43. GADUNG TIGA DAN MAKAM MELATI

1.6K 331 51
                                    

Doa dulu sebelum baca...

Btw komen ya kalau ada typo. Ntar segera diperbaiki.

.........

43. GEDUNG TIGA DAN MAKAM MELATI

"Kita besok udah mulai semester. Gue sebagai ketua kelas cuma bisa memberikan bantuan doa dan usaha untuk menunjang nilai kalian. Apalagi Amira, Adi dan Aldi. Kalian yang paling susah belajar ngalah-ngalahin Ochi." Elgar duduk di kursi yang sengaja di seret ke depan. Duduk sambil menopang dagu berpikir.

Amira memanyunkan bibir. Memain-mainkan tas hitam milik Ochi sebal. "Ya, gimana. Otak gue isinya udah petunjuk teror semua," katanya membela diri tanpa menatap Elgar.

Elgar diam. "Fafa sama Arin juga. Jangan kebanyakan main. Kalian udah dewasa mainnya kayak anak kecil. Alay tau nggak."

"Dih. Apaan. Kan menghibur diri," sela Fafa duduk seenaknya di meja Arin.

Harusnya sore ini mereka sudah pulang saja. Karena disuruh membersihkan kelas di hari libur. Jadilah mereka semua di sini sampai sore, merenovasi kelas yang biasa-biasa ini dengan seadanya. Meski, ujung-ujungnya akan berakhir pada gosip sana-sini ala murid IPA 5.

"Kapan pulang nih," kesal Asti di ujung kelas. Memeluk sapu panjang itu lelah. Padahal sedari di sini, cewek itu melanjutkan tidurnya. Tak melakukan apa-apa, tapi merasa menjadi yang paling berat bebannya.

"Udah sore. Kita balik ke asrama. Jangan lupa belajar." Elgar bangkit. Berjalan terlebih dahulu meninggalkan yang lain. Namun, saat langkah masih berada di ambang pintu, Elgar berhenti. Menoleh pada seluruh temannya yang tak bergeming di posisi masing-masing.

"Satu lagi." Elgar menarik napas panjang. Elgar risih seperti ini. "Gue udah gede. Nggak usah ngikutin kemana pun gue pergi. Gue akan baik-baik aja. Gue nggak suka kemana-mana kalian ngikut seakan-akan gue adalah hal paling berharga di sini." Elgar kembali ke posisi semula. Menatap langit sore penuh tanya. "Lagipula. Mungkin nggak lama lagi semesta mengungkap semuanya. Beberapa hari lagi, purnama ketiga habis, kan?" ucapnya langsung bergegas pergi.

Juna bangkit. Dengan terburu-buru menarik Akhtar mengejar Elgar. Jessica justru menarik lengan Bella dan Amira, keluar ingin tahu apa yang akan dilakukan oleh Juna dan Akhtar.

Fafa menggigit bibir dalam. Menoleh pada Arin. Yang lain hanya menunduk. Dengan langkah kecil mulai kembali ke asrama. Meninggalkan mereka berdua di kelas ini.

Hanya berdua.

"Arin."

"Ariiiinnnnnn."

Fafa gemetar hebat. Cewek itu turun dari atas meja. Berjalan mundur sedikit menjauh dari jangkauan Arin. Sepi ini benar-benar mengingatkan Fafa akan kejadian pada sore itu. Ketika Arin bukanlah Arin yang sebenarnya.

Aku tidak tau, Fafa. Yang pasti kalian harus selalu berhati-hati. Sebentar lagi purnama ketiga habis.

Tubuh sudah membentur tembok kuat. Fafa tersentak. Tatapannya berubah kosong. Arin di sana terus menunduk sambil memejamkan mata. Suara anak kecil itu lagi...

"Hana."

Iya, Fafa.

"Siapa pengkhianat yang lo maksud?"

Hening.

Dia.

Fafa membulatkan mata lebar-lebar. Tubuhnya langsung lemas hingga terjatuh ke bawah. Meja itu...

"Fa."

"Fafa."

Arin mengusap wajahnya yang basah. Keringat membanjiri sekujur dahi dan tangannya. Arin berjongkok. Menepuk pelan pipi Fafa.

11:A5  KELAS BOBROK ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang