30. Supportive Friends

2.7K 598 63
                                    

Aku memasang earphone dan mengkilik tombol play pada lagu Adios - Hoody (ft. GRAY) di Spotify lalu melangkah ringan ke lobby sekolah.

Hari ini aku melihat banyak wajah baru.

Wajah-wajah siswa baru yang riang gembira karena sudah masuk ke Sekolah Menengah Atas bertebaran dimana-mana.

Aku yakin wajah bahagia itu banyak yang membayangkan betapa indahnya dunia SMA, masa-masa terindah sekolah, mencoba banyak hal baru termasuk teman dan....cinta.

Seberapa keras mencoba menampik untuk tidak membahas cinta dan mendahulukan sekolah, setiap jiwa menginginkan untuk merasakannya bukan?

Karena dulu aku pun memikirkannya saat pertama menginjakkan diri di sekolah ini.

Ah ternyata masa-masa itu sudah lama berlalu. Sekarang aku masuk kelas dua belas. Di sisa waktuku di sekolah ini masih kuhabiskan di kelas yang sama. Sekolahku tidak membuat sistem acak jika kenaikan kelas sebelas ke kelas dua belas. Hanya ada acakan ketika kelas sepuluh ke kelas sebelas karena penjurusan.

Lega sekali karena masih sekelas dengan Yeri, Doyeon, Yohan dan Changbin. Tapi bodohnya aku tidak tahu dimana kelasku.

Seminggu terakhir aku tidak masuk kelas karena masih di Singapore bersama Jihoon. Tidak begitu khawatir karena di minggu awal sekolah, absen tidak akan berlaku.

Tapi tolong jangan ditiru.

Langkahku kali ini ringan. Terlebih ditemani lagu dengan nada santai membuat langkahku semakin ringan. Namun aku tersentak kaget saat earphone sebelah kananku ditarik seseorang. Kepalaku menoleh cepat dan mendapati Yunho tersenyum cerah di sampingku. Senyum yang menular padaku pula.

"Pagi" Sapanya.

"Pagi"

"Long time no see. Apa kabar?"

Aku tersenyum, "Baik, kaya yang lo liat sekarang. Lo apa kabar?"

Yunho mengangguk, "Baik, tambah baik sekarang soalnya udah ketemu lo"

Aku terkekeh, "Alay lo"

"Serius, aneh nggak sih kalo gue kangen lo?"

"Nggak lah, bukannya wajar kalo kangen sama orang yang lama nggak ketemu?"

Dahi Yunho mengernyit, "Tumben nggak bales kepedean kaya 'gue emang ngangenin, No'" Katanya, aku tertawa.

"Tuh udah ketebak kan?"

Yunho menggeleng, "Nggak, jadi kaya bukan lo banget tau. Lo nggak baik-baik aja kan? You just pretend to be okay" Katanya.

Aku tersenyum dan menatap lurus ke depan, paham apa maksud lelaki ini. Aku tak membalas pertanyaan Yunho dan mengalihkan pada hal lain.

"Eh lo tau nggak sih kelas gue dimana?" Tanyaku.

Yunho menghela nafasnya, paham aku mengalihkan pembicaraan. "Makanya nggak usah sok-sokan bolos" Cibirnya, "Ayo, gue tau kelas lo" Katanya lalu mengajakku berbelok pada koridor kelas sepuluh.

Alisku berkerut samar, sepanjang jalan menuju kelas, terutama di koridor kelas sepuluh ini banyak yang memandang Yunho dengan tatapan yang tidak biasa, bahkan beberapa menahan napas. Ah aku ingat sesuatu.

"Lo pasti nambah fans pas promosi ekskul MOS kemaren ya?" Tanyaku.

Yunho menoleh, "Hm?"

Mataku mengerjap cepat, 'Sialan, padahal 'hm' doang kenapa gue deg-degan begini?'

Aku berdeham, "Dari tadi banyak bener yang mesam-mesem liatin lo"

Mata Yunho memicing, "Kenapa? Cemburu?"

My Way: Jung Wooyoung [UNDER CONSTRUCTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang