Hari ini adalah hari dimana Natta akan berkompetisi Fisika. Tangannya? Sedikit membaik meski jika dipaksakan mungkin lukanya akan kembali terbuka. Yah, bagaimanapun Natta harus ikut lomba ini. Kesempatan ini hanya akan datang sekali dalam setahun dan dengan sertifikat perlombaan ini akan membuatnya gampang masuk ke Universitas unggulan yang ia idam-idamkan.
"Belajar lagi. Percuma!" gertak Shela yang baru saja datang melewati Natta.
Natta tetap diam meski ingin sekali ia mematahkan pulpen yang dipegangnya. Sayangnya pulpen itu terlalu mahal untuk dipatahkan Natta tak tega. (Realistis aja guys jangan menghambur-hamburkan uang).
"Comment aja. Percuma!" Cika membalikan keadaan dengan cara pengucapan yang sama denga Shela.
"Comment teross, gaskeun... Biar di notis Bias!" Shimi yang pokus pada live streaming biasnya di Instagram juga mulai menimpali.
"Siapa yang live?" tanya Gaby. Membalikan tubuhnya kearah Shimi yang duduk dibelakangnya. "KAI sama Sehun live bareng, Shimi komen love nggak di notis-notis." celetuk Shimi yang masih pokus pada IPhone nya.
Gaby buru-buru mengeluarkan IPhone nya dan menonton live IG itu.
Plak...
Krakk...
Tangan Shimi tiba-tiba ditepis membuat IPhone nya jatuh kelantai dan mati. Shimi sontak berdiri berhadapan dengan sang pelaku yang membuat IPhone nya terpental—Shela—tersenyum puas. Sedetik kemudian ia mendorong jidat Shimi dengan telunjuknya. Gaby langsung berdiri tak terima. Tapi, Cika menahannya jadi ia kembali duduk.
Shimi masih terdiam seluruh kelas menontonnya. Tangan Shimi terkepal kesal. Tiba-tiba Reki mengarahkan kamera handphonenya pada kedua gadis itu. Sebuah tangan menggapai Handphone Reki. Itu adalah tangan Fikri. Fikri dengan sinis menatap Reki agar Reki tidak melakukan itu. Tak hanya Fikri, Alka, dan Vernon pun ikut menatapnya membuat Reki menyimpan handphone nya kembali.
"Lo berurusan dengan orang yang salah!"
Satu kalimat dari Shimi yang membuat seluruh anggota kelas tertegun tak percaya. Bahkan Shela pun mematung ditempat. Shimi tak pernah mengucapkan kata dengan nada dalam, dingin, tak bersahabat, dan terdengar seperti ancaman. Seakan sikap ceria yang selalu ia tunjukan semata-mata hanya bukusan luarnya saja.
Shimi memungut IPhone nya yang terpental sampai ke meja Guru. Ketika melalui Natta Shimi tersenyum dengan manis sambil berbicara. "Natta semangat buat lombannya!" matanya kembali terlihat manis. Tapi, begitu berlalu dari sana ia menampakan wajah dingin tak bersahabat nya lagi.
"Uwah! Duality nya gila!" celetuk Reki sesaat setelah Shimi pergi menjauh dari kelas.
Gaby menatap Shela kesal. Akan sangat sulit jika Shimi sudah marah seperti itu. Gaby berdiri kali ini Cika tak mencegahnya. Ia meminggirkan Shela dari jalannya dengan kasar membuat Shela limbung tapi, tak sempat jatuh. Setelahnya Gaby, Cika, dan Natta pergi dari kelas.
"APA HUH!?" teriak Shela yang telah jatuh pamor.
"Tong kosong!" celetuk Alka dengan sarkas.
Shela menggertakan giginya. Ia mengirim poto Shimi ke sebuah room Chat disertai caption 'target selanjutnya!' kemudian ia menyeringai kecil.
🌀🌀🌀
Mereka menemukan Shimi di Lab komputer nomor 3 yang ada tak jauh dari kelas mereka. Shimi tengah mengotak-ngatik komputer itu dengan serius tak peduli ia sendirian disana. Karena kebetulan lab nomor 3 belum dipersiapkan untuk beroperasi jadi, tak ada orang disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
IQ vs EQ
Teen FictionIni hanya kisah anak SMA biasa yang identik dengan kisah romansa remaja. Hanya saja perbedaannya keempat gadis itu memiliki IQ yang sangat tinggi membuat mereka sulit dikalahkan dalam hal asah otak. Salah satu dari mereka adalah Natta, gadis jenius...