Jangan mengeluh atas apa yang kamu miliki saat ini, mungkin saja hal tersebut adalah sesuatu yang sangat ingin dimiliki oleh orang lain, contohnya KASIH SAYANG.
-Thafa
_______________Assalamualaikum para penduduk dunia orange🥰
Jangan lupa liat mulmed!
________________Saat ini Thafa tengah berdiri melihat dirinya di pantulan cermin Fullbody miliknya. Sambil mengikat rambutnya yang sedikit ombre, dia tersenyum manis menatap ke dalam kaca.
"Cantik, cantik, cantik." Gumamnya, sembari mengolesi bibirnya dengan liptink agar pucat yang terlihat sedikit memudar.
Entah apa gunanya, tapi kata itu memang selalu Ia ucapkan sebelum berangkat ke sekolah agar lebih bersemangat.
Thafa kemudian merapikan dasi, meraih tas dan memasukkan buku serta obat dan vitamin yang selama ini jadi temannya. Tak lupa Ia juga berpamitan dengan kucingnya yang sedang terbaring di atas kasur Queen Size-nya.
"Laskar, aku sekolah dulu ya. Ingat, Kamu jangan nakal-nakal! Oke?" Thafa mengelus kucing abu-abu miliknya, yang diberi nama Laskar. Kucing pemberian dari seorang dokter yang sudah Ia anggap sebagai pamannya sendiri.
Ia bangkit dan beranjak ke meja nakas, meraih foto berlapiskan bingkai yang senantiasa terpampang di sana. Thafa kemudian memeluk, mencium dan mengelus foto tersebut, foto kedua orang tuanya. Tak terasa, bulir air mata keluar dari matanya dan membasahi foto tersebut.
"Ibu, Ayah, Thafa berangkat sekolah dulu ya." Pamitnya tersenyum kemudian meletakkan foto tersebut ke tempatnya.
Tak ingin larut terlalu lama, Thafa dengan segera menghapus air mata di pipinya. "Thafa kuat, Thafa tidak lemah. Yakin Thafa! Ayah dan ibu bukan tidak menyayangimu, tapi belum saatnya." Batinnya menguatkan dirinya.
Dengan segera Ia turun ke bawah untuk sarapan.
"Non Thafa udah bangun toh?" Sapa Mbok Minah saat melihat Thafa baru saja menuruni tangga.
"Iya Mbok. Oiya Mbok, ayah udah ke kantor ya?" Tanyanya sembari berjalan ke meja makan.
"Udah dari tadi, Non." Jawab Mbok Minah, menuangkan susu ke gelas minum Thafa. Thafa hanya tersenyum kecut mendengarnya.
Sejak kecil, Thafa tidak pernah mendapat kasih sayang orang tua. Orang tuanya, tidak pernah mau sarapan, makan malam bahkan bercengkerama dengan Thafa. Saking bencinya mereka, bahkan untuk memfasilitasi Thafa kendaraan saja tidak mau, padahal kantor ayah nya bekerja searah dengan sekolahnya, alhasil setiap hari Ia harus berangkat naik ojol dan pulang naik angkot. Sedangkan ibunya, kini sedang berada di Amerika sejak 3 tahun terakhir ini, menemani sahabat Thafa berobat atas penyakit Gagal Jantungnya.
Thafa melirik ponselnya yang berdering, "Mbok, Thafa berangkat ya. Ojol nya udah ada di depan."
"Iya, Non. Ini bekalnya jangan di lupa!"
"Ohiya Mbok. kalo gak di bawa, Thafa gak makan deh jam istirahatnya. Mbok kan tau sendiri uang bulanan dari ayah cuman cukup bayar ojol dan angkot selama sebulan."
"Iya, Non berangkat gih! Tukang ojeknya pasti udah nunggu."
"Hhee, Assalamualaikum Mbok." Cengirnya menyalimi tangan Mbok Minah. Wanita paruh baya, berusia 60 tahun yang merawatnya sedari kecil, yang sudah Ia anggap sebagai Orang tua sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilemma ✓
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] Jika orangtuaku tidak menginginkanku dan kamu ternyata bukan milikku, lantas atas tujuan apa kakiku berpijak di bumi? Karena sepertinya, langitlah yang lebih menginginkanku dan tanahlah yang akan tulus mendekapku. ~ Startin...