tiga puluh tujuh: Takkan Terbuka Lagi

108 18 16
                                    

WAHH LAMA SEKALI GAK JUMPA YA

APA KABAR CINTAKU? ❤️🥺

SAYANG SEKALI AKU EMANG BENER BENER SIBUK KAWAN-KAWAN

MAAFKEUNNN

SEBENARNYA PART INI UDAH 90% JADI CUMA AKU BELUM SEMPAT NAMATIN AJA JADI TERTUNDA BEBERAPA MINGGU

BERAPA LAMA AKU GAK UP SIH? LAMA BGT KAN YA

YA ALLAH SEMOGA MASIH ADA YANG BACA RING THE BELL 🥺

YAUDAH DEH SKRNG MAH VOTE DAN KOMEN AJA YA. LUP YU ❤️❤️❤️

[]

Kring! Kring!

Sebuah suara baru saja menepi ke telinganya melalui kaleng-kaleng itu. Ucapan pagi yang menjadi rutinitas dan pastinya salah satu dari pelengkap paginya yang dingin kala itu. Odi yang sedang menyisir rambut di cermin bergegas berjalan ke arah jendelanya.

"Selamat... pagi... Nona Odita...."

Terlihat ada seorang cowok yang baru saja habis mandi, ada handuk yang terlilit di pinggangnya. Ia tersenyum ke arahnya, bersiap mengawali hari seperti biasa. Wajah ramah itu selalu tampak hangat kapanpun Odi melihatnya. Selalu seperti itu setiap pagi.

"Hei... itu... kamu... lagi apa?" Odi yang baru selesai merapikan diri dan hendak sarapan kaget karena melihat Calvin belum memakai baju. Ia menunjuk Calvin yang memang sedang bertelanjang dada.

"Habis... mandi lah."

"Tauu... maksud aku... kenapa kamu... malah bunyiin... loncengnya... bukannya pake... baju...."

"Aku... pengen... lihat... pacar aku...."

"Apasih...." Odi tersipu malu dan menutup wajahnya dengan buku yang ada di depannya. "Sana pake... baju...."

Calvin tak bicara apapun lagi, ia juga sudah menyimpan kalengnya namun mulutnya seperti bergerak hendak mengucapkan sesuatu. Ia tetap senyum-senyum dan tak kunjung menutup jendelanya.

"Apa?" mulut Odi juga ikut bergerak.

Calvin menggerakkan mulutnya seolah ia sedang mengucapkan "I love you", lalu setelahnya ia menutup jendela tanpa aba-aba apapun lagi.

Ah sudahlah, ia lagi-lagi tersipu.

Setelahnya ia tak melihat Calvin yang ada di sebrang jendelanya. Berganti dengan kepulan awan putih tebal muncul mengelilinginya dalam balutan yang bahkan ia tidak bisa lihat juga ke dalamnya. Pikirannya tidak bisa mencerna semua ini, ada awan, ada Calvin lagi. Namun sekarang, ia tak lagi ada di kamarnya sedang menyisir, mengenakan seragam dan bersiap sekolah.

Ia tidak mengerti.

Cewek itu merasakan kakinya berdiri dan menapak pada lantai dengan sepatu Converse kuning kesayangannya, ia hapal solnya yang masih empuk itu. Ada cermin besar juga tertempel di sisi ruangan, sayangnya Odi tidak bisa mengingat dimanakah tempat ini. Ini... terasa asing sekali baginya.

"Calvin!"

Ada sebuah suara yang lagi-lagi memanggil Calvin, tapi itu bukan dirinya. Ia kenal suara itu, suara yang selalu ia benci sampai saat ini. Suara itu yang membuat ia merasakan sebuah pengkhianatan terbesar dan pertama dalam hidupnya yang penuh kejutan ini.

"Hey, Sayang." Lalu munculah orang yang selama ini Odi nanti, namun ia terlihat sangat asing. Calvin... terlihat berbeda.

"Udah latihannya?" cewek itu bertanya dengan suara manjanya.

[#1]: Ring The BellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang