Kesalahan dalam tanda baca, pemilihan kata, dan typo adalah hal yang lumrah dalam cerita ini!🙏
Mohon koreksi, kritik, dan sarannya!😉Happy Reading!😘
👑
Elle berlari menuruni anak tangga dengan cepat, dirinya sudah terlambat tiga menit dari jam masuk sekolahnya. "Anjir! Kenapa gak ada yang bangunin gue!" teriak Elle membuat dua pasang mata di meja makan memandangnya. "Jangan lari! Jangan teriak!" sahut Davian. "Papa juga teriak!"
Elle tak menghiraukan dua orang anggota rumah itu, ia ingin segera berangkat sekolah. Baru akan menginjakkan kaki ke luar, Devo dengan cekatan menarik lengan ponakan dan menggeretnya duduk di kursi meja makan. "Apa sih Om! Udah telat nying!" ketusnya segera beranjak sebelum kembali didudukkan Devo. "Sarapan bego! Lo mau tepar di sekolah!"
Elle mendengus, ia terlambat! "Gue udah telat! Suruh siapa gak ada yang bangunin!" protes Elle ketus. "Lo punya alarm buat apa bege!" Devo menoyor kepala Elle membuat empunya mencebikkan bibirnya. "Gak usah ditoyor juga!" ucapnya membalas menoyor Devo.
Sebelum aksi toyor-menotor itu berubah saling jambak seperti yang sudah-sudah, Davian menginterupsi keduanya untuk duduk. "Elle sarapan! Masih ada tiga puluh menit."Mata Elle membola, tiga puluh menit katanya? Elle segera menatap pergelangan tangannya dan gotcha! Jam tangannya benar-benar menunjukkan pukul 6.30.
Sedangkan Devo sudah memegangi perutnya yang sakit karena terpingkal-pingkal. Elle sendiri menatap Devo penuh sangsi. Omnya ini pasti melakukan sesuatu pada alarmnya. "Lo apain adek gue Arslan? Kenapa gak bunyi? Kenapa jarumnya lebih setengah jam?" tanya Elle menatap marah Devo. Ia tak terima jam Beker yang bernama Arslan--padahal berbentuk Nobita salah satu karakter di kartun Doraemon--itu dipegang-pegang orang tak bertanggung jawab seperti Devo.
"Arslan mata lo satu?" Elle melempar Devo garpu yang baru saja diberikan oleh Davian untuk makan. "Bangsa*!" umpat Devo mengelus dada yang terkejut. "Apa? Katanya mau matanya tinggal satu? Sayang Lo ngehindar," balas Elle santai membuat geraman keluar dari mulut Devo.
"Kamu gak mau telatkan tadi? Sekarang kapan sarapannya kalau berantem terus? Udah hampir jam tujuh Elle!" Devo dan Elle seketika diam dan memakan sarapannya dengan tenang setelah aura penuh peringatan keluar dari Davian. Melihat dua manusia yang ia sayangi kembali tenang, Davian diam-diam tersenyum.
"Yaudah, Elle berangkat!" teriaknya meninggalkan perataran rumah setelah selesai sarapan, padahal jam tujuh sudah lewat. Gerbang pasti sudah tertutup, apalagi hari Senin adalah hari sakral yang diawali dengan sebuah upacara.
Sesampainya di depan gerbang, Elle menghentikan motornya bersama beberapa murid yang memang terlambat. Ada empat orang yang keseluruhannya adalah laki-laki dari kelas XII sekaligus anggota Revowl. "Tumben telat El?" tanya Kiko yang bersender di gerbang. "Emang biasanya mata Lo kemana Bang?" tanya Elle. Kiko menggaruk tengkuknya, sedangkan yang lainnya tertawa terbahak-bahak. Padahal niat Kiko kan hanya menyapa? Tapi memang bukan pertama kali sih Elle terlambat, jadi jangan salahkan ucapan sarkas Elle juga.
Tak lama seorang guru dan satpam membuka gerbang sambil berkacak pinggang. "Masuk!" ucap Pak Dana. Kelima remaja itu memasuki area parkir dan memarkirkan motor mereka. "Sekarang lari lapang upacara lima kali!" ucap Pak Dana diangguki kelima pemuda itu yang langsung menuju ke lapangan tanpa banyak bicara lagi. Meladeni ucapan Pak Dana sama saja cari tambahan hukuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCE Davian 👑 (CERITA NGEGANTUNG)
Fiksi RemajaCERITA TIDAK SELESAI DAN TIDAK AKAN DISELESAIKAN Pangeran sombong Pangeran keras kepala Pangeran manja Pangeran pembuat masalah Dan tentunya pangeran kesayangan semua orang Dunia Reffaelleo Prince Davian Tentang segala tingkahnya yang kadang di luar...