23.00

104 20 5
                                    


Halo,

Untuk siapapun yang menemukan surat ini, bolehkah aku meminta tolong?

Aku tidak yakin apakah surat ini akan ditemukan atau tidak tapi yang jelas, aku benar-benar butuh pertolongan.

Okay, sebelum kusebutkan apa permintaanku, izinkan aku untuk bercerita.

Namaku Bae Jinyoung, putra bungsu dari pasangan seorang profesor terkenal dan ahli kimia nomor 1 di negara ini. Kakak pertamaku, Bae Joohyun. Seorang dokter bedah terkenal yang hanya membedah pasien- pasien vip.

Kakak keduaku, Bae Suzy. Dia adalah seorang dokter hewan dan kerap kali ia mengajakku untuk bereksperimen atau mengobati hewan- hewan yang sakit. Sedangkan kakak ketigaku, Bae Jacob. Dari ketiga kakakku, aku paling dekat dengan kak Jacob. Mungkin karena kami sesama laki- laki.

Kak Jacob adalah laki- laki penyuka musik yang sejak kecil selalu bermimpi untuk menjadi pemusik yang disukai banyak orang. Namun lahir di keluarga yang kental dengan ilmu sains, membuat cita citanya ditentang keras oleh orangtuaku.

Berulang kali ayah menghancurkan alat musik dan ibu yang membakar kertas- kertas berisi lagu- lagu ciptaan kak Jacob. Sampai akhirnya kak Jacob tidak tahan lagi, ia memutuskan untuk pergi dari rumah untuk melanjutkan mimpinya.
Sebelum pergi ia sempat bilang padaku kalau kami tetap keluarganya, dan ia pergi untuk mewujudkan mimpinya dan membuktikan bahwa pemusik pun juga bisa sukses.

Karena kepergian kak Jacob, tinggalah aku sebagai satu- satunya anak laki- laki. Hal itu membuat orangtuaku berharap banyak padaku. Aku yang tadinya hanya sekadar melihat dan bermain- main dengan alat- alat gelas di lab, ikut disuruh turun tangan dalam percobaan dan penelitian.
Buku- buku kedokteran dan sains, tesis- tesis yang ditulis oleh para peneliti pun kulahap setiap hari.

Awalnya memang menyenangkan, namun setelah tuntutan dan beban yang kurasakan semakin berat, aku mulai lelah.
Aku dituntut sempurna dan tepat dalam setiap hal. Nilai sekolah yang harus sempurna, jadwal yang disusun agar aku tidak banyak bermain, dan pembelajaran yang harus kuikuti dengan profesor Choi teman ayah setiap hari Sabtu.
Hanya dihari Minggu, aku bisa bebas bermain. Tetapi tetap saja enam hari penuh otak dan tubuhku bekerja, dan aku hanya punya satu hari bebas.

Aku lelah.

Terkadang aku berharap kak Jacob datang dan membawaku pergi. Tapi nihil, aku sama sekali tidak mendengar kabar apapun tentangnya. Yang setelah kutelusuri, ayah dan ibu benar benar memutus kekeluargaan kami dengan kak Jacob. Kuharap, ia hidup dengan baik.

Dan untuk pertama kalinya aku memberanikan diri untuk protes dan menyuarakan rasa lelahku.
Dan untuk pertama kalinya juga, ibu dan ayah menamparku dan memarahiku. Aku mencoba melawan lagi sampai akhirnya ayah menyeretku ke gudang. Beliau mengambil tongkat golf dan mulai memukuliku.

Itu terus terjadi jika aku mulai membangkang. Bahkan untuk hal hal kecil seperti tertidur saat jam belajar, terlambat, dan salah dalam mengerjakan soal. Meskipun itu hanya satu.

Kau tau, disaat orang- orang memujiku anak pintar, anak berbakat, si jenius Bae, aku hanya memasang senyum palsu padahal aku muak. Aku hampir gila melihat buku buku tebal yang selalu tersaji di mejaku.

Aku iri dengan teman- teman yang hidup dengan sederhana dan bahagia tanpa dituntut untuk menjadi yang sempurna.

Dan akhirnya ide gila ini muncul. Aku mulai bereksperimen di laboratorium bawah tanah dengan anjing dan tikus sebagai objeknya. Puluhan percobaan gagal dan hanya ada satu yang berhasil.

✔24 Hours at Jinyoung's HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang