00. silence

142 12 3
                                    

beloved bride

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

beloved bride

♪♪♪



─̇─̇─̇─̇─̇─┈*─̇─̇─̇─̇─̇─┈*─̇─̇─̇─̇*

Seekor duyung terus berenang mengarungi luasnya hamparan biru lautan hanya dengan ekornya. Banyak kapal-kapal pelayaran yang berhilir mudik selalu dijumpainya walau tanpa harus repot-repot lagi ia berenang  kedaratan hanya untuk bisa menjumpai kapal-kapal bermuatan besar tersebut. Para manusia.

Duyung itu menatap kagum kapal-kapal perdagangan itu dengan mata yang berbinar. Tersenyum tipis sebagai reaksinya ketika matanya tak sengaja melihat kapal itu melaju kearahnya.

Semakin dekat, dengan sigap duyung ungu muda itu menenggelamkan dirinya. Memilih kembali mengarungi lautan seorang diri tanpa ada siapa pun yang menemaninya.

Jujur saja, ia sedikit merasa kesepian sekarang.

Sang duyung tersenyum manis tatkala sekumpulan lumba-lumba berenang cepat dan menerjang kearahnya untuk memeluk tubuh tegap pucatnya. Ini memanglah insting alami dari seekor atau bahkan sekumpulan lumba-lumba, hanya untuk menyambut kedatangannya seperti ini.

Surai putihnya nampak sangat indah, sirip duyung nya yang berwarna ungu muda nampak berkilauan dibawah paparan sinar matahari yang menembus dalamnya air laut. Duyung itu tersenyum, senyuman nya nampak membuatnya semakin menawan dari waktu kewaktu.

Lautan selalu nampak indah, banyak ikan kecil berenang bersama kawanannya berenang sesuka hati mereka mengikuti arus laut yang membawa mereka pergi atau bertahan dan berlindung di dekatnya. Jeno, si duyung menikmati tugasnya menjaga lautan. Hanya ada dirinya dan para ikan yang berenang.

Sang duyung dengan cekatan berenang kembali, meliuk-liukan ekornya kembali masuk kedalam laut dalam untuk masuk kedalam wilayah teritorialnya di bawah sana. Satu singgasana dengan beberapa pilar patung bangunan nampak megah dibawah sana. Para rakyat kedalaman laut nampak berenang kesana kemari Jeno tersenyum memikirkan bahwa tugasnya sebagai penjaga lautan nampak menyenangkan.

'Semuanya akan berubah. Lumiere tak akan lagi sama dengan egois.'

.
.

Laki-laki manis itu tersenyum kearah sang penjual. Tangannya terulur agar gelang yang sengaja dibelinya terpasang apik di pergelangan tangannya.

"Gelang itu nampaknya memang cocok untukmu, nak." ucap si penjual. Laki-laki manis itu tersenyum melihat untaian mutiara putih cantik dengan untaian sirip ikan biru di ujung gelang yang menjuntai sebagai aksesoris indah yang dimilikinya kini, "Terimakasih kepada anda." jawabnya dengan ramah tak lama laki-laki itu berjalan pergi kembali mengitari pelabuhan dengan senyum di bibirnya diikuti dengan beberapa penjaga juga pelayan yang dengan setia mengikuti langkahnya.

Beloved Bride 'nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang