Part 14

8.9K 436 15
                                    

        
      'Ya Allah jadikanlah aku wanita yang kuat, yang selalu tegar dalam menghadapi semua cobaan yang Engkau berikan dalam hidupku ini' 🤲🤲

                             🌹🌹🌹

       Selepas sholat Isya aku memilih duduk disofa yang berada didalam kamar sambil membaca ayat suci Al-Qur'an. Dari sore sampai sekarang aku belum melihat kak Afnan entah kemana perginya, jujur sebenarnya aku sangat kecewa dengan dia tapi aku tak boleh menyerah begitu saja, bagaimanapun juga aku sungguh sudah sangat mencintai kak Afnan dan kuyakin suatu saat dia juga pasti akan mencintaiku bukan lagi cinta yang dipenuhi sandiwara itu.
Oh Iya sebelumnya aku sudah memberi tahu kabar kehamilanku kepada orangtuaku dan mertuaku, dan tentunya mereka sangat bahagia mendengar kabar ini, dimana ini adalah cucu kedua bagi orangtuaku dan cucu pertama bagi mertuaku.

"Ngapain kamu disini?," aku yang kaget mendengar suara itu lantas mengarahkan pandanganku kearahnya dan dia membalas dengan tatapan dinginnya.

"kakak kapan datangnya," ucapku karena aku tak mendengar suara pintu kamar yang dibuka. Ya, pemilik suara itu adalah kak Afnan

"Ngapain kamu disini?," ucap kak Afnan dingin tanpa menjawab pertanyaan dariku

"I-inikan kamar aku juga," ucapku pelan karena melihat tatapan tajam dan dingin dari kak Afnan.

"Sekarang udah nggak, kamu sekarang juga pindah kekamar lain, saya nggak sudi sekamar sama perempuan yang saya benci," ucap kak Afnan formal tidak seperti biasanya lagi dan kak Afnan pun langsung bergegas kekamar mandi.

"Ohh Iya, setelah saya keluar dari kamar mandi kamu udah nggak boleh ada disini, dan untuk semua baju kamu besok aja kamu pindahin soalnya saya mau istirahat" ucap kak Afnan sebelum memasuki kamar mandi.

"Iya kak,"

     Akupun langsung keluar dari kamar dan menuju kekamar yang kutempati sebelumnya disaat aku baru menginjakkan kaki dirumah ini. Sedih, itulah yang kurasakan saat ini mengingat sifat dan sikap kak Afnan kepadaku kembali lagi Seperti awal pernikahan kami, tidak adakah rasa cinta sedikitpun untukku, padahal saat ini aku tengah mengandung darah dagingnya. Apakah hati kak Afnan telah dipenuhi oleh cintanya kepada pacarnya itu hingga tak ada sedikitpun yang tersisa untukku.

Afnan Pov 👇👇

      Entahlah perasaanku saat ini sangat kacau, ada rasa aneh dalam diriku saat mengucapkan kata-kata kasar kepada Hana, tapi aku tak tahu perasaan apa itu, yang jelas saat ini aku ingin menenangkan diriku dulu, aku pusing memikirkan masalahku saat ini.
Kulihat sekeliling kamarku yang sudah sepi, Hana telah pindah tidur kekamar lain, sesuai yang kukatakan tadi kepadanya.

         Sekarang sudah memasuki pukul 23:30 tapi mataku belum juga terpejam.
Akupun memutuskan untuk keruang kerjaku daripada aku menghabiskan waktuku dikamar tak ada gunanya juga.

       Sebelum keruang kerjaku aku memutuskan untuk kedapur, karena aku merasa haus. Saat sampai didapur aku terkejut melihat Hana yang sedang berada dimeja makan sambil melahap makanannya, tidak biasanya dia makan dijam segini.

"Ka-kakak ngapain disini?" ucapnya padaku, aku dapat melihat matanya yang sembab dan hidungnya yang memerah, seperti yang kurasakan tadi rasa aneh itu datang lagi, entahlah perasaan apa itu, akupun kembali menetralkan perasaanku.

"Emangnya salah kalau saya disini? Inikan rumah saya," ucapku dingin kepadanya

"Bu-bukan gitu maksud aku kak," ucapnya dengan mata yang mulai berkaca-kaca, huh dasar cengeng. Akupun langsung mengambil air putih dikulkas dan bergegas keruang kerjaku tanpa memerdulikannya lagi.

CEO Dingin Dan Wanita Bercadar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang