26ㅡburger and sandwich

2.3K 362 296
                                    

Senja sudah lalu dan langit mulai menggelap, menanggalkan cahaya oranye yang setia menemani sesi terakhir latihan Seokmin di danau itu untuk hari ini. Danau mulai tenang, tak ada lagi gemericik air bekas lemparan batu kerikil oleh Yunaㅡkarena si pelaku tengah tertidur di atas rumput, terlalu bosan menunggu Seokmin latihan, mungkin?

Seokmin melihat sekelilingnya. Hutan di depan mereka sangat gelap, begitupula dengan sekelilingnya. Bulan masih bersembunyi di balik awan yang bergerak lamban. Lalu Seokmin berjalan menghampiri Yuna yang masih tertidur. Kawannya yang satu ini pasti akan terkejut dan panik kalau terbangun dengan keadaan sekitar yang gelap gulita.

Tangan kanannya meraih sesuatu di saku jaketnya. Sebuah tongkat dari kayu laurel dan inti bulu phoenix. Tongkat sihir yang sudah menemani perjalanan Seokmin di Hogwarts selama kurang lebih empat tahun dan dalam waktu kurang dari tiga hari, sepertinya ia akan melakukan pekerjaan yang berat dan tak pernah dibayangkan sebelumnya. Tapi sebelum itu, ia punya tugas sederhana yang harus diselesaikan.

"Lumos!"

Keadaan di sekelilingnya menjadi terang. Setidaknya Yuna tidak akan terkejut saat bangun nanti.

"Yuna. Bangun. Sudah malam, ayo kembali ke asrama,"

Yuna mengerjapkan matanya pelan. Mencoba mencerna apa yang ia lihat. Ada pohon di atasnya, langit yang gelap, dan Seokmin yang duduk di samping kirinya dengan tongkat sihir yang bercahaya di tangan kanannya.

Matanya membulat dan lantas ia terduduk, "Aku ketiduran, ya?!" serunya.

Helaan nafas kesal terdengar dari si pria, "Tidak. Kau baru saja bangkit dari kematian. Selamat datang, ini adalah surga," Ucapnya dengan tangan kiri menadah ke samping.

Yuna terkekeh, "Maaf. Aku benar-benar tidak bisa menahan kantukku tadi. Angin sorenya benar-benar nyaman,"

"Sudahlahㅡ ayo pulang. Sebentar lagi jam makan malam. Badanku bau dan aku harus mandi dulu," ujarnya sambil berdiri dan mengulurkan tangannya, membantu Yuna berdiri.

Yuna menepuk-nepuk pakaiannya yang penuh dengan rumput-rumput kecil, " Wah, kau sadar diri juga ternyata,"

"Kau mau kupeluk?" tawar Seokmin, jahil.

Yuna buru-buru berlari diantara barisan pohon pinus yang menjulang tinggi demi menghindari pelukan Seokmin. Sepertinya ia lupa soal gelap, dan selang belasan detik kemudian, ia berteriak dan buru-buru merapal mantra.

"AAAAAAA!!!"

"Lumos Maxima!!!" suaranya bergema dari balik pepohonan, lalu cahaya terang menerangi hutan itu.

Seokmin masih berada di luar hutan, tertinggal jauh dari Yuna. Dibanding mengejar dan menyamai langkahnya, Seokmin malah sibuk tertawa.

"Dasar penakut," ujar Seokmin.

••

Makan malam telah usai. Menu malam ini bukan pasta lagi dan Seokmin patut berbahagia karenanya. Bosan katanya.

Omong-omong soal makan malam, ada yang aneh kali ini. Dari meja Hufflepuffㅡ Yuna, Seokmin, Soonyoung dan Seungkwan bisa melihat posisi duduk yang tak biasa terjadi di meja Gryffindor. Eunha duduk di sebelah Chaeyeon, sementara Mingyu duduk jauh di ujung, tepat di sebelah Jun dan menghadap Jeno.

Tidak perlu bertanya lagi. Semua kawan mereka setuju kalau keduanya sepertinya sedang dalam masa 'red code'ㅡistilah sedang bertengkar. Begitu mereka menyebutnya. Penyebabnya? Tidak ada yang tahu.

Sekarang mari kita beralih ke asrama Gryffindor. Siswa-siswi Gryffindor juga sudah keluar dari aula besar dan tengah berkumpul di dekat tangga, menunggu sang wanita dalam lukisan membukakan pintu untuk mereka. Ini sedikit banyak memakan waktu dan membuat orang yang sudah kesal, semakin bertambah kesal.

houses • hogwarts lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang