BAB 22

148 16 3
                                    

Anka memasuki sebuah restoran dimana ia dan Sarah sudah membuat janji untuk membahas masalah 'Peter'. Anka menatap sekeliling, ia kesulitan mencari Sarah karena suasana restoran yang begitu ramai. Maklum saja, kini tengah istirahat makan siang. Restoran ini juga terletak tak jauh dari perusahaan Joan. Hanya butuh waktu 5 menit untuk berjalan kaki, jadi tak heran kalau sembilan puluh persen pengunjung restoran merupakan pegawai dari perusahaan Joan.

Tak lama menyisir pandangan ke seantero restoran, Anka menangkap sosok Sarah yang kini melambaikan tangan padanya. Anka membalas menyapa dan segera menghampiri Sarah.

"Maaf terlambat. Apa kamu sudah memesan makanan?" Tanya Anka yang langsung duduk.

Sarah mengangguk. "Tak apa, lagipula aku belum lama. Aku sudah memesan makanan, Fish and Chip, aku pesankan sekaligus untukmu, aku takutnya nanti kelamaan pesanan kita dibuat. Kamu lihat sendiri, restorannya ramai sekali. Kamu bisa memakannya 'kan?"

"Ya... aku omnivora, tenang saja." Canda Anka yang langsung dibalas kekehan kecil dari Sarah.

Anka memperbaiki posisi duduknya. "Jadi, tentang Peter?"

"Ah iya! Reinhart sedang ke toilet. Dia lebih tahu detailnya, sebentar lagi mungkin dia akan selesai." Anka hanya mengangguk sembari tersenyum. Anka sudah sangat penasaran dengan topik mengenai 'Peter' ini.

Tak lama orang yang ditunggu pun kembali, bersamaan dengan pesana mereka yang sudah datang. "Maaf lama! Panggilan alam," Ujar Reinhart, "-saya Reinhart. Kita pernah bertemu sebelumnya. Saat Pak Anka menjemput Bu Clara."

Anka membalas jabat tangan Reinhart. "Anka. Ya, saya ingat!"

Reinhart mengeluarkan satu map tebal dan bernaksud untuk mulai menjelaskan niatan dia dan Sarah mengajak Anka bertemu. Namun, Sarah menahannya.

"Lebih kita makan terlebih dahulu? Ya, Pak Anka?"

Anka hanya mengangguk dan tersenyum. Ia jadi semakin tidak sabaran.

❄❄❄

Anka kembali ke kantornya dengan perasaan tak menentu. Ia memijit pelipisnya karena merasa kepalanya begitu sakit. Anka menatap langit-langit dan mendengus kasar nafasnya. Kembali ia menatap map tebal berwarna abu-abu yang diberikan Reinhart tadi saat makan siang mereka telah usai. Dia sungguh tak percaya akan informasi yang tadi ia dengar dan saksikan.

Anka kembali membuka map yang sebelumnya sudah ditunjukkan juga oleh Reinhart. Ia membaca detail demi detail tentang profil dan latar belakang Peter yang semuanya tertera disana. Tak ada satu informasi pun yang tertinggal. Reinhart membayar seseorang untuk menguak status Peter yang sebenarnya. Beruntungnya ia masih menyimpan foto pernikahan Peter dan istrinya saat ia diundang oleh mereka ketika pesta di kota asalnya. Ini semakin mengeratkan bukti. Reinhart juga bisa ikut bicara seandainya Clara butuh kepastian lebih lanjut.

Namun, mampukah Anka mengatakannya pada Clara? Dia sangatlah bingung. Meski, suara batinnya bersorak gembira di dalam sana. Ia masih memiliki kesempatan sekali lagi untuk memenangkan hati Clara kalau wanita itu sudah tahu semuanya.

Peter, pria itu memang sudah menikah. Istrinya bernama Paulin. Paulin juga berasal dari kota yang sama dengan Peter dan Reinhart. Sedangkan Peter dan Reinhart tinggal di blok yang sama. Di informasi yang didapatkan oleh Reinhart serta pengakuan Reinhart sendiri, enam tahun lalu, sebelum Peter bertemu dengan Clara. Bisnisnya Peter kacau balau, orang kepercayaanya melarikan uang perusahaan dengan nominal yang sangat besar. Karena itu banyak petinggi-petinggi yang menarik kembali sahamnya di perusahaan Peter. Peter terpaksa menerima kenyataan bahwa perusahaan yang diwariskan keluarganya harus bangkrut karena keteledorannya.

