👑K€DUα PULUH £ΠαM👑

888 121 15
                                    

"Berapa lama lagi kita akan sampai?"

"Sedikit lagi, kita akan melewati pegunungan itu."

Yoongi, Mingyu, dan Minho sedang dalam perjalanan menyusul para Pangeran.

"Bukankah itu akan menjadi lebih jauh?" Mingyu memicing menatap pegunungan yang berada di hadapannya.

"Ya, karena itu kalian akan lurus ke depan dan aku sendiri yang akan melewati pegunungan itu." Jelas Minho.

"Jadi, kita berpisah di sini?" Tanya Yoongi.

"Ya."

"Baiklah, ayo Mingyu!"

¿?

"Apa kita akan tepat waktu? Jika kita melakukan ini, itu berarti kita akan menjadi pemberontak." Yoongi mengerutkan kening mendengar tuturan Mingyu barusan.

"Ku rasa itu lebih baik. Melihat situasinya kemungkinan ini ada hubungannya dengan Stone yang datang ke Kerajaan ini." Jelas Yoongi. 'Membawa pasukan seperti itu, apa yang Stone lakukan?'

Kuda mereka berhenti ketika melihat beberapa pengawal Istana bersiaga di depan.

"Hyung, itu.."

"Ya, sepertinya kita terlambat. Ku harap Pangeran baik-baik saja."

Yoongi dan Mingyu turun dari kuda mereka dan mendekati para pengawal itu perlahan. Mereka mengendap-endap dan bersembunyi di balik semak-semak.

Saling tatap muka lantas mengangguk. Detik berikutnya Yoongi dan Mingyu langsung menyergap para pengawal yang berjumlah sekitar lima orang tersebut.

Dua pengawal telah dilumpukan dengan memukul tengkuk mereka dari belakang. Hal itu membuat tiga pengawal lainnya mengambil sikap.

"Siapa kalian?!" Tanya salah satu dari mereka.

"Tidak perlu tahu siapa kami Tuan-tuan. –Krek" Ujar Mingyu dengan smirk diakhiri dengan suara patah tulang dari pengawal yang lehernya dipelintir oleh pemuda itu.

"Hyung kau pergilah ke dalam hutan, jika mereka bersiaga di sini itu artinya pemimpin mereka ada di dalam. Bagian ini, biar aku yang urus."

"Kau terlihat sangat menikmatinya, Mingyu." Ujar Yoongi menyindir.

Mingyu terkekeh, "jangan katakan hal itu, hyung. Ini hanya sebagai bentuk pembalasan kecil."

"Baiklah, aku pergi dulu."

Yoongi melangkahkan kakinya ke dalam hutan, terus mendaki dan mencari sampai sebuah gema dari percakapan dua orang tertangkap daun telinganya.

'Taehyung...'

Yoongi mempertajam indra pendengarannya. Dentingan pedang yang beradu, pukulan, dan dentuman. Yoongi mengikuti itu semua.

Sampai pada sebuah pemandangan di mana Raja Kim mendekati Taehyung yang dalam keadaan terluka. Yoongi pun dengan cepat mencari sebuah balok besar. Dan tepat pada saat Raja Kim hendak menebas Taehyung dengan pedangnya, Yoongi datang sebagai penyelamat hidup Taehyung.

¿?¿?¿?

Di bawah sebuah pohon besar, bersandar seorang pemuda bangsawan dengan banyak luka panah di punggungnya.

Dia lah Pangeran Jimin, dengan wajah yang membiru dan darah yang terus keluar dari mulutnya.

'Racun ini, apa mereka berniat membunuhku?  Apakah appa yang menyuruh mereka? Air.. aku harus segera menemukan air.'

Uhuk.. uhuk..

Dada Pangeran Jimin semakin sesak. Untuk bernapas pun rasanya sangat sulit. 'Taehyung, Jungook, apa kalian baik-baik saja?'

Prince Taehyung [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang