Hyunwoo benar-benar mengunjungi Rumah Kihyun setelah mendengar ajakan dari sang pemilik beberapa hari yang lalu. Ia bukanlah tipe orang yang akan mengunjungi rumah tetangga nya begitu saja, Hyunwoo hanya berniat untuk singgah sebentar dan pulang setelahnya. Karena alasan sopan santun, Hyunwoo juga membawa beberapa bungkus teh murni yang didapatkannya dari supermarket terdekat. Ini kali pertama ia mengunjungi rumah orang lain setelah sekian lama. Jujur saja, Hyunwoo sedikit gugup.
Ia telah sampai di Rumah yang pernah ditunjukkan Kihyun secara tersirat. Rumah putih dengan halaman besar, tidak berjarak terlalu jauh dari laut. Hyunwoo mengetuk pintu nya tidak lebih dari tiga kali. Sedikit ragu, ia takut bahwa yang diketuknya saat ini bukanlah Rumah milik Kihyun.
"Ah, tidak kusangka kamu bisa menemukan rumahku secepat ini!"
Kihyun tersenyum lebar sekali, dan Hyunwoo bisa tenang karena ini benar-benar rumah Kihyun. Setelah sang tuan rumah mempersilahkannya masuk, Hyunwoo langsung memberi kotak berwarna merah maroon di genggamannya itu.
"Hyunwoo, ini kan mahal sekali?"
"Jadi, kamu tidak suka?"
Kihyun tidak habis pikir dengan lelaki ini, bagaimana bisa ia berfikir bahwa Kihyun tidak menyukai teh murni dengan harga 45 ribu won ini? Kihyun bahkan nyaris mengambilnya saat ia sedang berbelanja di Supermarket, tapi saat melihat harga nya, ia meletakkan ini kembali.
"Kamu gila? Aku sangat menyukai ini!"
Hyunwoo tersenyum tanpa ia sadari, dan Kihyun tidak bisa jatuh ke senyuman itu dengan cepat.
"Aku ingin menunjukkan sesuatu kepadamu"
Kihyun menarik tangan kanan Hyunwoo, dan mengarahkannya ke halaman belakang Rumah Kihyun yang tidak lebih besar dari rumahnya itu. Hyunwoo terpukau saat melihat halaman belakangnya diisi dengan beberapa pohon apel yang tumbuh dengan subur, asri sekali. Kihyun tampak bangga dengan ini.
"Kupikir pemilik sebelumnya lupa memberitahu ku tentang kebun ini. Aku juga sama terkejutnya denganmu saat pertama kali melihat ini! Indah sekali, kan?"
Kihyun bercerita sembari menggapai sebuah Apel yang ranum sekali, lalu mengusapnya dengan lengan sweater rajut nya,
"Kamu tidak keberatan? Maksudku, pasti kebun ini sangat berantakan pada saat kamu melihatnya"
"Kamu terlalu melihat sesuatu dari sisi negatif, ya?"
"Excuse me?"
Kihyun melempar Apel nya ke hadapan Hyunwoo, dan untungnya ditangkap dengan tepat oleh sang sasaran.
"Aku menganggap kebun ini adalah bonus dari rumah yang kubeli. Hari itu memang sangat berantakan, tapi apel nya sudah tumbuh dengan baik. Jadi kupikir itu bukan masalah. Coba saja!"
Hyunwoo mengusap permukaan apel itu dengan telapak tangan nya, lalu mencicipinya. Manis, batin nya.
"Aku kesusahan memetik semua ini sendirian, dan kamu juga butuh teman. Lebih baik bantu aku saja."
"Jadi kamu mengundangku hanya untuk ini?"
Kihyun tertawa, Hyunwoo terlihat kesal tapi itu tidak membuatnya takut. Sebaliknya, itu tampak lucu sekali.
"Tidak juga, aku kan berniat baik!"
Kihyun memberikan satu keranjang kayu kepada Hyunwoo, dengan senyum khas nya yang sepertinya akan menjadi familiar di penglihatan Hyunwoo.
"Hasil dari panen ini selalu melimpah, aku akan membaginya denganmu. Setelah itu, kita akan minum teh mahal tadi, bagaimana?"
Hyunwoo mulai memetik satu apel yang tergantung tidak jauh dari kepala nya,
"Oke"
KAMU SEDANG MEMBACA
RegretㅡShowki
FanfictionHyunwoo's heart is withered, and it won't bloom anymore. ㅡ♡ ㅡThanks to Town Of Tides!