Awan sudah menghitam sejak pagi hari, tetapi setetes airpun belum tiba membasahi ibu kota. Kegiatan sekolah berjalan seperti biasanya hari ini. Para murid tidak pernah kehilangan semangat untuk menambah alur indah mereka di masa putih abu-abunya.
SMA Garda Nusantara, salah satu sekolah swasta elite di pusat ibu kota. Kelas 3 IPA A, kelas unggulan yang pastinya berisi para jenius diantara murid-murid pintar lainnya.
Fabian Arshaka, pria jangkung itu belum bergerak sedikitpun dari tempat duduknya sejak tadi. Bel sudah berbunyi 10 menit yang lalu dan suasana riuh kelas sudah mulai sepi karena penghuninya memilih ke kantin sekolah untuk mengisi perut mereka.
"Vibes gua main character banget ini," ucap Fabian dalam hati. Tak salah memang, ia duduk di paling sudut kelas paling belakang dan dari balik jendela sebelahnya terlihat jelas pemadangan belakang sekolah mereka.
"Tapi kayaknya ada yang kurang. Apa ya?" Fabian mulai berpikir keras.
"Kurang pemeran ceweknya," sahut seseorang yang entah sejak kapan duduk di sebelahnya.
Fabian nyaris mengumpat. Ia hanya mengelus-elus dada melihat temannya yang memasang muka lempengnya. "Ngapain lo di kelas gua?" heran Fabian.
Daren menyerahkan beberapa komik pada Fabian membuat pria itu menatap heran. "Ngapain ngasih ke gua? Kemarin udah gua baca," ucap Fabian.
"Yang baca terakhir lo jadi pulangin ke perpustakaan," balas Daren santai.
"Lah yang pinjem elo," tolak Fabian secepatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
20/20 - Perfect
Teen FictionUntuk seorang Azara Shabila mendeskripsikan pria jangkung bernama lengkap Fabian Arshaka tentu tidak mudah. Ia sosok yang hangat walau terkadang cuek dengan lingkungan sekitarnya, ia ramah tetapi jangan harapkan untuk menegur duluan saat bertemu, se...