya ia sudah tidak bisa mundur lagi.

"Kenapa? Takut?" tanya Citra berhenti di hadapan Cheryl.

"Kakak mau apa?" tanya Cheryl takut.

"Gue? Gue mau ngasih lo pelajaran," jawab Citra menyeringai

"Mak-maksudnya apa kak?" tanya Cheryl gugup.

"Kurang jelas atau emang telinga lo yang udah tuli tentang peringatan gue kemarin. Jauhin Rey! Dia itu milik gue! Dan dengan gak tau dirinya sekarang lo malah jadian sama dia?" tanya Citra marah.

"Tapi kak Rey bukan pacar kak Citra," cicit Cheryl.

"Gue nggak peduli, Rey emang bukan pacar gue sekarang. Tapi nanti pasti dia bakal jadi milik gue."

"Tapi kakak nggak bisa maksa perasaan orang lain gitu aja."

"Nggak usah sok ceramahin gue, kalo gue nggak bisa dapetin Rey nggak boleh ada satupun orang yang boleh milikin Rey juga."

"Itu egois kak namanya. Bukan cinta tapi obsesi kalo kakak terus-terusan bersikap kayak gini."

"Gue bilang jangan ceramahin gue, anak yang nggak pernah dikasih cinta sama orang tuanya sendiri kayak lo mana tahu soal cinta?"

Deg, Cheryl terkejut mendengar perkataan dari gadis di depannya ini. Kenapa dia bisa mengatakan hal itu dan kenapa bisa dia tahu, batin Cheryl cemas.

"Ya maklum lah Cit anak broken home kayak dia cuma mau cari perhatian dari banyak orang dengan cara deket sama most wanted sekolah. Secara dia nggak pernah dapet itu dari keluarganya," ucap Risaa salah satu antek-antek Citra.

"Kurang kasih sayang, buat dia jadi cewek nggak tahu diri. Nggak pernah dididik sih," ucap Friska sambil meniupi kuku panjang berkutek hitam miliknya.

"Gimana mau dididik kalo nyokapnya aja gila," ucap Citra tersenyum miring.

"Cukup kak!" teriak Cheryl.

My Cold BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang