dira merapikan dress hitam selutut yang ia kenakan untuk acara reuni. telapak tangannya yang dingin merapikan rambut sebahu yang dirinya hias dengan jepit, membuat riza yang duduk di sebelahnya menatapnya khawatir.
"lo gak apa, dir?" pertanyaan wanita berhijab abu-abu tersebut membuat annisa mengalihkan perhatiannya dari ponsel dan dinda yang melirik dari spion atas.
"h–hah? gak apa, kok." ucap dira tertahan, "cuma deg-degan aja..."
riza mengangguk paham, lalu meninggalkan temannya yang sedang berkecamuk.
apa yang ia takutkan, sih? batin dira.
karena terlalu tenggelam dalam pikiran, ia tak sadar bahwa mobil yang dikemudikan oleh dinda telah memasuki area sma yang penuh dengan para alumni yang berlalu-lalang. dinda memarkir mobilnya didekat auditorium yang menjadi tempat acara berlangsung. menelan ludah, dira pun keluar dari mobil bersamaan dengan ketiga temannya.
"dir, tenang." bisik dinda sembari mengusap punggung wanita di sampingnya. dira sendiri hanya bisa mengangguk, lalu berjalan ke auditorium yang dihias sedemikian rupa.
di depan pintu sendiri terdapat meja dengan buku daftar hadir di atasnya. sembari mengantri, wanita berumur dua puluh lima tahun tersebut memperhatikan sekitarnya. sekolahnya tak banyak berubah, tanaman dan pohonnya pun makin banyak mengingat smanya sangat terobsesi dengan embel-embel 'sekolah adiwiyata'.
"tulis sekalian aja ya?" ucap annisa yang kini mendapat giliran untuk menulis nama. dira sendiri menyetujui ucapan wanita berkacamata tersebut diikuti kedua temannya, lalu iseng melirik daftar hadir.
mereka berempat sendiri berada di nomer dua puluh lima hingga dua puluh delapan, sementara di atas mereka ada beberapa nama yang tak dira tau atau bahkan kenal.
sampai-sampai dirinya menemukan satu nama yang membuatnya mencengkeram lengan riza erat.
"kenapa dir?!"
"ECHAN UDAH DATENG!" pekik dira tertahan sebagai balasan. kepo, annisa, riza, dan dinda pun mengecek siapa saja yang datang sebelum mereka.
namun kegiatan mereka terhenti saat seseorang di belakang mereka berdeham, membuat mereka berempat menoleh.
"antreannya panjang nih, cepet dong!"
meminta maaf, mereka pun akhirnya masuk. dira sendiri sudah siap dengan kipas plastik untuk menutupi wajahnya kalau-kalau haechan–atau bahkan teman-teman prianya yang lain berada di sekitarnya. fakta bahwa ia memberitahu haechan dan renjun jika dirinya tidak dapat menghadiri reuni disaat dirinya sedang berada di perjalanan menuju semarang membuat dira merasa mual. kenapa juga ia tiba-tiba ngide untuk tidak memberitahu mereka?
hitung-hitung surprise, batinnya.
"selamat datang untuk yang baru datang. kalau mau menikmati jajanan atau minuman, bisa ke area di pojok sana–" suara yang terdengar familiar di telinga dira tersebut membuat wanita itu menurunkan sedikit kipasnya; mengintip siapa yang menjadi mc di panggung yang tertata sedemikian rupa untuk live music
dan benar saja, jaemin yang menjadi mc bersama dengan lucy dari kelas ipa.
"din!" dira ikut menolehkan kepala saat nama dinda dipanggil. rara, angie, andaruni, moza, dan el berjalan ke arah mereka.
dan sadar dengan keberadaan dira, moza memekik.
"diR–" dira buru-buru mengisyaratkan moza untuk diam. moza hampir waja protes jika saja riza tidak menyela,
"takut dia ketemu renjun sama yang lain."
kini andaruni yang bertanya, "hah? kenapa emang?"
"masalah lama," balas annisa.
"yaelah–eh peluk dulu dong, udah lama gak ketemu juga!" dira terkekeh, lalu memeluk andaruni dan diikuti oleh teman-temannya yang lain. wanita itu makin mengeratkan pelukannya dengan air mata yang mulai berada di pelupuk matanya.
setelah lima tahun dengan jarak puluhan hingga ratusan kilometer yang memisahkan mereka, akhirnya ia bisa kembali memeluk teman yang memenuhi masa smanya meskipun hanya sementara. dirinya merasakan sesak saat mengingat kembali kejadian lampau, dan kini bisa berdiri dan mengobrol sebentar bersama membuat setengah bebannya hilang terbawa angin.
"gitu ya, pelukan macem teletubbies tapi gak ngajak-ngajak?!" ucapan seseorang tersebut sukses membuat mereka bersembilan melonggarkan pelukan, dan melihat siapa yang berucap barusan membuat mereka excited.
"melati!"
"LOH DIR–" dira memeluk melati erat. salah satu teman yang meskipun selama kuliah jarang memunculkan diri di grup, melati selalu sukses menarik perhatian dalam sekali muncul.
"sejarawan kita udah dateng!" ucap rara, angie sendiri tertawa melihat teman dekatnya tersebut.
"sejarawan apa ih."
"ih iya kan!" kata riza, "lo kerja di museum, posisinya juga lumayan tinggi!"
"waduh, termasuk pejabat gak nih?"
melati memukul lengan dinda, "elo juga pejabat, ya!"
"eh jeno satu tempat kerja kan sama lo, mel?" pertanyaan el tersebut sukses membuat dira memiringkan kepala.
ah bener juga, echan sama renjun juga bilang waktu itu!
"iya, tapi udah beda kasta gue sama dia. kalau diibaratkan nih gue disini, dia tuh disini–" jawab melati sembari memposisikan tangannya; rendah untuk dirinya dan tinggi untuk jeno.
"terus sekarang dia dimana?"
"ya mana gue tau?" balas melati, "gue bukan emaknya."
dinda terkekeh, "kan bisa aja lo berangkat bareng?"
mendecih pelan, melati menjawab "ya kalo hari ini kerja, gue gak bakal dateng kali!"
"bener juga–"
"gue dateng tadi juga cuma liat haechan sama anak-anak cowok, tapi gak ada jenonya." tambah andaruni.
"kagak dateng kali," dan ucapan moza barusan membuat jantung dira seakan dihujam oleh puluhan anak panah. tubuhnya pun membatu, tak peduli dengan obrolan teman-temannya karena kini perhatian wanita itu hanya tertuju pada pintu utama auditorium yang dipenuhi oleh orang berlalu-lalang.
pada akhirnya dira hanya bisa menelan kekecewaan.
kecewa karena terlalu yakin dan terlalu berharap untuk bertemu kembali dengan jeno setelah sekian lama.
---
bagaimana teman-teman dengan chapter ini? mau memaki kah karena aku pun juga ingin memaki diriku sendiri wQWQWQ👁️👄👁️
btw aku bikin spotify playlist untuk ff ini, linknya bisa kalian lihat di profilku kalau kalian penasaran dan mau dengerin🥰.
sampai jumpa di chapter selanjutnya💛💚💛💚💛
KAMU SEDANG MEMBACA
love again // jeno nct [✓]
Fanfictionsetelah lima tahun, akhirnya dira sukses menyelesaikan kuliahnya dan kini menjadi bagian team kreatif salah satu televisi swasta terkenal indonesia. dan saat dirinya menerima undangan untuk datang ke acara reuni sma, dirinya kembali dipertemukan den...