Sudah sedari kecil, Suho mengutuk pemberian istimewa dari Tuhan yang satu ini. Ia tidak menginginkannya meski beberapa orang menganggapnya istimewa. Ia sangat - sangat tidak menginginkannya, bisa melihat hantu dalam berbagai wujud bukanlah sebuah keistimewaan untuk Suho. Ia tersiksa, apalagi jika hantu yang datang padanya berwujud mengerikan, menjijikkan dan menyeramkan.
Tapi...
Hantu kali ini sangat tampan dan entah mengapa berbeda dengan hantu kebanyakan yang ia temui.
"Hei, kau bisa melihatku kan..." sang hantu tampan itu mulai berbicara dan Suho memilih berjalan seolah - olah tidak mendengar.
"Oh ayolah... kau sudah menunjukkan wajah kaget tadi, jangan berpura - pura tidak melihatku," kata si hantu yang terus mengekori Suho, "Namaku Sehun... aku baru berusia 18 tahun dan aku ini belum mati."
Suho menghentikan langkah kakinya, ia menatap kearah Sehun, tetapi ketika menyadari bahwa dirinya masih di hall depan kantor tempat dia bekerja, Suho memilih untuk buru - buru masuk kedalam lift dan berharap tidak ada orang lain didalam lift.
Suho bernafas lega saat masuk kedalam lift dan benar - benar tidak ada orang lain, meski ia kemudian menjerit karena Sehun dengan seenaknya melayang dan masuk kedalam lift. Dan lebih sialnya, ketika Suho menjerit Sehun juga ikut menjerit.
"Kenapa kau ikut menjerit?" tanya Suho.
"Ya karena aku terkejut," jawab Sehun.
"Aku seharusnya yang terkejut pabbo!!"
"Masa aku tidak boleh terkejut juga," protes Sehun.
"Sudahlah... jangan ganggu aku, sana pergi... hush hush hush..."
"Aku mau minta tolong kepadamu," kata Sehun dengan wajah yang dibuat begitu iba.
Suho melirik kearah Sehun tetapi ia kemudian memalingkan wajah dan menghela nafas panjang, "Aku sibuk, sedang bekerja..."
"Ya nanti setelah pulang kerja atau kalau kau sedang tidak ada pekerjaan," kata Sehun yang kemudian berpindah melayang kedepan Suho.
Suho terperanjat kaget karena Sehun berpindah begitu saja kedepannya, ia nyaris menjerit kembali saat pintu lift terbuka dan sosok CEO - Kris menatapnya heran.
"Ada apa Suho?" tanya Kris sembari melangkahkan kakinya masuk kedalam lift.
"Tidak Kris - ssi, aku hanya terkejut saja..." ucap Suho yang mendelik kearah Sehun yang malah mendelik kearah Kris, beruntung sekali Kris tidak bisa melihat meskipun ia tidak yakin harus merasa beruntung atau tidak dengan kelakuan usil Sehun.
"Apa kau ada masalah denganku Suho? Kenapa mendelik seperti itu padaku?" tanya Kris.
Suho segera tersenyum manis kearah Kris, "Tidak Kris - ssi... aku hanya sedang...."
Suho menjerit - jerit dalam hati, meminta otaknya untuk segera berfikir.
"Sedang olahraga mata Kris - ssi... seperti ini..."
Suho mendelikkan matanya, kemudian menyipitkan, kemudian mengedip - ngedipkannya dihadapan Kris. Suho baru menghentikan kegiatan konyolnya itu ketika menyadari Kris menatap aneh kearahnya dan sialnya lagi bertepatan dengan pintu lift terbuka dan orang - orang dari lantai 20 yang hendak turun menatap heran kearahnya.
Kris berdehem lirih dan melangkahkan kaki keluar dari lift. Suho memilih untuk segera keluar pula dari lift sembari menundukkan kepalanya malu. Begitu sampai didalam ruangannya, ia menutup pintu, menutup tirai dan kembali menjerit ketika tiba - tiba saja Sehun ada didepannya.
"Ya!!!!" teriak Suho kesal.
"Aku hanya ingin meminta bantuanmu saja," kata Sehun.
Suho mengatur nafasnya yang benar - benar naik turun karena kelakuan Sehun, ia menatap kesal kearah Sehun tetapi melihat sosok yang benar - benar menatap penuh harap padanya ia hanya bisa menarik nafas dalam - dalam.
"Ya sudah, kau mau apa?" tanya Suho.
Suho menatap kearah Sehun yang kemudian tersenyum begitu lebar. Entah mengapa, Suho ikut merasakan harapan dan juga kebahagiaan dari sosok Sehun yang mulai mengoceh tentang kisahnya.
Permintaan Sehun sebenarnya tidak susah, Suho hanya perlu menyampaikan pesan pada seorang laki - laki berdarah China bernama Luhan yang merupakan kekasih Sehun. Suho bahkan sudah berada di dalam kafe tempat Luhan bekerja untuk menyampaikan pesan Sehun, tetapi dia tidak bergerak sama sekali karena memikirkan bagaimana menjawab semua pertanyaan Luhan jika sampai laki - laki berparas manis itu bertanya bagaimana Suho bisa mengenal Sehun.
"Kenapa kau masih tidak bergerak hyung?" Sehun mulai ribut menganggu Suho yang sudah pusing.
"Sebentar, aku masih memikirkan kalimat yang tepat," jawab Suho, matanya kemudian tidak sengaja menatap kearah pintu dimana Kris memasuki kafe. Entah mengapa Suho memilih terus memperhatikan bosnya itu, hingga matanya terbelalak tidak percaya saat melihat Kris dan Luhan berciuman.
Suho menoleh kearah Sehun tanpa berani mengatakan apapun, jelas terlihat jika anak laki - laki dihadapannya ini terlihat begitu sedih.
"Hun...." panggil Suho lirih.
"Tetap sampaikan pesanku hyung, apa adanya..." pinta Sehun.
Suho menarik nafas dalam - dalam, ia bangkit berdiri dengan membawa sebuah kertas. Suho yang entah mengapa begitu marah dan begitu tidak senang bahkan tidak tersenyum saat melihat Kris menatap heran dan menyapanya.
Suho menyodorkan secarik kertas pada Luhan, "Dari Sehun, kau harus membacanya."
Suho membalikkan badan begitu Luhan menerima surat darinya, ia sama sekali tidak peduli dengan reaksi Luhan maupun Kris. Suho bahkan terus melangkahkan kaki, melewati Sehun yang tengah menatap kearah Luhan dengan tatapan penuh nanar dan pendar kesedihan.
TBC
YOU ARE READING
Yaoi Oneshoot Series - Book 2
FanfictionWARNING!! TOLONG DIBACA LEBIH DULU!! Ini ff Yaoi alias boys love, alias gay story dengan berbagai macam pasangan yang pada umumnya tidak umum ditemukan di ff lain. Aku suka JiMir couple, Jiyoung alias bang GD dan Mir Mblaq. Kalau enggak suka couplen...