Ada yang berusaha menahan tangis, menutup mulutnya agar isakannya tak sampai pada telinga mereka
Ada yang berusaha memendam, mengubur, menyembunyikan sepinya
Kemudian ia tertawa terlihat ramai namun nyaris terkaparDiujung jalan lorong malam ini
Kulihat bayang-bayang uluran tangan menghampiri
Berkata sangat lirih, lirih sekali
Hampir-hampir aku tak menyadari
Katanya "Ada yang tak akan usang dimakan waktu, ia-lah senyummu"Aku terdiam,
Menahan sesak di dada
Seperti dihujam belati Sampai mati rasa
Kau dimana; Aku menunggu
Rintik hujan beradu dengan sarayu
Butiran kristal bening lolos dipipikuGemercik air terdengar sedang bersedu sedan
Mengingat-ingat sebuah kenang yang lama
terpendam dalam angan
Dibacakannya sebuah mantra pereda rindu
Ada yang belum usang dimakan waktu
Aku; untukmu