tigapuluhempat

10.1K 1.1K 52
                                    

🌚🌚🌚

Gak glow up anjir bulan abang :"

...

Ini sudah hari ke 3 Achana hilang, dan Jaehyun hampir gila sekarang. Jaehyun tidak pernah tidur, ia selalu mencari istrinya itu.

Omong-omong saat Mark mengantar Jefian, mobil Mark dikejar oleh 5 motor tak dikenal, untung saja seluruh anak buah Dimas mengikuti Mark sehingga kejadian yang tidak diinginkan tidak terjadi.

Oleh sebab itu Tiara, Jefian, Mark, Jeno, Jisung, dan pacar mereka (Nana, Celin, Rena) mau tak mau harus diam dirumah Dimas, tentu saja dengan pengawasan lebih dari 100 bodyguard milik Dimas.

"Jae, kau harus istirahat." Tera menghampiri Jaehyun yang baru saja selesai mandi

"Tidak, istriku entah dimana dan entah bagaimana keadaannya, sedangkan aku istirahat? Tidak." Ujar Jaehyun yang mulai membuka laptopnya lagi

"Minimal kau harus mengistirahatkan tubuhmu dulu, aku yakin Achana pasti akan sedih bila kau sampai jatuh sakit." Ujar Lisa baru saja datang dengan sabuk penyimpan senjata miliknya.

"Sebentar lagi, biarkan setidaknya aku mengetahui dimana keadaan istriku." Seru Jaehyun

"Jae, ini tak mudah!" Seru Segaf marah

"Begini saja, kau istirahat, aku dan Segaf akan mencari, Tera dan Lisa akan mengecek keadaan anak-anakmu. Bagaimana?" Tanya Kris

"Istirahat lah walau sebentar, setidaknya kau harus menyimpan tenagamu jika saja terjadi sesuatu." Ujar Johnny.

Jaehyun tertegun, benar, ia harus menyimpan tenaganya untuk sesuatu hal yang bisa saja terjadi secara mendadak.

Apalagi sekarang hanya ada dirinya, Johnny, Kris, Segaf, Lisa, Tera, dan anak buah mereka. Oh, Bian sedang berada dirumah Dimas untuk menjaga anak-anak Jaehyun dan Achana tentu saja.

"Baiklah, aku akan istirahat sebentar... Tolong gantikan aku untuk mencari Achana dan memilah informasikan." Ujar Jaehyun lalu pergi menuju kamar tamu di rumah Johnny

"Ya, tentu." Segaf mengambil alih laptop Jaehyun sedangkan Kris mulai membuka handphonenya dan memilah informasi dari anak buahnya juga.

"Kami berangkat." Lisa dan Tera pergi menuju rumah Dimas

"Aku akan menuju cafe Jeno untuk pengecekan." Johnny segera meninggalkan ruangan itu.

"Jaehyun benar-benar hancur." Ujar Segaf kepada Kris tanpa mengalihkan perhatiannya dari Laptop

"Ya, dia benar-benar mencintai Achana. Kurasa kita melakukan rencana B juga." Ujar Kris

"Bukannya kita sedang menjalankan rencana A juga untuk menemukan Achana?" Tanya Segaf

"Bukannya tidak masalah jika kita menjalankan dua rencana sekaligus." Kris berujar santai

"Kau benar, jika kita hanya terus mencari dan menyewa para FBI dan detektif, sama saja memakan waktu." Ujar Segaf

"Maka dari itu, kita harus memancing agar mereka keluar." Kris tersenyum miring

"Cafe Jeno selalu siap, kita hanya tinggal memanfaatkan Hendry." Ujar Segaf yang kini tangannya sedang sibuk dengan keyboard.

"Tunggu waktu yang pas, kita harus bisa membuat anak tuan Xiao mau bekerja sama."

.
.
.



"Hey sayang, kau harus makan yang banyak, lihat pipi mu sudah mulai tirus.. Aku tak suka jika kesayanganku ini sakit." Elang mengelus lembut pipi Achana

Achana menepis tangan Elang dan kemudian membuang muka. Di depannya, ada Iqbaal yang tersenyum manis, namun di mata Achana itu adalah senyuman mengerikan.

