Hari hari Gulf dalam mansion keluarga Suppasit berjalan dengan baik. Dokter Pha sudah kembali beberapa hari yang lalu dan mengatakan bahwa dia tidak menemukan apapun yang aneh dalam tubuh Gulf. Mew sendiri juga sudah memperlakukan Gulf layaknya manusia pada umumnya.
Hari itu pukul 7 pagi, Gulf baru saja menyelesaikan sarapannya saat perutnya terasa nyeri. Sakitnya dpaat dia tahan sehingga Gulf lebih memilih untuk beristirahat seharian itu. Dia sudah mulai mengkonsumsi vitamin yang diberikan oleh dokter pha sejak hari pertama dokter tersebut memberikan resep dan dosis pada Techno. Pelayan tersebut langsung menebus vitamin yang dimaksud dan mengatur seluruh jadwal konsumsi untuknya. Sejujurnya dia sudah merasa sedikit tidak enak badan sejak beberapa hari belakangan ini. Pernikahan yang awalnya akan diadakan minggu depan harus diundur hingga bulan depan akibat masalah mendadak yang mengharuskan tuan suppasit melakukan perjalanan cukup jauh.
Gulf membaringkan tubuhnya diatas kasur empuk miliknya. Perutnya semakin merasa nyeri sekarang dan dia benar benar tidak ingin bergerak sama sekali. Techno sudah siap disebelahnya, menunggu arahan dari sang tuan sambil menatap pangeran manis itu khawatir. Sejak kemarin dia sudah bersih keras meminta Gulf untuk menghubungi dokter pha, tapi pangeran itu trrus menolak dan mengatakan bahwa itu hanya masalah perut biasa dan akan segera hilang dalam waktu dekat. Sayangnya bukannya menghilang, sakit pada perutnya malah semakin parah tiap harinya.
"Tuan, biarkan saya memanggil dokter Ph. Saya juga bertsnggung jawab atas kesehatan anda, Tuan."
Dengan satu kalimat itu, Gulf akhirnya membiarkan Techno memanggil sang dokter tampan yang langsung sampai dalam beberapa jam. Keluarga Suppasit memang merupakan salah satu pasien utama sang dokter, mengingat fakta bahwa mereka adalah orang yang mensponsorinya dan istrinya (suami) yang merupakan salah satu saudara jauh keluarga Suppasit.
"Apa yang anda rasakan sekarang?" Dokter Pha menekan perut bagian bawah Gulf. Sang pangeran meringis saat Pha memberikan sedikit tekanan pada area tersebut, membuat dokter itu mengernyit heran.
"Maaf, apakah saya dapat melihat perut anda secara langsung?" Gulf mengangguk. Dia menyibak pakaian yang dia gunakan, mengekspose sedikit dari perut ratanya.
"Permisi." Sang dokter kembali menyentuh area bagian bawah perut sang pangeran dan memberikan tekanan pada bagian tersebut, membuat Gulf menggerang kesakitan. Reaksi ini membuat dokter Pha semakin mengernyit dalam. Sarung tangan yang sedari tadi dia gunakan sekarang dia lepas dan diletakkan diatas meja rias milik Gulf.
"Sejauh yang saya rasakan tidak ada hal aneh yang terjadi. Oleh karena itu saya akan menganjurkan scan dan pemeriksaan darah ulang untuk memastikan bahwa vitamin yang pangeran konsumsi bekerja dengan baik. Untuk sementara waktu saya akan berikan obat penahan sakit berdosis rendah untuk membantu tuan Gulf menahan rasa sakitnya." Techno mengangguk. Dokter Pha kembali menuliskan beberapa hal pada kertas resepnya dan menyodorkan kertsd tersebut. Dokter itu juga memberikan sebuah kertad kecil yang berisikan tujukan untuk melakukan scan.
"Saya akan mendampingi anda selama scan berlangsung untuk menghindari hal hal yang tidak diinginkan. Scan akan dilakukan besok pukul 3 sore. Saya akan datang pukul 1 siang."
"Terima kasih banyak, dokter Pha." Techno membungkukkan badan sembari membantu dokter Pha membereskan tas miliknya. Pelayan itu kemudian kembali mengantarkan dokter tersebut keluar, meninggalkan Gulf dikamar sendirian.
Pintu yang baru saja tertutup kembaki terbuk dalam beberapa detik. Wajah Mew adalah hal yang Gulf lihat saat dia mendongak sambil mengelus parutnya.
"Kau sakit?"
"A-aku tidak tahu."
"Kau terdengar sakit. Apa dokter itu memberikan obat aneh padamu?" Gulf menggeleng. Dokter Pha tidak akan melakukan hal itu. Mew menghela nafas. Dia sedang ada di kantornya saat sang ibu mengirim pesan mengenai keadaan Gulf sehingga membuatnya buru buru kembali ke mansion.
"Besok aku akan scan bukan? Aku akan menemanimu. Dokter itu tidak dapat dipercaya."
Keheningan kembali tercipta dalam ruangan itu. Mew terus menatap Gulf yang menundukkan kepalanya. Dia sudah tinggal di mansion ini selama beberapa hari, tapi Mew masih dapat melihat tulang tulang pada tubuh Gulf. Dia jadi berpikir apakah dia tidak memberi calon istrinya ini makanan yang layak?
"Akau kau lapar?"
"E-eh? T-tidak."
"Hentikan omonganmu yang terbata bata. Itu terdengar buruk."
"Ma-af."
Mew menghela nafas, dia salah bicara lagi. Dia berusaha untuk memperbaiki hubungannya dengan Gulf setelah dia menyadari tidak ada satu pun cara untuk menghentikan obsesi ibunya untuk menikahkan keduanya, tapi Gulf tampak selalu menjauhkan diri dan berusaha menutup diri. Membuat pekerjaan Mew menjadi dua kali lipat lebih menyulitkan dari seharusnya.
"Nanti malam bersia. Aku akan mengajakmu makan malam. Gunakan pakaian tebal karena udara malam masih terasa dingin." Gulf mendongak, wajah Mew yang menatapnya datar menjadi pemandangan untuknya. Setelah itu dia buru buru mengangguk dan kembali menunduk.
Mew menghela nafas dan berbalik, bersiap meninggalkan ruangan tersebut saat Techno membuka pintu kamar Gulf. Sang pelayan sedikit terbelalak saat melihat Mew yang berdiri tak jauh dari Gulf. Pemuda itu menunduk untuk memberi hormat kepada tuannya tersebut. Mew hanya mengangguk kecil sebelum berjalan mendekati Techno.
"Aku akan mengajak Gulf makan malam. Pastikan dia bersih dan tampak baik. Ibu ingin aku memperkenalkannya pada teman temanku." Techno mengangguk patuh. Mew kemudian berjalan keluar kamar sang calon.
"Tuan, apakah anda ingin beristirahat? Sepertinya malam ini anda akan terjaga cukup lama." Gulf mengangguk, setuju dengan usulan sang teman dekat—Gulf menganggap Techno sebagai teman dekatnya, dan meraih selimut hangat miliknya untuk membungkus tubuhnya. Sakit pada perutnya masih dapat dia rasakan, tapi tidak ada satu hal pun yang dapat menjauhkan dia dari kata tidur dan beristirahat.
Tbc.
Chapter ringan untuk kali ini. 500 reads?! Thank you guys TT
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken crown (MewGulf)
FanfictionMenceritakan kehidupan seorang pangeran tampan nan manis, Gulf kanawut yang selalu menjadi kesayangan rakyat dan kedua orang tuanya. Kehidupannya nyaris menyentuh kata sempurna dengan seluruh kekayaan, kepintaran dan kehormatan yang dia miliki hingg...