Aku mencoba untuk menghentikannya hanya untuk mendengar diriku meringis saat dia melepaskan sepatuku.
Aku hanya dapat menatapnya saat dia menggelengkan kepalanya. Dia terlalu focus melihat bengkak di kakiku dan mulai memijatnya perlahan. Aku menggigit bibir bawahku dan mataku terasa bergetar saat aku memandangnya.
”temanku bilang aku harus mulai mengenakan sepatu ber-hak agar terlihat dewasa”
Aku mendesah, tak memikirkan tentang kata-kataku, dan hanya dibalas dengan keheningan olehnya. Aku mendengar dia tertawa kecil dan menggelengkan kepalanya lalu mengambil kakiku yang satu lagi. Aku merasakan bibirku bergetar sekali lagi , dan saat itulah aku menyadari aku hampir menangis saat memandangi Jungkook.
“tapi kau tak perlu memaksakan diri dan membuat kakimu terluka hanya untuk terlihat dewasa. Jadi berhentilah mengenakan hak tinggi seperti ini”
Pandanganku mulai terlihat kabur, sampai aku merasakan air mata jatuh di pipiku dan tanganku dengan cepat menghapusnya.Jungkook menyadari itu dan dengan cepat menatap ke arahku. Tangannya menggenggam tanganku menjauhkannya dari mataku dan disanalah aku melihat lagi kekhawatiran di wajahnya.
“kenapa kau menangis??apakah kau merasakan sakit lagi??”Dia bertanya dengan khawatir, tapi aku terus menangis tanpa tau alasan dibalik air mataku. Ini hanya terasa sangat menyakitkan, rasa sesak di dadaku dan aku hanya ingin menangis untuk meredamnya.
“Lisa-ya, apa yang salah??”
suara lembutnya terdengar di telingaku. Dia memegang tanganku dan mengusap pipiku dengan punggung tangan satunya. Aku melihat ke arahnya, melihat kerutan di dahinya dari mataku yang sedikit buram. Bibirku tidak berhenti bergetar begitupun pundakku, akibat dari terlalu lama menangis.
”kakiku sakit…”
Ucapku diantara tangisku. Dan dengan itu aku melihat wajahnya perlahan berubah tenang. Dan senyum kecil muncul di bibirnya.
Aku seperti pembohong. Aku tidak tau sejak kapan aku mulai belajar untuk berbohong kepadanya tapi aku berhasil berbohong kali ini.
Aku menyadari, aku menangis bukan karena kakiku sakit. Aku bahkan tidak merasakan rasa sakit itu sama sekali karena aku terlalu terpengaruhi dengan perasaan dan getaran menyakitkan dihatiku.
Aku menangis karena aku merindukan suaranya. Aku rindu berbicara dengannya. Aku merindukan dia yang selalu memberitahuku apa yang harus dan tidak harus ku lakukan, aku merindukan dia yang kesal karena tingkah ke kanak-kanakanku. Aku merindukannya meskipun kami baru saja bertemu tadi pagi.
Aku tau ini adalah kesalahanku karena memulai ‘keheningan’ di antara kita saat kita bersama, keheningan yang hanya aku yang tau. Dan itu mungkin merupakan hal yang paling konyol untuk di jadikan alasan. Tapi aku tidak peduli, yang jelas saat ini aku hanya terlalu merindukan.
Aku menutup mataku dan terus menangis. Dan setelah beberapa saat tiba-tiba aku tersentak. Mataku membelalak dan air mataku dengan cepat berhenti saat aku merasakan sesuatu yang basah dan lembut di dahiku.”sekarang jangan menangis lagi gadis kecil..”
Aku mendengarnya berbisik dan membelai kepalaku dengan tangannya. Aku membeku di kursiku saat dia menghapus air mata dari pipiku kemudian setelah itu dia melanjutkan untuk memijat kakiku. Mataku berkedip berkali-kali, mencoba untuk memahami apa yang baru saja terjadi. Dia menciumku.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Summer With My Superman END - (LIZKOOK)✔️
Storie d'amoreKenapa aku harus meminta seorang ibu peri dan pangeran tampan jika aku telah memiliki superman di sisiku??- Lalisa