21 | Akhir Yang Manis

0 0 0
                                    

"Kalau bisa menang, kalah adalah jalan terakhir."

Masih ada jeda seperempat jam lagi sebelum partai perempat final itu terlaksana, di ruang ganti, Pak Alam bersua dengan kalimat-kalimatnya yang sama.

Pada lima sektor yang diperlombakan, seluruh perwakilan SMA Buntara masih bertahan sejauh ini. Sebentar saja, harapan itu meninggi tanpa diminta.

Kemudian, dengan beribu-ribu usaha, kalah dan menang akan selalu ada di setiap pertandingan.

Terlihat seperti laki-laki yang gampang berbaur dengan orang lain, nyatanya, lingkar pertemanan Reno hanya itu-itu saja. Teman kelas yang sedikit banyak baru Reno tahu namanya, tiga laki-laki yang menjadi teman berbagi Reno selama ini, dan beberapa orang yang hilir mudik memenuhi pikiran laki-laki itu. Reno senang mengamati seseorang.

Yudhananta, Reno baru tahu namanya saat Pak Alam meminta keduanya bergabung menjadi salah satu sumber kebanggaan. Untuk mereka sendiri, atau orang banyak.

Semangat dan teriakan mereka yang kencang, Reno tahu banyak harap yang dibebankan padanya, juga teman-temannya yang lain.

Bulir-bulir itu datang tanpa diminta oleh Reno, raketnya tercengkram tangannya yang kuat.

"Sans, Ren. Galau banget mukanya," Yudha berkelakar diakhiri wajahnya yang tersenyum manis.

Dalam hatinya, Reno mendengkus, beberapa kali kesempatan ia tahu, Yudha memang sangat ambisius menjadi atlet bulu tangkis, cita-citanya di masa mendatang adalah  menempati posisi satu dunia. Dalam lingkup yang besar atau kecil sekalipun, Yudha selalu berusaha keluar sebagai yang terbaik.

Niatnya sudah terpatri agar kemampuannya terasah kembali, untuk Reno? Alasannya mengikuti ekskul ini saja agar ia ada kerjaan, tubuhnya yang besar dan jangkung setidaknya bisa dipergunakan dengan baik.

Jika boleh ia sebut kejuaraan besar, mana bisa Reno tidak gugup? Ya Tuhan.

Sekejap kemudian, Reno dan Yudha bangkit. Pengeras suara yang langsung terhubung dengan kemeriahan penonton di dalam venue memberitahu kalau pertandingan akan segera dimulai.

Reno berdo'a sekali lagi, yang harus ia lakukan beberapa menit yang akan datang adalah berusaha semaksimal mungkin.

Pertandingan kali ini akan menjadi dampak besar untuk dua hari berikutnya.

Keringatnya menetes lebih banyak, Reno berusaha teramat keras dan serius. Untuk set pertama ini, Reno dan Yudha punya harapan yang lebih besar. Membungkam lawan dengan skor terpaut jauh membuat kepercayaan diri bertambah kali lipat.

Reno bangga, dengan hati dan perasaan Sherina sekarang kepadanya. Perempuan yang terlihat sangat cantik itu tersenyum, Reno mengartikannya sebagai isyarat memberi semangat.

Senyum itu tercipta saat ganda putra Reno dan Yudha membutuhkan satu point lagi untuk memastikan tempatnya di final.

Flick service adalah cara si pemuda mengakhiri pertandingan hari ini. Lawannya terkecoh, Yudha tersenyum senang ke arahnya.

Laki-laki itu pulang membawa kebahagiaan besar. Reno bersama rekannya berhasil memperpanjang napas mereka untuk tetap berada di kejuaraan ini.

Keinginan untuk membuat bangga, semua perwakilan SMA Buntara melakukannya tanpa cela.

*

Ish pengen nonton bulutangkis meskipun cuma lewat tipi, ish ish ish.

Terimakasih sudah membaca dan memberikan tanggapan baik!

— August 07

#1 Kompliziert (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang