Hari ini tepat hari ke 7 Do kyungso pingsan, mungkin ini efek karna Ia tidak pernah di cek ke dokter. Bukannya keysi tidak kasian kepada D.o.tapi Ia memikirkan kondisi ke depannya nanti akan seperti apa, keysi egois? Iya Keysi sangatlah egois, karna menurutnya inilah salah satu jalan terbaik untuk mereka.
Sekarang sudah pukul 7 pagi, Keysi sudah siap untuk berangkat kerja sementara Sela adeknya sudah berangkat dari tadi.
Seperti biasa saat Ia akan pergi, rumah akan Ia kunci, agar bilamana D.o bangun Ia tidak akan pergi ke luar.
"Sisi!" Panggil tiara teman kerjanya Keysi.
"Iya Ra, ada apa?" Kata Keysi sambil mengelapi meja kasir yang Ia tempati.
"Katanya jam 10 cafe ini bakalan tutup." Kata Tiara.
"Ohh!" Jawab Keysi sangat singkat
"Kok oh doang sih." Katanya lagi
"Harus jawab apa dong."
"Ya, harus seneng lah. Berarti kan kita pulang lebih awal." Ujar Tiara sambil menggoyang goyangkan alisnya.
Keysi baru konek apa yang di maksud oleh temannya itu.
"Kok lo biasa aja sih." Kata Tiara aneh kepada Keysi yang tidak seperti biasanya. Biasanya, kalau Keysi sudah mendengar mereka akan pulang lebih awal pasti Ia akan jingkrak jingkrak kegirangan seperti anak kecil.
"Gue lagi males jingkrak jingkrak Ra." Kata Keysi lalu menatap Sendu mata Tiara.
"Lo.." belum sempat Tiara melanjutkan bicaranya, ada suara lain yang menghentikannya.
"Keysi!" Panggil seorang laki laki dari arah depan.
"Duh gue takut ganggu, yaudah gue ke belakang dulu ya Si." Kata Tiara lalu pergi ke belakang.
"Iya Gas, Ada apa?" Seru Keysi, dan lelaki itu bernamakan Bagas. Ia orang yang selama ini selalu bersama Keysi, ya! Bisa di katakan teman dekat dari semenjak SMA, Bagas juga sekaligus anak dari pemilik cafe ini.
Keysi bisa bekerja di cafe ini juga berkat bantuan dari Bagas yang membujuk ayahnya supaya bisa menerima Keysi kerja di cafe milik ayahnya.
Banyak isu dari Sma sampai sekarang bahwa Bagas itu mempunyai rasa kepada Keysi, tetapi Keysi hiraukan. Bukannya Ia tidak peka, memang Ia sudah peka dari dulu karena Bagas itu selalu ada di saat Ia butuh, tapi Keysi berpikir untuk sekarang Ini Ia tidak ingin berpacaran terlebih dahulu.
"Gue main ya ke rumah lo sekarang, kan kebutulan pulangnya awal." Ujar Bagas.
Keysi kaget dengan penuturan Bagas, kalau Ia mengiyakan perkataan Bagas bisa jadi Ia mengetahui yang sebenarnya.
"E. Itu Gas Anu." Kata Keysi terbata bata.
"Kenapa?"
"Lain kali aja ya, soalnya gue udah ada janji sama yang lain."kata Keysi terpaksa berbohong.
"Oh yaudah kalau gitu lain kali aja deh."
"Maaf ya!"
"Santai aja, yaudah gue ke belakang dulu ya." Katanya, lalu pergi menjauhi Keysi.
***
"Neng neng!" Ada seorang ibu tua memanggil Keysi yang sedang berjalan ke arah rumahnya.
"Euh iya bu ada apa?"
"Tadi pas lewat rumah neng, ibu denger kaya ada yang mau buka pintu dari dalam terus kaya yang maksa gitu neng buka pintunya." Ujar ibu tua itu memberi tahu kepada keysi sang pemilik rumah.
Keysi rada aneh dengan kata kata tetangganya itu, mungkin saja beliau salah dengar, siapa coba yang membuka pintunya dari dalam. Toh, jelas jelas rumahnya di kunci dari luar jadi tidak bakal ada yang bisa masuk, apa mungkin? Ahh ntahh Keysi bingung, mungkin itu hanya halusinasi baliau saja.
"Ohh, makasih ya bu sudah beritahu saya." Kata Keysi
"Iya sama sama neng."
Setelah itu Keysi bergegas untuk mengecek keadaan rumahnya takut ada apa apa.
Ceklek!!
Saat membuka pintu, dan saat kali pertama matanya melihat ke dalam rumah, Keysi terkejut. Kini Keadaan rumahnya sudah berantakan, seperti kapal pecah. makanan yang di meja tamu sudah berceceran kemana mana, Keysi khawatir takutnya tadi ada maling masuk, tapi memang ada maling se siang bolong ini??
Grttt!! Grtttt!!
Dari arah dapur ada suara meja yang di seret oleh orang.
Siapa itu??
Keysi terus bertanya tanya di dalam hatinya.
Keysi berjalan ke arah dapur dengan perlahan sambil mengendap ngendap, dan...
Huhhh!!
Keysi membuang nafasnya dengan lega, dan yang Ia lihat di dapur itu seorang lelaki yang sedang duduk di kursi membelakangi dirinya, ya! Itu adalah do kyungso yang sudah bangun dari pingsannya.
"Do kyungso!" Panggil Keysi dengan sangat ragu, merasa di panggil D.o akhirnya membalikan badannya.
D.o mengkerutkan dahinya, mungkin bingung Keysi itu siapa dan Ia sedang berada di mana, di rumah siapa.
Keysi benar benar sangat kikuk, benar benar Ia sekarang sedang berhadapan denga D.o yang sudah sadarkan diri, serasa tubuhnya ingin ambruk karna saking lemasnya.
"Udah sadar ya? Kapan sadarnya?" Pertanyaan yang sungguh luar biasa, mana mungkin Do kyungso mengerti apa yang Keysi ucapkan.
"Kok gue bego ya, ngomong ke orang yang ngga bisa bahasa indonesia." Umpatnya ke diri sendiri.
Terbesit di pikirannya untuk translate terlebih dahulu ke mbah google tapi Ia mengurungkannya karna pasti itu memakan waktu, jadi Ia akan memberi arahan saja kepada D.o.
Buru buru Keysi mendekati D.o yang masih duduk keheranan, niatnya Keysi akan menuntunnya ke Kamar supaya Ia kembali tidur dan nanti setelah itu Keysi akan memberi makan. Tapi saat tangan Keysi akan mendekat ke arah tangan D.o, badan D.o menggeser menjauh dari tangan Keysi yang hendak mendekat.
"Ishhh kenapa sih, aku cuman mau nganter kamu ke kamar aja kok." Gerutu Keysi, bibirnya kini mengkerucut karna kesal.
Lagi lagi D.O diam dan sambil memerhatikan Keysi jangan lupa wajahnya yang masih keheranan.
"Gini ya mas ganteng, kamu berdiri lalu jalan terus ke kamar sehabis itu kamu tinggal tidur udah gitu aja, aku ngga bakal jahatin kamu kok mas." Gerutunya lagi, tidak peduli D.O tidak mengerti apa yang Ia ucapkan tadi.
Setelah itu D.o bangun dan tiba tiba berjalan pelan lalu memasuki kamar yang Ia tiduri tadi. Mata Keysi terbelalak saat melihat tingkah D.o barusan, masa D.o mengerti dengan ucapannya, apa ini kebetulan saja.
"Untung idola gue, untung ganteng, untung rumahnya jauh. Kalau deket udah gue usir kali dari sini." Gerutu Keysi kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coincidentally
Ficción General"Udah sadar ya? Kapan sadarnya?" Pertanyaan yang sungguh luar biasa, mana mungkin Do kyungso mengerti apa yang Keysi ucapkan. "Kok gue bego ya, ngomong ke orang yang ngga bisa bahasa indonesia." Umpatnya ke diri sendiri. Apa yang selanjutnya mereka...