Sempat hidup susah dan Peter sangat frustasi saat anak-anaknya merengek meminta makan, Peter memutuskan untuk menjual rumahnya dan tinggal di apartemen kecil dan kumuh. Kemudian ia pergi ke NY untuk membangun kembali bisnisnya dengan sisa penjualan rumah yang tak banyak. Ia mengumpulkan pundi-pundi uang untuk ditabungnya dan kebutuhan istri dan anak-anaknya.

Namun, tabungannya memang tidak cukup, apalagi saat mendapat kabar kalau istrinya yang kala itu tengah hamil, kecelakaan saat akan berbelanja. Terpaksa, sebagian tabungannya ia pakai karena keadaan yang darurat dan istrinya haris operasi demi keselamatan anaknya. Tak lama, ia bertemu Clara. Awalnya memang sulit mencairkan wanita es itu, namun dengan pendekatan yang lama ia berhasil meluluhkan Clara. Setelah menjalin hubungan dengan wanita itu, Peter memancing pembicaraan dengan menceritakan niatnya yang ingin membangun kembali perusahaannya. Dengan baik hati Clara memberikannya modal dan menanam saham disana. Peter berjanji kalau modal yang diberi Clara ia 'pinjam' dan akan mengembalikan jika bisnisnya kembali maju. Namun Clara dengan kebaikannya mengikhlaskannya.

Dari situlah sekarang Peter, istri, dan anak-anaknya dapat hidup senang. Hidup sebagai parasit. Itulah 'kemungkinan' ceritanya, setelah disimpulkan beberapa detail dari informasi yang didapat Reinhart.

"Apa istri Peter tahu kalau Peter selingkuh?" Tanya Anka siang tadi. Ia tak mampu lagi berpikir.

Reinhart menatap jauh ke arah luar restoran. Sarah dan Anka menunggu jawabannya. "Tadi malam, saat orangku pergi mengintai Peter. Dia mendapati istri Peter disana. Well, seperti yang aku lihat dan Sarah tempo hari kalau istri dan anak-anaknya tengah berada di kota ini. Tapi, apa kau tahu apa yang didapatnya?" Ucap Reinhart misterius, Anka mengangkat kedua alisnya, " Dia mencuri dengar kedua pasangan itu tengah membicarakan Clara. Bukankah itu artinya, istrinya sudah tahu? Atau bisa jadi, istrinya iku andil dan tidak mempermasalahkan Peter karena niat pria itu hanya sekedar menggerogoti Clara."

Sarah tersental. "Astaga! Mereka membuatku merinding!" Gumamnya sambil mengusap kedua lengannya sendiri.

Anka hanya terperangah mendengarnya, "Apa rekanmu sempat merekamnya? Ini bisa jadi bukti yang sangat-sangat penting!"

Reinhat mengangguk, "Hahhh itulah masalahnya! Dia sempat merekam dengan suatu alat yang aku tak tahu apa itu, namun dia kehilangannya. Tapi ia yakin itu hilangnya saat ia tiba dirumah, mungkin terselip, dia sedang mencarinya." Anka memejamkan matanya. Ia sangat berharap rekaman itu memang ada dan berhasil ketemu.

Anka mengacak rambutnya saat mengingat percakapan mereka bertiga tadi. Ia berdiri dan mengambil minuma dingin di kulkas. Ia butuh sesuatu yang dingin untuk mendinginkan otak dan perasaannya yang terasa panas.

Drrrtttt....

Anka meletakkan minuman kalengnya dan menatap ponselnya. Ia mengernyit bingung saat menatap seseorang yang menelponnya.

Cecilia

=====

Tbc.

Next? Jangan lupa votenya....

05082020

Yuk baca ceritaku di dreamee... WHITE WEDDING. Sudah COMPLETED. WHITE WEDDING ini ceritanya orang tua Clara dan Ceci. Yuk kepoin....



ConfusedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang