Selamat membaca ^^
[]
"Maksud kakak, aku harus menikahi Kaila begitu? Untuk memperkuat karierku?"
Arnan mengangguk santai. "Itu sudah jelas. Akan sangat menguntungkan."
"Tidak."
Sebelah alis Arnan terangkat, tertegun dengan jawaban Arsen yang tegas. "Apa maksud ucapanmu?" Arnan bertanya dingin.
"Aku tidak akan menikahi Kaila."
Arnan membasahi bibirnya, dia tidak menyangka Arsen akan memberikan jawaban itu. Dia sudah merencakan semua ini dengan sangat matang. Dengan berat hati, Arnan bergerak berdiri, dia berkecak pinggang dan mendengus. "Jangan gila kamu, Arsen! Bagaimana jika semua foto – foto itu tersebar? Itu akan menjadi bahan gosip yang membuatmu kewelahan."
"Gosip itu akan menghilang satu atau dua bulan. Jangan cemaskan apapun, Kak." Arsen menyingkirkan foto itu dari mejanya, kemudian memilih kembali melanjutkan pekerjaannya.
Arnan tersenyum getir melihat bagaimana santainya Arsen menanggapi hal ini. "Bagaimana kau bisa setenang ini?"
"Karena tidak ada yang terjadi antara aku dan Kaila."
"Lalu apa arti foto – foto itu?"
"Aku hanya bertemu dengannya. Tidak ada hal lain."
"Arsen!" teriak Arnan dia sudah dipenuhi dengan kemarahan akibat sikap adiknya yang tidak peduli. Sial!
Arsen meletakkan bolpoinnya dan mendongak, "Pergilah, Kak. Kau mengganggu pekerjaanku."
Kedua tangan Arnan mengepal kesal. Dia mendengus sebelum akhirnya keluar dari ruangan Arsen dengan menutup pintu sangat keras.
Arsen diam sejenak, kemudian membanting bolpoinnya dan bersandar pada sandaran kursi.
Kenapa jadi seperti ini? Arsen menoleh menatap foto yang berserakan itu dan menghela napas lelah.
Dia memang harus bertemu dengan Kaila...
Tanpa ragu, Arsen langsung menghubungi Jack. "Kau dimana?"
"Saya berada di luar, Pak. Apa ada sesuatu yang mendesak?"
"Kakakku baru saja datang kemari, dia membawa foto – fotoku bersama Kaila saat di Paris. Selidiki itu, Jack. Aku mau secepatnya.."
"Baik, Pak..."
[]
"Arsen menghubungimu?"
Jack menyimpan ponselnya kemudian menatap Arnan yang duduk di hadapannya. "Iya." Jawabnya.
Arnan mendengus, tertawa getir menertawakan kebodohan adiknya. Jelas, dia melakukan semua ini demi karir Arsen.
"Sebarkan foto itu, Jack!" perintah Arnan. "Kita lihat bagaimana Arsen menangani masalah itu."
"Pak Arnan..." ucap Jack ragu.
"Kau mau menentangku?" Arnan berdiri menutup jarak antara dirinya dan Jack. "Kau bekerja untuk Arsen, jika karirnya cemerlang, itu baik untukmu juga." Sebelah alis Arnan terangkat. "Lakukan!"
Jack mengangguk sebagai jawaban kemudian pergi meninggalkan Arnan. Jack tahu keputusan Arsen untuk mendatangi Kaila itu kesalahan, tapi dia bisa apa? Hanya dengan melihatnya saja, Jack tahu Arsen memiliki perasaan lebih pada Kaila, lalu kenapa Arsen memungkiri perasaannya sendiri? Apa karena karirnya? Atau apa karena Kaila adalah cucu dari orang nomor satu saat ini?
[]
Kaila mematikan mesin mobilnya, melepas sabuk pengaman lalu mengait tasnya keluar dari mobil. Dia mencengkeram erat tali tasnya berusaha menekan perasaan takutnya. Kaila tahu Jack adalah bawahan Arsen, tapi pria itu dengan lancangnya pasti menyelidikinya sampai – sampai mengetahui nomor ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Minister Falling In Love [Tamat]
Любовные романы[18+] Single... Masih Muda... Mapan... Tampan... Anak Pejabat... Dan sekarang menjabat sebagai menteri termuda... Hidupnya sempurna..... Itulah gambaran tentang kehidupan seorang Arsenio Akbar Candrakanta... Tapi, siapa yang tahu, di tengah kehidupa...