42. MULAI MELANGKAH DAN BERDAMAI

1.6K 364 126
                                    

Tarik napas dulu. Siapin diri buat baca bab ini.

......

42. MULAI MELANGKAH DAN BERDAMAI


"Bu Siska?"

Wanita itu diam mematung. Sebilah pisau sudah ada di genggamannya. Mata itu terlihat tajam dengan bibir yang terkunci rapat. Hoodie hitam dan celana cokelat itu sudah cukup kuat membuktikan bahwa Bu Siska ada hubungannya dengan semua kejadian ini.

"Bu Siska?" ulang Bella muncul di samping Amira. Perlahan menggeser cewek itu untuk mundur perlahan.

Fariz keluar bersama Aldi dan Adim. Benar-benar melayangkan tatapan curiga pada guru TU Cendana ini.

"Kenapa Ibu di sini?" Jessica mengambil langkah ke depan. Mengamati raut wajah tenang Bu Siska penuh selidik. Tatapannya perlahan turun, terhenti tepat pada satu benda itu.

"Kenapa Ibu bawa pisau?" Jessica mengernyit curiga.

"Bu," tegur Adim tiba-tiba.

Bu Siska tersentak. Agak mundur pelan lalu dengan gerakan cepat menutup pintu ruangan itu segera. Tatapannya berubah cemas. Sekali tarikan napas panjang ternyata belum cukup membuat hati wanita itu tenang. Mata melirik ke sekeliling, curiga.

"Kalian kenapa bisa ada di dalam sini? Apa yang kalian lakukan?" tanya Bu Siska menyudahi pembahasan sebelumnya.

Amira semakin curiga. Cewek itu menggeleng, tangan Amira terulur menyentuh lengan Bu Siska pelan.

"Harusnya kami yang nanya seperti itu, Bu," ucapnya berubah datar.

Bu Siska nampak gugup. Sekali lagi guru cantik itu melirik sekeliling. Entah sedang mengawasi apa. Yang jelas gerak-geriknya cukup mampu membuat mereka yakin bahwa Bu Siska memang terlibat atas seluruh kejadian ini.

"Bu. Jawab kami. Ibu ngapain di sini?" sentak Aldi tak sabar.

Bu Siska seolah tak perduli. Telinga dipaksa tuli sukses membuat Adim hampir mengumpat kasar.

"Budek kali, ya?" gumam Fariz heran.

Tatapan Bu Siska terkunci pada Amira dan Bella. Sendu kini mulai layu. Bella tersentak ditatap seperti itu. Begitupun Amira yang langsung memalingkan wajah.

"Melati, Sukma dan Lilin."

Deg

Hening.

"Melati. Yang kalian tau meninggal karena jatuh dari atas rooftop gedung tiga. Kematiannya diduga disebabkan bunuh diri."

Hening.

Mata Bella sudah berair. Jessica diam-diam jadi merapat pada Adim.

Kenapa Bu Siska jadi seperti ini?

Aneh dan... misterius.

"Sukma. Pola pembunuhan yang terjadi nggak jauh-jauh dari kematian Melati."

Lagi-lagi hening menghiasi sepi yang mulai merajai.

Tangan Fariz mengepal kuat. Gejolak di dada kini terasa begitu sesak.

"Lilin. Lagi-lagi kematiannya terjadi di gedung ini. Sampai di sini apa kalian masih belum bisa memecahkan teka-tekinya?" tanya Bu Siska seketika.

"Maksud Ibu apa?" tanya Jessica tak suka. Mendelik sebal ke arah Bu Siska sepenuhnya.

"Percaya atau enggak. Di antara kalian semua, ada pengkhianat. Di antara kalian semua, ada yang mencoba menyembunyikan rahasia. Di antara kalian semua, ada yang benar-benar terikat dengan seluruh kejadian ini."

11:A5  KELAS BOBROK ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang