Gue minta maaf kalau penjelasan gue
tentang Syndrome Peter Pan ny salah
.
.
.
.
."Jisung sayang, ayo bangun. Sudah pagi, nanti kamu telat loh" Jaemin mengguncang badan Jisung dengan perlahan. Jisung membuka mata lalu kembali berpura pura tidur. Jaemin menghela nafas melihat tingkah adik nya.
Cup!
Jaemin mencium dahi dan pipi Jisung secara bergantian. "Nah, anak bunda ayo bangun" ujar Jaemin dengan lembut. Jisung langsung bangun lalu memeluk Jaemin, "Hehe, pagi bunda~"
Jaemin terkekeh melihat tingkah Jisung yang menggemaskan. "Jisung, kamu mandi terus siap siap, oke? Bunda mau siapin meja makan" ujar Jaemin sambil mengelus rambut Jisung
"Iya bundaaa, nanti ketika Icung sampai dibawah. Icung pasti sudah tampan~" Jisung melepas pelukanny kemdian berlari ke kamar mandi. Jaemin menatap pintu kamar mandi sambil tersenyum.
"Bunda! Bantuin ayah dong!" Teriak Jeno dari lantai bawah. "Sebentar, ayah!" Jaemin menuruni tangga dengan cepat.
"Kamu tuh gimana sih, Jen! Sudah hampir 30 tahun masih minta dipakein dasi" keluh Jaemin kepada suaminya. Jeno hanya membalas Jaemin dengan kekehan.
Ia sudah menikah dengan Jaemin, pria di depannya selama 6 tahun. Meskipun mereka tak memiliki anak, mereka masih mempunyai Jisung, adik Jaemin yang umurnya terpaut 8 tahun.
"Ayah! Bunda! Lihat lihat, Icung tampan bukan?" teriak Jisung yang baru menuruni tangga. "Yaampun sayang, jangan menuruni tangga sambil berlari" tegur Jeno.
"Ma-maaf, ayah. Icung salah" Jisung menunduk sambil mengulum seragamny dengan jari jari nya. Jeno merasa tak tega melihatnya, "Maafin ayah juga ya, Icung" ujar Jeno kemudian ia tersenyum.
Jisung segera mengangkat kepalanya dengan mata berbinar binar. "Icung! Ayah! Sarapan sudah siap!" teriak Jaemin dari ruang makan. "Iya Bunda!" jawab Jeno dan Jisung bersama sama
"Icung, nanti di sekolah baru kamu harus bersikap baik ya" ucap Jaemin sambil memberikan nasi kepada Jisung. "Pasti, bunda!" seru Jisung sambil memakan sarapannya.
Jaemin dan Jeno memperhatikan Jisung yang makan dengan berantakan layaknya anak tk. Terlihat pandangan sedih di pupil mata mereka. Perasaan bersalah selalu muncul di hati mereka ketika melihat tingkah kekanakan Jisung.
"Selesai! Hehehe, Icung hebat kan?" tanya Jisung sambil tersenyum lebar. Jaemin mengelap mulut Jisung, "Hebat sekali, sayang" puji Jaemin sambil tersenyum manis. Mendengar perkataan Jaemin, Jisung bertepuk tangan layakny anak tk
"Icung, ayo berangkat" Jeno bangun dari kursinya kemudian mengambil tasnya. "Baik ayah!" Jisung langsung memakai tas sekolah nya yang penuh dengan gantungan kunci Anna dan Olaf.
"Aku berangkat, jaga dirimu" Jeno mencium kening Jaemin lalu menggandeng tangan Jisung. "Dadah, bunda~!" ujar Jisung sambil melambaikan tangannya. Jaemin melambaikan tangannya sambil tersenyum.
.
.
.
."Nanti pulang kamu dijemput bunda. Inget, jangan berkeliaran setelah pulang sekolah" pesan Jeno pada Jisung. "Ihhh! Icung tahuu ayahh!" protes Jisung sambil menggembungkan pipinya. "Dadah, ayah!" Jisung mengucapkan selamat tinggal lalu mencium pipi Jeno.
Jisung segera berlari ke dalam gedung sekolah barunya. Karena terlalu gembira, ia tak menyadari ada orang di depannya.
Bruk!
"Ya! Perhatikan langkahmu!" protes lelaki yang tak sengaja Jisung tabrak. "Ma-maafkan Icung" cicit Jisung karena takut.
"Kau ini bisu atau tuli?!" bentak Chenle. Badan Jisung gemetaran, ia takut di bentak. Air matanya sudah mengalir membasahi pipinya.
"Hei! Ada apa ribut² begini?" tanya guru yang sedang piket. Guru tersebut memperhatikan Jisung, ia merasa asing Jisung. "Ah! Apa kau Park Jisung? Murid yang baru saja pindah hari ini?" tanya guru itu.
"I-iya pak" jawab Jisung sambil mengangguk. "Kamu ikut bapak oke, nak Chenle saya minta maaf ya atas perilaku Jisung" Pak Chanyeol menggandeng tangan Jisung ke ruang guru.
"Cih! Apa apaan dia, cengeng sekali" gerutu Chenle sambil menuju kelas nya
Bersambung
Feel ny aneh banget ya hahaha
KAMU SEDANG MEMBACA
•'Icung
Short StoryTentang Park Jisung remaja berumur 17 tahun dan Syndrome Peter Pan ny Still on-going