"Kau lucu, aku suka sikap agresif mu itu sayang." Ujar Elang

"Makanlah sayang." Iqbaal menghampiri Achana dan menyodorkan buah apel ke mulut Achana.

Sret!

Achana mendorong tangan Iqbaal dan kemudian apel tersebut terjatuh. Iqbaal menggeram sebentar lalu menarik dagu Achana kasar.

"Sayang, jangan membuat kami bersikap kasar padamu. Paham?" Tanya Iqbaal

"Ingat sayang, jika kau macam-macam, sepertinya tak hanya Jefian yang menjadi korban, aku rasa Jeno dan Mark juga bagus menjadi korban." Ujar Elang

Achana memejamkan matanya, rasa takut, marah, dan putus asa bercampur jadi satu. Achana yakin, anaknya baik-baik saja, karena ia sangat yakin bahwa Jaehyun, Papa Dimas, dan papa nya akan menjaga anaknya sampai kapanpun.

"Hey manis, kami tak segan juga mencelakai keluarga mu." Ujar Elang

"A-apa yang kalian mau?" Tanya Achana dengan suara lirih

"Kau." Jawab Iqbaal dan Elang berbarengan.

"Ti-tidak! Achan milik mas Jaehyun!" Seru Achana.

"Ya, sekarang kau memang milik dia, tapi tak lama lagi kau milik kami sayang. Apapun yang kau mau kami turuti, asal tidak kembali ke Jaehyun." Ujar Iqbaal.

Setelah berucap demikian, Iqbaal dan Elang pergi dari kamar itu dan meninggalkan Achana yang sudah menangis.

"Hiks.. Mas Jaehyun... Hiks..." Achana kembali menangis lirih.

.
.
.



Arkar memasuki pekarangan rumah kakek Jeno tersebut, awalnya Arkar agak sedikit takut karena  banyaknya bodyguard dimana-mana, namun setelah menunjukkan vidcall bersama Jeno, Arkar bisa masuk.

Oh tentu ia tak sendiri, Arkar bersama Alin, Felisya, dan Bares (Bares memaksa ikut).

"Siapkan berkasnya." Ujar Alin dan Felisya serta Bares mulai menyusun kertas-kertas yang mereka bawa.

Mereka turun dari mobil dan segera berjalan menuju ruang tamu, dimana sudah ada Jeno, Mark, Nana, Rena, Abin, Lukas, dan juga Bian.

"Hoy kar." Sapa Jeno dengan senyum, namun Arkar dan yang lain meringis melihat senyuman Jeno.

Bukan senyum cerah yang biasa ia perlihatkan, memang masih terlihat tulus, namun tak bisa menyingkirkan bahwa di wajah tersebut terlihat gurat khawatir, sedih, marah, dan yang paling kentara adalah lelah, bahkan wajah Mark tak beda jauh dengan Jeno.

"Duduk dulu. Kak Abin, jangan liatin Felisya gitu, kasian anak orang gak nyaman." Seru Jeno sedangkan Abin hanya berdeham lalu kembali dengan laptopnya.

Arkar dan yang lain duduk, lalu Bares menyerahkan map yang ia dan Felisya bawa.

"Jen, ini yang kita temuin. Kita udah lacak sampe datang langsung ke bandara sama kantor polisi seluruh daerah Jakarta, kita juga udah cek cctv." Ujar Bares

"Yap, gua udah minta bantuan papa, dan papa gua ngasih file ini, disana ada yang bilang Achana ada di London. Bener dugaan bapak lo waktu itu. Dan emang gak mudah buat meretas keamanan disana, terlalu canggih." Ujar Alin

"Masalahnya, kita gak bisa nemuin titik yang tepat berada di London mana, cuman yang jelas Achan ada disana." Lanjut Felisya.

"Gak bisa sama sekali?" Tanya Mark

"Ada cara lain?" Tanya Jeno

Semua terdiam, bahkan Bian yang sedaritadi berkomunikasi dengan Kris juga ikut terdiam.

"Ada." Jawab Abin

"Rencana B om Segaf sama om Kris, gabung sama rencana kita." Ujar Abin

Semuanya langsung menatap Abin penasaran.

"Tapi, lu semua bisa pake senjata kan?" Tanya Abin dengan wajah seriusnya.


.tbc.

Nahlohhhhhh

Mama Muda [JaeHyuck] -SELESAI-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang