"Kumohon hentikan," pinta Clarissa sambil memeluk pria berjubah hitam yang sedang mencekik kakek tua pedagang kaki lima, kini cekikan di leher kakek itu perlahan melonggar dan terus melonggar sampai akhirnya kakek itu berlari dengan tertatih-tatih menjauhi Clarissa dan pria berjubah hitam itu.
Clarissa mendongak untuk melihat wajah pria yang ia peluk. Tampan! tetapi sorot matanya menatap Clarissa dengan tajam, bukannya takut Clarissa malah tersenyum manis lalu ia bersiap untuk melepaskan pelukannya.
"Sebentar saja," Clarissa terkejut saat pria itu memeluknya erat dengan wajah yang ditumpukan pada bahu miliknya.
Setelah 2 menit pria itu melepaskan pelukannya lalu menatap Clarissa dengan sangat intens, sampai-sampai Clarissa tak berani menatap bola mata merah tajam milik pria yang ada di hadapannya.
"Aaaaaaaa," suara teriakan wanita paruh baya membuat Clarissa mengalihkan perhatiannya, matanya melotot dikala melihat pria bertaring panjang sudah siap menghisap darah seorang bayi perempuan yang menangis dengan kencang.
Clarissa langsung berlari ke arah pria itu dengan maksud ingin merebut bayi itu, tetapi dengan secepat cahaya lelaki berjubah hitam langsung berada di depan Rissa dan membuat nya mau tak mau harus berhenti berlari.
"Bayi itu," ucap Clarissa tak sabar. Pria berjubah hitam hanya memandang Clarissa sekilas lalu melesat kencang ke arah pria yang sedang menggendong bayi itu.
"Hentikan," pria yang sudah siap menghisap darah bayi yang masih suci itu langsung menatap penuh hormat ke arah pria berjubah hitam yang baru saja tiba.
"Baik yang mulia," ucap lelaki yang menggendong bayi itu lalu menunduk penuh hormat, taring yang awalnya terlihat kini sudah lenyap entah kemana. Clarissa hanya menatap lega kepada pria berjubah hitam yang sekarang menghampirinya sambil menggendong bayi mungil itu.
Clarissa dengan cepat mengambil bayi itu dan menatap pria tak dikenalnya dengan was-was, kakinya kini melangkah ke arah wanita paruh baya yang masih menangis.
"Terimakasih nak," ucap wanita itu sambil menangis bahagia, Clarissa hanya mengangguk sambil tersenyum tulus.
Kini tubuhnya berbalik untuk melihat pria itu, ternyata dia masih setia berdiri sambil menatap Clarissa dengan tatapan datarnya. Perlahan tapi pasti langkah nya mendekat ke arah pria itu, ujung kemeja seragam sudah kusut akibat diremas dengan kuat oleh Clarissa, gadis itu takut melihat para vampire sudah berada di sisi kanan dan sisi kiri tubuh pria berjubah hitam.
"Mm-aku akan pulang permisi," pamit Clarissa lalu membalikan tubuhnya dan mengambil langkah cepat untuk segera sampai di jalan yang cukup besar dan ia bisa menaiki bus lalu pulang dengan selamat. Tetapi harapannya pupus ketika pria berjubah hitam itu sudah berada tepat di depan Clarissa.
"Ada apa?" tanya Clarissa dengan rasa takut yang sangat tinggi.
Pria itu tak menjawab dan hanya memberi kode agar dirinya segera menaiki bus, tanpa pikir panjang Clarissa langsung saja berlari dan memasuki bus dengan napas yang terengah-engah. Clarissa memilih kursi di dekat supir, ia bernapas lega saat melihat ke arah jalan tadi ternyata pria dan sekawan vampire itu sudah hilang entah kemana.
Clarissa membalikan tubuhnya dan berniat untuk mengambil earphone yang ada di dalam tasnya, matanya melotot terkejut saat melihat pria berjubah hitam itu sedang duduk di kursi paling belakang dengan ditemani dua lelaki yang tak kalah tampannya, hanya saja dua lelaki itu tak memakai jubah melainkan hanya memakai jas hitam dengan hiasan rumit berwarna emas. Buru-buru ia membalikan tubuhnya lagi untuk menetralkan degup jantung tak normal ini.
Bus ini hanya berisi 8 orang yang membuat suasannya sangat sepi, Clarissa dengan cepat memasangkan earphone nya dan berharap dirinya bisa tenang, dan untung saja ia bisa sedikit tenang. Se akan melupakan sosok 3 pria yang berada di kursi belakang bus, Clarissa kini bersenandung kecil mengikuti irama musik kesukaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU
VampireIndonesia sedang dilanda ke khawatiran level maksimal karena Vampire sudah menyebar luas di Negara ini, tak ada yang bisa menghentikan mereka termasuk para polisi atau tentara sekalipun, warga di Negara ini hanya bisa menghindar tanpa berani melawan...